PROVINSI BENGKULU – Mitigasi bencana merupakan segala upaya untuk mengurangi risiko bencana. Program mitigasi bencana di daerah dapat dilakukan melalui pembangunan secara fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Hal ini disampaikan Kepala BNPB RI Letjen TNI Doni Monardo usai Laksanakan Rapat Penanganan Covid -19 dan Mitigasi Bencana secara Hybrid (Tatap Muka dan Virtual Meeting) bersama Gubernur Bengkulu dan Wakil Gubernur Bengkulu beserta FKPD jajaran Pemprov Bengkulu, di Bengkulu, Jum’at (16/04).
Ditegaskan Kepala BNPB RI Doni Monardo, berdasarkan pembahasan bersama, Pemerintah daerah bersama komponen masyarakat terutama yang ada disepanjang bibir pantai bisa lebih siap dan waspada.
Tidak hanya tergantung dengan teknologi semata, karena ketika ada bencana bisa jadi teknologi tidak berfungsi.
“Jadi kearifan lokal dibangun, contohnya menempatkan kaleng bekas di kamar, ketika ada gempa kaleng ini menjadi alarm, sehingga masyarakat bisa cepat melakukan evakuasi. Dan ini yang harus kita bangun, mitigasi kesiapsiagaan terhadap bencana sebagaimana yang selalu disampaikan presiden supaya jangan terlambat,” jelas Letjen TNI Doni Munardo.
Gubernur Rohidin Mersyah mengatakan, terkait dengan mitigasi bencana, menjadi informasi penting bagi masyarakat Bengkulu agar selalu waspada.
“Termasuk menimbulkan bentuk-bentuk kearifan lokal yang bisa kilakukan secara bersama-sama. Saya kira penanaman pohon juga menjadi hal penting,” ungkapnya.
Sementara itu, data BNPB RI menyebutkan, atas masalah bencana alam, ada potensi bencana yang harus diwaspadai masyarakat Bengkulu dan sekitarnya. Hal ini terkait pertemuan subduksi antara benua Australia dan Eurasia di wilayah segmen Enggano yang berpotensi gempa dan tsunami.
Penulis : zul