Oleh : Alfisyah Dianasari
Editor : Ida Bastian
Kasus Covid-19 di Indonesia belum berakhir, hal ini tentu saja membuat pemerintah pusat hingga pemerintah daerah mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Demak dan wilayahnya yang berbatasan dengan Kabupaten Kudus agar menyiapkan berbagai tindakan antisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
Tiga hal yang harus disiapkan Pemkab Demak, yaitu isolasi terpusat, penambahan tempat tidur dan pelibatan seluruh komponen masyarakat dalam penanganan Covid-19.
Menurutnya, skenario terburuk yang bisa terjadi adalah lonjakan kasus Covid-19 dan Pemkab Demak mengalami kesulitan sehingga Pemprov Jateng bisa mengintervensi dan menjemput pasien untuk dibawa ke isolasi terpusat.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga menyiapkan tempat karantina untuk menangani lonjakan jumlah kasus Covid-19 yang terjadi di beberapa daerah.
Saat mengunjungi fasilitas kamar karantina di STIE Bank Jateng di Semarang, Ganjar mengatakan ini ruangan yang dipersiapkan dulu pada saat Covid-19 muncul, tempatnya bagus dan belum pernah dipakai.
Di lokasi tersebut, Ganjar memeriksa satu per satu bilik dan tempat tidur isolasi, serta fasilitas seperti perlengkapan alat pelindung diri bagi tenaga medis yang akan bertugas.
Ganjar mengatakan, tempat tersebut sudah siap untuk digunakan sebagao tempat isolasi terpusat dalam menangani kasus Covid-19.
Rencananya, tempat karantina yang belum digunakan tersebut akan dimanfaatkan untuk mengisolasi pasien Covid-19 dari Kabupaten Kudus dan sekitarnya.
Gubernur Ganjar pun kemudian meminta kepada pemerintah kabupaten/kota lainnya untuk terus bergotong royong membantu penanganan Covid-19.
Selain itu Ganjar juga meminta kepada rumah sakit (RS) bersiaga untuk mengantisipasi lonjakan kasus virus corona atau Covid-19 pasca libur lebaran.
Dirinya juga menjelaskan langkah antisipasi penyebaran Covid-19 saat libur lebaran sudah dilakukan salah satunya menutup tempat wisata. Total ada 178 destinasi wisata di Jawa Tengah yang ditutup agar tidak ada kerumunan wisatawan.
Selain itu, Ganjar juga mengusulkan bahwa pintu masuk Indonesia diperketat dengan mengantisipasi sebaran varian baru virus corona B117. Dimana terdapat 2 orang warga Karawang yang dikabarkan telah tertular virus tersebut.
Menurutnya, pencegahan varian baru virus corona terebut dapat dilakukan di pintu masuk wilayah Indonesia. Kalau perlu pintu-pintu masuk ke Indonesia diperketat.
Di tempat berbeda, Kabupaten Kudus merupakan salah satu daerah yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 pasca lebaran, hal tersebut disebabkan oleh banyaknya keluarga dan tetangga yang melakukan anjangsana pada keluarga dan tetangga tanpa mengindahkan protokol kesehatan, kenaikan kasus tersebut juga disuplai oleh jumlah pengunjung tempat wisata yang meingkat dan ziarah kubur yang tidak terbendung.
Menanggapi hal tersebut, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi menyatakan kesiapannya dalam memberikan bantuan kepada forum koordinasi pimpinan daerah (forkompinda) Kabupaten Kudus dalam rangka penanganan kasus Covid-19, yang saat ini kasusnya melonjak hingga 806 kasus aktif Covid-19.
Ia mengatakan bahwa keselamatan rakyat merupakan hukum yang tertinggi, sehingga forkopimda Kudus diminta untuk tidak ragu dalam melakukan tugas-tugas untuk mencegah penularan Covid-19 semakin luas.
Kapolda juga menghimbau kepada warga yang dinyatakan positif untuk melakukan isolasi mandiri dan menjaga kesehatan diri sendiri dan tidak keluyuran. Petugas posko PPKM Mikro juga harus mengawasi dan setiap dua kali dalam seharai dicek kondisi kesehatan, makan minumnya, obat-obatan dan vitamin.
Sementara itu, Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan kasus Corona di Kudus masih tinggi. Menurutnya kenaikan angka baru dalam sehari karena ada tumpukan hasil tes swab di rumah sakit.
Hartopo menargetkan, dalam dua pekan ke depan, kasus Covid-19 harus mulai menurun. Ia juga menuturkan bahwa kapasitas rumah sakit bagi pasien Covid-19 masih aman dengan keterisian mencapai 60 persen.
Dirinya mengaku bahwa lonjakan tersebut tak lepas dari kebiasaan masyarakat di Kudus pasca lebaran. Terutama dengan adanya kegiatan kunjungan kepada sanak saudara. Meski demikian Hartopo mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan pengetatan demi menekan laju lonjakan Covid-19.
Antisipasi terhadap kemungkinan lonjakan kasus Covid tentu harus dilaksanakan, apalagi sangat sulit menghentikan mobilisasi masyarakat yang memiliki tradisi berkunjung dan berziarah.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Depok