Oleh : Dian Ahadi
Editor : Ida Bastian
Presiden Indonesia Jokowi mengabarkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui untuk membuka kembali kran ekspor gandum yang sebelumnya sempat tersumbat. Keberhasilan diplomasi ini patut untuk mendapat apresiasi luas sebagai cermin kepemimpinan Indonesia yang diakui di level internasional.
Di tengah terjadinya konflik yang tak kunjung usai antara Rusia dan Ukraina, Presiden Joko Widodo selaku Presiden Indonesia justru langsung menjadwalkan pertemuan dengan pimpinan kedua negara tersebut. Belakangan rencana itu bukanlah hanya isapan jempol semata, Jokowi berhasil bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin pada hari Kamis (30/6) kemarin.
Pada pertemuan tersebut, kedua pimpinan negara ini membicarakan banyak hal, salah satunya adalah mengenai upaya untuk bisa menangani ancaman krisis pangan global yang tengah menghantui sebagai dampak dari konflik Rusia-Ukraina. Pembahasan mengenai pembukaan jalur laut untuk melakukan aktivitas ekspor gandum Ukraina ternyata disetujui oleh Presiden Putin.
Bukan hanya sekedar menyetujui pembukaan jalur laut saja, namun sebagaimana konferensi pers yang dilakukan oleh Presiden Jokowi di Kremlin, beliau menyampaikan bahwa Putin ternyata juga akan memberikan jaminan keamanan untuk pasokan makanan serta pupuk bisa diekspor dari wilayah Ukraina maupun Rusia sendiri.
Langkah yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk menjamin ketersediaan rantai pasokan komoditas adalah dengan menyatukan hasil ekspor makanan serta pupuk dari kedua negara yang sedang berselisih yakni Rusia dan Ukraina ke dalam satu rantai pasokan global, termasuk juga Jokowi akan membuka sebuah rute laut untuk kepentingan pengiriman biji-bijian dari Ukraina.
Ide tersebut dicetuskan pertama oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan juga dilaporkan telah mengadakan pembicaraan langsung kepada kedua negara serta berbicara dengan Turki untuk segera bisa mengeksekusi ide itu. Namun sejauh ini Presiden RI ke-7 yang langsung mengambil tindakan dengan cepat dan bekerja secara nyata.
Presiden Jokowi juga menambahkan kalau makanan dan juga pupuk merupakan hal yang sangat esensial di era ancaman inflasi seperti sekarang karena menyangkut masalah kemanusiaan dan melibatkan dampak kepada ratusan juta orang lainnya yang pasokan makanannya terganggu, terlebih mereka yang hidup di negara berkembang padahal sama sekali tidak ada kaitan dengan konflik.
Sebagaimana dikabarkan Nikei Asia, Putin langsung menanggapi permintaan yang dikeluarkan oleh Presiden Indonesia mengenai pemenuhan bahan makanan serta pupuk tersebut. Putin mengatakan bahwa negaranya akan siap dengan sepenuhnya memenuhi permintaan terkait produksi pertanian yang diajukan oleh Indonesia termasuk pemenuhan nitrogen, fosfat, pupuk kalium dan bahan baku produksi lainnya.
Presiden Joko Widodo sendiri juga sudah menegaskan bahwa pasokan makanan dan pupuk dunia sedang benar-benar terganggu dan berdampak pada 2 miliar orang di negara berkembang yang akan terancam mengalami krisis. Maka dari itu beliau mendesak seluruh anggota G-7 untuk bisa bersuara agar bahan makanan dan pupuk tidak dilibatkan dalam persoalan konflik antara Rusia dan Ukraina supaya berjalannya keseimbangan pasokan dunia tetap terjaga.
Diketahui sebelumnya, selama terjadi konflik berkepanjangan tersebut, Rusia melakukan blokade pada Laut Hitam untuk membatasi dan bahkan mencegah adanya arus ekspor dari Ukraina dengan tujuan menghambat pertumbuhan ekonomi negara tersebut akibatnya, ekspor gandum langsung terganggu di dunia.
Pasca pertemuan itu, militer Rusia terlihat keluar dari wilayah Laut Hitam yang sebelumnya sempat diblokade dan mengaku bahwa hal tersebut merupakan isyarat niat baik yang telah mereka lakukan, meski di sisi lain ada klaim dari Ukraina bahwa militer itu meninggalkan blokade mereka karena berhasil diusir dengan bom artileri.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sendiri juga turut memberikan apresiasi pada tindakan berani pemimpin Indonesia tersebut karena sebagai negara Asia pertama yang berani melakukan kunjungan di tengah konflik Rusia-Ukraina. Selain itu posisi Indonesia di Internasional sendiri sangat tinggi lantaran sebagai presidensi G-20 dan terus mendorong perdamaian dunia.
Keberhasilan yang telah diupayakan oleh Presiden Jokowi dengan mendatangi secara langsung kedua negara konflik dan mampu untuk membujuk Vladimir Putin berubah pikiran merupakan bukti konkret kesuksesan diplomasi internasional Indonesia. Kedatangan Presiden Jokowi tersebut diharapkan mampu mengakhiri konflik antara kedua negara yang berseteru, ancaman krisis pangan global dapat dihindari.
)* Penulis adalah pengamat hubungan internasional