Oleh : Anugerah Diansyah
Editor : Ida Bastian
Kepuasan publik terbukti sangat baik jika menilai kepemimpinan presiden Joko Widodo. Hal tersebut dikarenakan bagaimana komitmen dan keseriusannya untuk bisa terus menggencarkan pembangunan infrastruktur demi kesejahteraan rakyat.
Sempat dilakukan sebuah survey kepada masyarakat untuk menilai bagaimana tingkat kepuasan rakyat akan kinerja dari era kepemimpinan Presiden Joko Widodo saat ini. Terkait hal tersebut, Pengamat Politik, Adi Prayitno menyampaikan bahwa ternyata tingkat kepuasan masyarakat sangat bagus.
Bukan tanpa alasan, melainkan bagusnya tingkat kepuasan yang dimiliki oleh masyarakat dalam menilai kepemimpinan era Jokowi adalah dikarenakan suksesnya beliau dalam pembangunan infrastruktur. Bahkan, dari sekian banyak penilaian, sektor yang paling disorot dan menjadi peringkat pertama dalam penilaian tersebut adalah mengenai pembangunan infrastruktur.
Lebih lanjut, Prayitno juga menambahkan bahwa hanya dalam dua periode kepemimpinan Jokowi saja, data menunjukkan kalau beliau mampu untuk merampungkan konstruksi jalan tol hingga sepanjang 1.540,1 kilometer di Indonesia. Bahkan masih belum genap 10 tahun memimpin, yakni tepatnya adalah sekitar 7 tahun kepemimpinannya.
Apabila hendak dibandingkan bagaimana kinerja pembangunan infrastruktur yang ditangani oleh Presiden Jokowi dengan pemimpin Indonesia sebelumnya, yakni SBY, nyatanya membutuhkan genap 2 periode untuk mencapai proyek pembangunan jalan tol dan hanya sepanjang 189,2 km saja. Tentu kedua angka tersebut sangatlah berbanding jauh.
Bukan hanya berhasil dalam konstruksi jalan tol semata, Presiden Jokowi juga semasa jabatannya mampu untuk merampungkan pembangunan 29 bandara. Sedangkan untuk di masa SBY dengan 2 periodenya, ternyata hanya mampu membangun 24 bandara saja.
Mengenai pembangunan infrastruktur lain, yakni bendungan, memang angkanya untuk sekarang lebih memang SBY, yakni dalam 10 tahun memimpin berhasil membangun 14 bendungan. Namun di era Jokowi, hanya membutuhkan 7 tahun saja untuk menyelesaikan 12 bendungan. Selain itu, masih terdapat target lain lagi yang memang masih belum terselesaikan dengan sekitar 27 bendungan yang diproyeksikan semuanya akan rampung sampai 2024 mendatang.
Bukan hanya kali pertama saja, survey semacam itu dilakukan, namun beberapa waktu lalu juga sempat dilakukan survey serupa, yang mana hasilnya juga tetap sama, yakni menurut Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing bahwa respon masyarakat secara mayoritas tetap puas, bahkan jika didukung dengan kinerja menteri, maka angkanya bisa mencapai setidaknya 80 persen.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Sekrearis Negara, Faldo Maldini menyampaikan bahwa memang seluruh kerja yang telah dilakukan oleh pemerintah, semata-mata hanya demi kesejahteraan rakyat saja. Semua keberhasilan yang sampai saat ini dikantongi oleh pemerintah juga tidak bisa dilepaskan adanya kontribusi dukungan rakyat di sana.
Selain itu, menurutnya dalam sebuah negara demokrasi seperti Indonesia ini sudah sangat wajar apabila terus mengedepankan pembangunan yang berkelanjutan, sehingga jika masih terdapat proyek yang belum selesai dari pemimpin sebelumnya, justru sangat wajib untuk bisa diselesaikan dan dilanjutkan oleh pemimpin setelahnya.
Pada kesempatan lain, Presiden Jokowi sempat menjelaskan bahwa memang pembangunan infrastruktur yang masif dan juga merata, yang selama ini terus difokuskan olehnya merupakan sebuah pondasi penting untuk bisa lebih memajukan Indonesia di masa depan. Menurutnya, salah satu syarat untuk bisa menjadi negara maju adalah ketika negara tersebut memiliki infrastruktur yang sangat memadai.
Pasalnya, dengan infrastruktur yang masif dan juga merata, maka suatu negara akan mampu untuk berkompetisi dengan negara lain dengan jauh lebih baik. Kemudian, bukan hanya pembangunan infrastruktur saja, melainkan Jokowi menambahkan kalau selanjutnya harus diimbangi dengan adanya pembangunan sumber daya manusia sehingga inovasi dan teknologi juga akan turut berkembang.
Presiden Jokowi juga menyatakan bahwa dengan adanya pembangunan infrastruktur, maka dampaknya akan sangat positif dan juga secara berganda dirasakan, salah satunya akan terjadi pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Dampak baik dalam jangka pendeknya saja, lapangan kerja akan langsung terbuka untuk penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Selanjutnya, dengan adanya infrastruktur yang memadai, maka akan mampu menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru. Hal tersebut akan membuat roda perekonomian tidak akan berpusat pada satu wilayah atau satu titik tertentu saja, melainkan juga bisa merata di seluruh pelosok Tanah Air, karena infrastruktur tersebut tentu akan membuka akses bagi aktivitas perekonomian.
Pembangunan infrastruktur menurut Presiden Jokowi juga berarti membangun peradaban. Menurutnya, banyak budaya baru yang coba dikenalkan atau ditegaskan dengan adanya suatu infrastruktur baru yang belum pernah ada di suatu wilayah. Selain itu, membangun infrastruktur berarti mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan konsep Indonesia sentris.
Komitmen kuat serta bukti konkret bahwa pemerintahan Joko Widodo terus menggencarkan pembangunan infrastruktur, hal tersebut juga sangat berkorelasi positif dengan tingkat kepuasan publik karena memang semua pembangunan tersebut tujuannya adalah peningkatan kesejahteraan rakyat.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute