Oleh : Moses Waker
Editor : Ida Bastian
Pemerintah pusat dan Papua Barat terus berupaya maksimal dalam melaksanakan acara Woman of Twenty (W20), sebuah side event Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20). Dengan adanya pelaksanaan rangkaian KTT G20 tersebut, Papua Barat dan Papua akan semakin dikenal di level internasional.
Saat Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 maka serta merta acara W20 juga diselenggarakan di negeri ini. Penunjukan Papua Barat jadi tuan rumah W20 adalah sebuah surprise karena dipercaya jadi penyelenggara forum internasional. Tak heran panitia dan pemerintah memaksimalkan pelaksanaannya agar berjalan tanpa kendala.
Ketua Umum Cendekiawan Perempuan Papua dr. Rosaline Irene Rumaseuw, M.Kes menyatakan bahwa pemerintah provinsi Papua Barat sudah sangat siap menjamu para tamu peserta KTT W20. Dokter Rosaline meninjau langsung ke Manokwari dan melihat fasilitasnya, lalu mengacungkan jempol tanda memuji.
Panitia W20 sudah berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah terkait. Mereka juga mendukung dan ingin mensukseskan ajang W20. Bahkan mereka juga sudah beraudensi dengan Gubernur Papua Barat, drs Dominggus Mandacan, M.Si. Sang gubernur juga tentu menyatakan dukungannya.
Dalam artian, forum ini di-support penuh oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah Papua Barat hingga organisasi perangkat terkait. Jika ada kolaborasi maka dipastikan acara ini akan sukses besar, karena semuanya bertekad untuk menyajikan yang terbaik. Khususnya karena para tamu adalah ibu-ibu negara anggota G20 sehingga acara dipastikan harus bertaraf internasional.
Apalagi forum W20 tahun 2022 diselenggarakan di tengah pandemi sehingga pihak dari tenaga kesehatan dan tim satgas penanganan Covid juga mendukung agar acara ini terselenggara tanpa takut akan penularan Corona. Semua tamu yang hadir sudah dites swab dan dipastikan negatif Covid dan saat acara berlangsung wajib pakai masker dan menjaga jarak antar peserta.
Dukungan dari pemerintah provinsi dan organisasi perangkat terkait juga pasti disupport oleh aparat keamanan. Faktor keamanan amat penting karena jangan sampai acara ini dikacaukan oleh serangan panah atau lontaran pelor dari kelompok separatis dan teroris (KST). Mereka bisa saja membuat ulah dengan sengaja untuk menarik perhatian publik, dalam artian ingin diliput juga agar terlihat eksistensinya.
Selain itu, ada pula dukungan dari Kementrian Komunikasi dan Informatika berupa jaringan telepon dan internet. Sehingga dipastikan di Manokwari dan sekitarnya tidak ada blank spot yang bisa mengganggu kelancaran acara. Sedangkan di daerah lain di Papua Barat juga diperkuat akses internetnya.
Blank spot wajib dihindari karena bisa jadi acara ini terselenggara secara hybird alias setengahnya online dan sisanya secara langsung, karena faktor pandemi sehingga ada peserta yang tak bisa datang karena kasus Corona di sana masih tinggi.
Persiapan W20 harus dengan matang karena ini adalah event internasional. Jangan sampai persiapannya kurang matang sehingga akan membuat acara tidak terselenggara secara maksimal. Semua panitia dan perwakilan dari pemerintah daerah berusaha keras untuk mensukseskan W20.
Dalam W20 akan dibahas tentang pemberdayaan perempuan, khususnya disabilitas dan perempuan pedesaan. Mereka juga harus ikut maju dan mendapatkan hak yang sama seperti perempuan kota, sehingga ada azas keadilan. Selain itu dipastikan ada potensi ekspor karena perwakilan Indonesia bisa mempromosikan hasil bumi Papua kepada peserta W20 lain.
Pelaksanaan W20 harus dilakukan dengan maksimal karena ini adalah event internasional, sehingga segala sesuatu harus dipersiapkan dengan matang sampai sekecil-kecilnya. Ajang W20 menjadi bukti bahwa Papua Barat mampu jadi tuan rumah yang baik. Oleh karena itu panitia dan pemerintah daerah serta organisasi perangkat terkait selalu berkoordinasi demi kelancaran acara ini.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Surabaya