Editor : Ida Bastian
Kunjungan yang dilakukan secara langsung oleh Presiden Jokowi ke negara-negara di Asia Timur sangat penting untuk dilakukan lantaran memiliki misi besar demi bisa menciptakan sebuah terobosan bagi perekonomian dunia sehingga mampu melawan seluruh ancaman inflasi dan resesi yang saat ini semakin mengancam.
Saat ini kondisi perekonomian dunia sedang tidak baik-baik saja. Bukan hanya lantaran adanya pandemi COVID-19 yang kembali merebak di beberapa negara, namun juga hal tersebut adalah lantaran sebuah dampak panjang dari konflik Rusia dan Ukraina sehingga beberapa komoditas yang seharusnya bisa dengan lancar didistribusikan menjadi terhambat. Maka alhasil, terjadi kelangkaan pasokan dan membuat harganya menjadi melambung naik, ancaman stagflasi, inflasi, resesi dan juga krisis pun semakin menghantui.
Dengan kondisi yang serba sulit seperti itu memang dibutuhkan suatu terobosan baru dalam menanganinya. Salah satu terobosan ternyata dilaksanakan oleh Presiden RI, Joko Widodo sembari rencananya untuk berkunjung ke beberapa negara di Asia Timur seperti China, Jepang dan Korea Selatan.
Selain memang untuk lebih memperkuat lagi posisi sebagai Presidensi dalam Kongres Tingkat Tinggi (KTT) G20, namun Prof. Hikmahanto Juwana selaku Pakar Hukum Internasional Universitas Indonesia mengatakan bahwa kunjungan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi ke negara-negara di Asia Timur itu memang menjadi langkah yang sangatlah jitu demi bisa membuat sebuah terobosan untuk perekonomian dunia yang kini tengah dilanda serba kesulitan.
Proposal mengenai terobosan akan perekonomian dunia itu, nantinya akan langsung ditunjukkan dalam acara puncak KTT G20. Bukan tanpa alasan Indonesia menjadi negara yang sangat aktif dalam mengusung semangat terobosan ekonomi dunia ini, pasalnya Indonesia sendiri merupakan salah satu negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara sehingga memang tidak bisa dipungkiri lagi pasti memiliki tanggung jawab cukup besar untuk terus meningkatkan kontribusinya dalam kestabilan dan kemakmuran, termasuk juga perdamaian di kawasan Asia-Pasifik.
Sebagai salah satu negara yang juga menjadi non-blok serta memang sudah menjadi cita-cita para pendiri Bangsa bahkan juga termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, maka giat untuk terus menjalin perdamaian bahkan menjadi negara yang akan terus menjembatani solidaritas antar negara lainnya terus dilakukan oleh Indonesia, terutama dalam kondisi yang serba genting seperti sekarang ini.
Lebih lanjut, Pakar Hukum Internasional Universitas Indonesia tersebut juga menilai bahwa tindakan yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo untuk mengunjungi China, Jepang dan juga Korea Selatan adalah sebuah tindakan yang sangatlah tepat, bukan hanya demi bisa menjalin kerja sama yang nantinya bisa saling menguntungkan secara bilateral, namun juga dalam rangka melanjutkan misi perdamaian yang beliau bawa demi konflik Rusia dan Ukraina segera berakhir terutama kepada ketiga pemmpin negara Asia Timur yang didatangi tersebut.
Prof. Hikmahanto juga melihat bahwa kunjungan yang dilaksanakan Presiden RI ketujuh itu juga demi bisa memastikan kehadiran ketiga negara Asia Timur tersebut dalam puncak acara KTT G20 yang rncananya akan diselenggarakan langsung pada November 2022 mendatang di Bali.
Sementara itu, Retno marsudi selaku Menteri Luar Negeri RI menyatakan bahwa memang fokus utama yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dengan kunjungannya ke China, Jepang dan Korea Selatan adalah untuk membahas strategi penguatan kerja sama ekonomi, perdagangan dan juga pada sektor investasi. Perlu diketahui bahwa China sendiri sejauh ini memang merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia lantaran pada tahun 2021 saja, mereka sudah memiliki nilai total perdagangan hingga sebesar 110 miliar US Dollar dengan nilai investasi hingga 3,2 miliar US Dollar. Kemudian untuk Jepang sendiri pada tahun lalu memiliki nilai perdagangan mencapai lebih dari 32 miliar US Dollar dan investasinya hingga 2,26 miliar US Dollar dan Korea Selatan pun tidak kalah, lantaran sudah ada nilai perdagangan 18,41 miliar US Dollar dengan investasi 1,64 miliar US Dollar.
Menlu Retno menambahkan bahwa bukan hanya sekedar masalah ekonomi dan perdagangan saja yang akan dibahas oleh Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke negara Asia Timur tersebut, namun beliau juga akan memperbincangkan mengenai bagaimana perkembangan terakhir dari beberapa isu kawasan serta isu internasional karena posisi dari ketiga negara itu memang sangatlah penting di ASEAN sendiri.
Terdapat fakta unik lain di balik kunjungan kerja yang dilakukan oleh Presiden Jokowi ke China, karena melakukan pertemuan secara langsung dengan Perdana Menteri Li Keqiang dan juga Presiden Xi Jinping. Fakta tersebut adalah ternyata Jokowi adalah pemimpin asing pertama yang akan diterima secara langsung oleh Xi Jinping datang ke negaranya selama masa pandemi COVID-19 ini di luar sebuah ajang Olimpiade musim dingin yang memang telah diselenggarakan pada awal tahun lalu.
Kemudian setelah berkunjung ke China, maka perjalanan dilanjutkan untuk bertemu dengan Perdana Menteri Fumio Kishida di Tokyo, Jepang beserta beberapa kalangan pebisnis di Negeri Sakura itu, serta keesokan harinya Presiden Jokowi akan langsung kembali bertolak ke Korea Selatan untuk juga bertemu dengan pimpinan negara itu.
Dengan adanya segenap permasalahan pelik yang belakangan ini terjadi, mulai dari konflik berkepanjangan Rusia dan Ukraina hingga dampaknya terus dirasakan sampai sektor perekonomian dunia pun ikut terguncang, tentunya Indonesia sebagai Presidensi KTT G20 tidak bisa tinggal diam. Maka dari itu Presiden Joko Widodo langsung bertindak cepat dengan merencanakan agenda pertemuan dengan tiga negara Asia Timur demi membahas terobosan bagi perekonomian dunia yang sekarang sedang terus digempur sentimen negatif hingga ancaman inflasi serta resesi.