Oleh : Vania Salsabila Pratama
Editor : Ida Bastian
Portalindonews.com – Seluruh masyarakat Tanah Air hendaknya patut memberikan apresiasi sangat tinggi atas bagaimana komitmen kuat yang dimiliki oleh Presiden Joko Widodo terkait pembangunan IKN Nusantara. Hal tersebut juga menjadi visi beliau untuk bisa mewujudkan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia dan menghilangkan paradigma jawasentris yang tercermin dari kunjungan keduanya ke IKN pada Februari 2023.
Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo atau Jokowi, sejauh ini selalu berupaya untuk bisa melakukan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia. Bahkan pembangunan yang dimaksud bukan hanya sekedar dari aspek fisik saja, melainkan juga adanya pemerataan ekonomi hingga penduduk atau sumber daya manusia (SDM).
Maka dari itu, Kepala Negara tersebut mengungkapkan bahwa menjadi sangat penting dan menjadi alasan utama mengapa Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara terus dipercepat pembangunannya, yang mana terletak di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Beliau berusaha untuk benar-benar menciptakan pemerataan sehingga pembangunan bukan hanya terjadi di Pulau Jawa saja.
Bukan tanpa alasan, pasalnya memang tidak bisa dipungkiri bahwa kini semuanya ada di Pulau Jawa, bahkan data menunjukkan bahwa sebanyak 58 persen pendapatan domestik bruto (PDB) ekonomi berada di Jawa. Kemudian sebanyak 56 persen penduduk di Indonesia ini juga berada di Pulau yang sama.
Maka dengan alasan tersebut, jelas saja terjadi kepadatan yang sangat luar biasa di Pulau Jawa sehingga memang sangat diperlukan adanya pemerataan pembangunan, yang mana menurut Presiden Jokowi pembangunan yang tidak berparadigma Jawasentris, namun beralih ke Indonesiasentris.
Presiden juga menegaskan bahwa pemindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN di Provinsi Kalimantan Timur bukan merupakan gagasan dirinya. Menurutnya, Presiden ke-1 RI Soekarno telah menggagas pemindahan ibu kota sejak tahun 1960 yang lalu. Bahkan Presiden Soekarno dulu pun sempat memiliki rencana bahwa akan memindahkan ibu kota ke Kalimantan, yakni di Palangkaraya.
Presiden Jokowi juga menekankan bahwa pemindahan ibu kota bukan sekedar pemindahan fisik terkait bangunan atau gedung-gedung pemerintahan. Melainkan, pemindahan budaya kerja dan pola pikir baru disertai dengan sistem dan sumber daya manusia yang dipersiapkan dengan baik.
Dengan adanya keseriusan tersebut, bahkan beliau kemudian memiliki gambaran besar bahwa nantinya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur akan betul-betul menjadi sebuah Ibukota, yang mana sama sekali tidak seperti dimiliki oleh negara lain dan menjadi ibu kota yang unik.
Presiden pun meyakini proyek IKN akan rampung dalam 15 hingga 20 tahun mendatang dan IKN menjadi kota pemerintahan. Sedangkan Jakarta, meski tidak lagi menjadi ibu kota negara, Presiden menyebut Jakarta akan tetap diperbaiki dan menjadi kota bisnis, pariwisata, hingga ekonomi.
Semenatara itu, Pakar infrastruktur dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna mengatakan, kunjungan kembali Presiden Joko Widodo ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menunjukkan pembangunan IKN merupakan bagian dari visi Presiden mengenai Indonesia 2045.
Dengan adanya kunjungan kembali yang dilakukan oleh Presiden RI ketujuh tersebut, berarti menurutnya adalah menjadi keseriusan yang sangat tinggi yang ditunjukkan oleh Kepala Negara. Karena memang sangat terlihat bahwa Presiden Jokowi terus melakukan pemantauan dan update mengenai bagaimana perkembangan pembangunan di IKN Nusantara.
Menurut Yayat Supriatna, saat ini, Istana Negara sedang dibuat fondasinya oleh Kementerian PUPR. Sehingga, secara simbolis ada kemungkinan Presiden ingin meletakkan batu pertama pembangunan Istana. Dengan kehadiran Presiden Jokowi tersebut juga sekaligus mampu menjadi sebuah simbolik bahwa komitmen di tahun 2024 mendatang, yang mana pemerintahan akan dipindahkan ke Kalimantan Timur benar-benar siap dilaksanakan.
Pakar infrastruktur itu berharap agar target istana bisa terwujud, dengan segala pertimbangan teknis dan keamanan bangunan yang menjamin keselamatan dan keamanan. Selain itu, Yayat juga menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek pemeliharaan Istana Negara di IKN. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah daya dukung dalam bentuk sarana dan prasarana dasar perkotaan IKN yang sudah harus dipersiapkan sejak awal mulai dari jalan, air, lanskap ruang terbuka, dan berbagai aspek pendukung.
Selanjutnya, Yayat Supriatna berpesan apabila memang nantinya pembangunan Istana negara sudah tuntas dilakukan, maka menjadi penting pula untuk diiringi dengan diselesaikannya bangunan hingga gedung pemerintahan lainnya, seperti adanya rumah dinas para menteri sekaligus juga adanya kantor kementerian.
Ketika kelengkapan segala infrastruktur pada ring 1 itu sudah dilengkapi, maka memang akan sangat mendukung rencana kepindahan para ASN Kementerian/Lembaga Negara yang memang dimulai pada tahun 2024 mendatang dan bisa berjalan dengan mudah.
Tentunya visi yang sangat besar dimiliki oleh Presiden Jokowi, yakni mampu mewujudkan pemerataan pembangunan hingga pada semua aspek di seluruh wilayah Indonesia perlu untuk diberikan apresiasi yang begitu tinggi. Maka dari itu, beliau benar-benar memiliki komitmen untuk terus melaksanakan percepatan pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur untuk menghilangkan paradigma pembangunan yang Jawasentris menuju ke Indonesiasentris.
Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara