Oleh : Lisa Pamungkas
Editor : Ida Bastian
Pemerintah telah memperbolehkan masyarakat untuk mudik Lebaran, seiring melandainya kasus Covid-19 serta banyaknya kasus omicron yang sudah tertangani dengan baik. Meski demikian sikap waspada dan disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan selama mudik tetap diperlukan..
Survei dari pemerintah menunjukkan, bahwa sebanyak 80 juta orang diprediksi akan melakukan mudik. Hal ini mencerminkan adanya lonjakan mobilitas penduduk yang sangat tinggi selama musim Lebaran 2022, sehingga diperlukan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 pasca Idul Fitri.
Prof. Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 mengingatkan masyarakat untuk senantiasa waspada dan disiplin dalam menegakkan protokol kesehatan (prokes) dalam setiap kesempatan. Terutama saat merayakan idul fitri 1443 H. Sebab, pada saat merayakan Idul Fitri akan terjadi peningkatan pergerakan masyarakat yang mudik ke kampung halaman di mana hal ini tentu saja akan berdampak pada meningkatnya potensi penularan dari interaksi pemudik saat bersilaturahmi.
Wiku berharap agar masyarakat sudah belajar banyak dari pengalaman di tahun-tahun sebelumnya. Karena, kenaikan kasus kerap terjadi setelah periode libur panjang. Akibatnya, Indonesua telah mengalami 3 gelombang kasus yang semuanya terjadi setelah libur panjang.
Setidaknya terdapat 3 hal yang menjadi dasar kehati-hatian yang harus dipahami masyarakat. Pertama, kegiatan silaturahmi saat Idul Fitri nanti, banyak melibatkan interaksi dengan kelompok rentan. Seperti kelompok lansia, anak-anak dan penderita komorbid.
Kedua, risiko lebih besar untuk terpapar virus bagi masyarakat setelah perjalanan jauh, serta mengunjungi fasilitas umum dengan kepadatan tinggi. Ketiga, keberadaan kasus tanpa gejala akan menjadi sumber penularan.
Wiku menekankan, pada masa Lebaran tahun ini, masyarakat memiliki tanggung jawab lebih dalam mencegah penularan. Terlebih, pemerintah telah melakukan penyesuaian kebijakan untuk tidak lagi membatasi mobilitas masyarakat. Sehingga potensi peningkatan mobilitas masyarakat diprediksi terjadi dalam jumlah yang besar.
Perlu diketahui pula bahwa syarat mudik tahun ini juga dipermudah. Bahkan, pemerintah sudah memperbolehkan anak di bawah 18 tahun untuk melaksanakan mudik tanpa vaksinasi dosis ketiga atau booster dan tes Covid-19.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pemudik khusus dari Jabodetabek akan berjumlah sedikitnya 14 juta orang. Dengan tujuan utama mudik ke wilayah Jawa Tengah. Ia juga menyampaikan, masyarakat diperbolehkan untuk menggelar halal bil halal di kediamannya. Namun, Ia mengingatkan agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan selama pelaksanaannya.
Sementara itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk melakukan mudik lebih awal guna menghindari terjadinya kemacetan parah saat puncak arus mudik pada tanggal 28-30 April mendatang.
Imbauan tersebut berlandaskan survei dari Kementerian Perhubungan yang meyatakan akan terdapat 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang akan digunakan oleh para pemudik ke kampung halaman.
Selain itu, Presiden Jokowi juga mengingatkan kepada calon pemudik yang hendak melakukan perjalanan, untuk tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Pada kesempatan berbeda, Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan meyakini, bahwa agenda mudik Lebaran tahun 2022 kali ini akan berjalan lancar dan tidak menyebabkan terjadinya kenaikan kasus Covid-19 di masyarakat.
Pernyataan Menkes tersebut dilandasi dengan hasil serosurvei di mana ditemukan sebanyak 99,2 persen masyarakat Indonesia yang saat ini sudah memiliki Antibodi Covid-19. Hal itulah yang membuat Menkes yakin bahwa aktivitas mudik kali ini dapat berjalan lancar tanpa membawa dampak negatif kepada masyarakat.
Selain banyaknya masyarakat yang telah memiliki antibodi Covid-19, kadar antibodi yang dimiliki masyarakat pun juga tinggi. Dari hasil serosurvei yang dilakukan, kadar antibodi masyarakat tercatat menyentuh 7.000-8.000. Dengan demikian, hal ini akan membantu masyarakat untuk mengurangi risiko rawat inap di rumah sakit saat terpapar virus Covid-19.
Meski demikian Menkes Budi meminta kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatiannya, mengingat masih ada potensi penularan virus dan masih tingginya kasus di beberapa negara tetangga seperti China dan juga Hong Kong.
Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan taat Prokes untuk menghindari lonjakan kasus penularan Covid-19 selama mudik. Dengan adanya kesadaran bersama ini, maka kasus Covid-19, utamanya pasca Idul Fitri 1443 H/2022 diharapkan tetap terkendali.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini