Oleh : Saby Kosay
Editor : Ida Bastian
Keberadaan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua hanya mengganggu kedamaian di Papua. Masyarakat mendukung TNI/Polri agar tidak ragu menangkap kelompok tersebut agar stabilitas keamanan di Papua dapat terus terjaga.
Papua selama ini dikenal dengan keelokan alamnya, seperti di Puncak Gunung Jayawijaya atau di Raja Ampat. Namun sayangnya Papua juga lekat dengan image yang kurang bagus karena ada kelompok pemberontak alias KST (kelompok separatis dan teroris). Mereka merupakan kaki-tangan OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang ingin membelot dan membentuk negara sendiri.
Seorang anggota KST berinisial LM ditangkap polisi tanggal 25 Mei 2022 di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, karena akan menembak seorang polisi yang sedang berjaga. Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri, menyatakan bahwa LM datang dan mengokang senjatanya tak jauh dari petugas yang sedang berjaga. Peristiwa ini terjadi saat ada tradisi pesta rakyat bakar batu.
Irjen Mathius melanjutkan, polisi yang akan ditembak mendengar suara kokangan senjata lalu menyelamatkan diri. Ia kemudian melapor ke polisi lain lalu dilakukan pengejaran sampai LM ditangkap. Sementara itu, LM sudah dimasukkan ke sel tahanan di Polres Puncak. Warga Papua khususnya di seputar Ilaga diharap lebih waspada karena takut ada serangan KST lagi.
Selama ini KST memang meresahkan karena mereka tak hanya menyerang warga sipil tetapi juga aparat keamanan. Padahal sang aparat sudah jelas sedang berjaga demi keselamatan rakyat Papua. Namun malah dijadikan sasaran tembak. Aparat dianggap sebagai representasi dari pemerintah sehingga jadi sasaran serangan KST.
Peristiwa penyerangan tak hanya kali ini tetapi sudah berkali-kali, dan yang dijadikan sasaran tembak bukan hanya polisi tapi juga prajurit TNI. Oleh karena itu pengejaran terhadap KST makin dimasifkan karena mereka menyerang aparat. Padahal aparat adalah sahabat rakyat.
KST memang pantas ditangkap agar tidak lagi menyerang, baik aparat maupun rakyat. Penyebabnya karena jika mereka dibiarkan saja malah semakin sombong dan menjadi-jadi. Penangkapan KST juga didukung oleh warga Papua karena selama ini mereka juga merasa terganggu dengan keberadaan kelompok pemberontak itu.
Masyarakat juga dapat membantu dengan menjadi informan ketika ada anggota KST yang menyamar atau meminta bantuan. Mereka juga tidak mau membantu atau menyembunyikan karena sudah lelah dengan KST. Kelompok pemberontak itu dianggap mengotori nama Papua padahal masih banyak sisi positif yang bisa ditonjolkan dari Bumi Cendrawasih.
KST berkeliaran tak hanya di dunia nyata tetapi juga di dunia maya karena beberapa kali mereka mengupload foto, video, dan status di sosial media. Padahal cara ini berbahaya bagi mereka karena bisa dilacak di mana statusnya diunggah. Aparat bekerja sama dengan ahli IT sehingga bisa menemukan posisi KST lalu dilakukan penangkapan besar-besaran. Penangkapan wajib dilakukan agar tidak ada lagi yang jadi korban.
KST merupakan kelompok pemberontak yang mengganggu karena tak hanya mengancam keselamatan rakyat Papua tetapi juga aparat keamanan. Oleh sebab itu, penangkapan KST amat didukung oleh orang asli Papua agar mereka tak lagi mengganggu ketentraman.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta