Oleh : Yogi Prasetya
Editor : Ida Bastian
Misi damai yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dengan berkunjung ke Rusia dan Ukraina termasuk menyelamatkan dunia dari ancaman berbagai krisis telah membuahkan hasil dengan adanya jaminan ekspor pangan. Seluruh warga patut bangga dan mengapresiasi keberanian serta langkah jenius tersebut.
Misi diplomasi luar negeri yang dibawa langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo ternyata mengalami sebuah kesuksesan yang sangat besar. Pasalnya pasca beliau berkunjung langsung dan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, akhirnya jalur pangan yang selama ini diblokade oleh para militer Rusia dari Laut Hitam berhasil dibuka sehingga stok pengiriman gandum tidak perlu dirisaukan lagi oleh dunia.
Hal tersebut tentunya bukan hanya merupakan kabar baik bagi Tanah Air, namun juga bagi seluruh negara, khususnya mereka negara berkembang yang terkena dampak dari konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina sehingga terancam krisis pangan serta terjadi inflasi hingga ancaman resesi perekonomian global.
Memang sungguh luar biasa, kemauan dan taktik yang dilakukan oleh Presiden Jokowi selaku presidensi KTT G-20, karena beliau dengan sangat jeli bisa memanfaatkan momentum undangan KTT G-7 yang diselenggarakan di Jerman dengan sangat baik. Undangan untuk melakukan kunjungan ke luar negeri tersebut lantas tidak hanya sekedar digunakan dalam rangka menghadiri G-7 saja, melainkan mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga langsung menggunakan kesempatan emas itu untuk bisa mendamaikan negara yang sedang berkonflik, yakni Rusia-Ukraina.
Tidak tanggung-tanggung, bukan hanya sekedar dengan mengirimkan delegasinya saja, namun bahkan Presiden Jokowi datang secara langsung untuk bisa bertemu dengan Presiden Rusia Putin, sekaligus juga berkunjung langsung untuk bertemu Presiden Ukraina, Volodomyr Zelensky.
Tindakan dan keberanian yang dimiliki oleh Presiden RI ke-7 tersebut banyak sekali disorot di mata dunia, karena menjadi pimpinan Asia pertama yang berani datang langsung ke kedua negara yang sedang berkonflik demi misi mewujudkan perdamaian dunia, hal ini juga sesuai dengan amanat konstitusi dan sesuai dengan cita-cita para pendiri Bangsa sejak jaman dulu.
Sejauh ini, hasil nyata sudah bisa dirasakan setelah Presiden Jokowi berkunjung ke kedua negara tersebut, yaitu adanya jaminan keamanan jalur ekspor pangan yang memang sudah disepakati oleh Putin sendiri.
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto menyatakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh Presiden RI ini bukanlah sebuah hal yang tiba-tiba dan tanpa persiapan matang sama sekali. Justru itu semua merupakan rangkaian dari proses panjang dan telah dipikirkan sejak lama, yakni sejak akhir Februari 2022 saat Rusia pertama kali melakukan serangan kepada Ukraina.
Indonesia selaku presidensi KTT G-20 mendatang, menyadari bahwa hal tersebut akan berdampak besar, utamanya karena memang Rusia sendiri merupakan salah satu negara anggota G-20. Utamanya Pemerintah sendiri melakukan analisa kalau nanti kemungkinan besar dengan serangan yang dilakukan itu akan menimbulkan adanya inflasi global, krisis pangan hingga krisis energi.
Selain itu, Indonesia berusaha untuk menunjukkan bahwa Bangsa ini merupakan negara yang kuat sehingga tidak menggubris adanya hasutan negara lain supaya tidak mengundang Rusia dalam gelaran KTT G-20 nanti. Justru Presiden Jokowi sangat ingin supaya semua anggota G-20 bisa hadir termasuk Rusia sekalipun. Maka dari itu setidaknya jika telah ada berbagai upaya penanganan konflik, maka kondisi akan menjadi jauh lebih baik.
Kemudian Gubernur Lemhannas menambahkan bahwa langkah yang diambil oleh Presiden Jokowi sendiri juga sudah mempertimbangkan berbagai macam hal, termasuk juga terdapat analisa yang telah dilakukan bersama dengan pihak pertahanan dan militer yang berpendapat bahwa akan ada ekskalasi perang apabila sudah memasuki musim panas mendatang.
Sementara itu, mantan Diplomat Indonesia P.L.E Priatna juga turut memberikan apresiasi sangat tinggi kepada Bapak Presiden Joko Widodo bersama dengan seluruh tim yang telah mempersiapkan kunjungan luar negeri tersebut. Menurutnya akar yang menyebabkan Rusia dengan Ukraina terjadi konflik adalah karena terdapat defisit kepercayaan antara kedua negara tersebut.
Presiden RI mampu untuk menangkap sebuah momentum berjalannya KTT G-7 dengan sekaligus melakukan kunjungan ke kedua negara yang sedang berkonflik. Sehingga tentu, utamanya bagi Ukraina sendiri hal tersebut merupakan sebuah hal yang patut untuk dibanggakan, apalagi termasuk dengan segala risiko serta konsekuensi untuk terbang ke sana.
Presiden Ukraina, Zelensky menyatakan bahwa posisi Indonesia di mata Internasional sangatlah tinggi, sehingga bisa ditafsirkan merupakan penghargaan besar yang patut untuk dibanggakan oleh Tanah Air. Meski begitu, menurut Priatna hal yang sudah ditempuh oleh Indonesia ini bukanlah merupakan hal yang final, melainkan justru sebagai awalan pembuka bagi resolusi konflik demi segera terciptanya perdamaian dunia.
Semangat perdamaian yang terus digelorakan oleh Indonesia mampu untuk membuktikan bahwa sebenarnya negara ini memiliki posisi yang sangat tinggi dan terhormat di mata dunia. Kejelian yang dimiliki oleh Presiden Jokowi sendiri dalam memanfaatkan momentum, serta perencanaan yang matang menjadi hal yang patut diapresiasi setinggi-tingginya, sehingga diplomasi luar negeri yang dilakukan mengalami sebuah kesuksesan yang besar.
)* Penulis adalah pengamat hubungan internasiona