Oleh : Levi Raema Wenda
Editor : Ida Bastian
Aksi penyerangan kembali terjadi kepada Masyarakat di Papua. Kali ini terjadi penyerangan yang dilakukan oleh orang tak dikenal kepada warga sipil penambang emas di Wilayah Pegunungan Bintang.
Suriadi adalah seorang pedagang pemilik kios sembako di kawasan pendulangan emas di Kampung Kawe, Kabupaten Pegunungan Bintang yang tewas dianiaya pada Senin, 4 Juli 2022. Suriadi dianiaya hingga tewas ketika sedang menjaga kios miliknya. Dirinya ditemukan telah meninggal dunia oleh karyawannya yang pada saat insiden terjadi tidak berada di tempat kejadian perkara (TKP). Diketahui pada saat kejadian, Suriadi yang memiliki karyawan berjumlah 12 orang ini tengah sendirian karena saat itu semua karyawannya sedang pergi bekerja. Suriadi ditemukan tak bernyawa dengan luka bacokan di beberapa bagian tubuhnya mulai dari wajah, tangan, kaki, dan pinggang.
Direktur Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Papua (Direskrim), Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Faizal Rahmadhani memberikan keterangan tentang kebenaran kejadian tersebut. Dirinya membenarkan bahwa terjadi penyerangan yang menewaskan satu orang di Distrik Kawe, di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.
Faizal menambahkan pihak kepolisian tengah mengevakuasi jenazah korban dengan menggunakan helikopter ke Boven Digul untuk selanjutnya diterbangkan menggunakan pesawat ke Jayapura. Pihak kepolisian masih mengumpulkan data dari Kepolisian Resor Pegunungan Bintang namun masih terhambat karena kondisi geografis di sana.
Kepala Kepolisian Daerah Papua (Kapolda) Papua Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Mathius D. Fakhiri menjelaskan kalau kejadian seperti ini memang kerap terjadi di daerah Pegunungan Bintang Papua. Hal ini dikarenakan di Pegunungan Bintang merupakan daerah operasi dari Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua. Khusus untuk insiden ini, belum bisa dipastikan dalang di belakangnya dan timnya masih menyelidiki kasus ini.
Fakhri lalu memberikan himbauan kepada warga sipil yang bermukim dan bekerja di area Pegunungan Papua untuk hati-hati, waspada dan berupaya untuk menghindari daerah yang berbahaya. Dirinya meminta masyarakat sipil agar tidak mempertaruhkan nyawa ketika bekerja, karena sudah banyak terjadi kejadian warga sipil menjadi korban penyerangan karena kurangnya kewaspadaan.
Kawasan Kawe, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua memang terkenal kaya akan hasil tambang, terutama emas. Daerah penambangan ini masuk ke dalam kawasan terisolir, namun memiliki potensi mineral yang bagus. Kampung Kawe terletak di perbatasan lima kabupaten, yaitu Pegunungan Bintang, Yahukimo, Asmat, Boven Digoel, dan Mappi. Lokasinya yang terisolir ini membuat lokasi penambangan emas tidak bisa dicapai dengan jalur darat, melainkan melalui jalur sungai ataupun melalui jalur udara dengan menyewa helikopter.
Masyarakat penambang emas di Kampung Kawe kebanyakan bukanlah warga asli Pegunungan Bintang, namun merupakan warga daerah lain yang berasal dari kabupaten tetangga. Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, para penambang ini kerap melakukan barter untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya akibat mahalnya harga bahan pokok yang ada di Kawasan pertambangan. Prosedur barter merupakan hal yang lumrah, dan warga biasa menukar emas dengan beras, susu, mie, instan, ikan kalengan, garam, gula, kopi, dan berbagai jenis barang lain dengan perhitungan tertentu yang disepakati bersama.
Peristiwa penyerangan di penambangan emas di Kampung Kawe ini bukanlah kejadian yang pertama kali terjadi. Pada Bulan Februari 2022, terjadi laporan penyerangan yang dilakukan orang tak dikenal kepada pekerja tambang emas di penambangan Kali Merah 89. Kejadian kala itu menewaskan satu orang dan juga melukai dua pekerja lainnya.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pegunungan Bintang, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Cahyo Sukarnito menerangkan insiden itu berawal saat kedatangan empat orang tak dikenal yang membawa senjata tajam, seperti parang dan menanyakan alasan korban bekerja di lokasi tersebut, kemudian langsung menyerang para pekerja dan mengambil barang-barang berharga seperti tas berisi HP dan dompet serta mengambil emas tambang hasil kerja keras para penambang.
Serangan tersebut mengakibatkan penambang bernama Yusrianto meninggal dunia, sedangkan Herman dan Febrianto mengalami luka-luka di tubuhnya. Ketiganya merupakan penambang emas pendatang yang berasal dari Mamuju, Provinsi Sulwesi Barat. Ketiga korban ini dievakuasi dari Helipad Iwot, Tanah Merah, Distrik Mandobo, Kabupaten Boven Digoel, Papua.
AKBP Cahyo menambahkan bahwa pihaknya memprioritaskan penanganan korban dengan melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Lokasi kejadian di perbatasan tiga kabupaten yakni Kabupaten Pegunungan Bintang, Yahukimo dan terdekat adalah Kabupaten Boven juga turut menyulitkan untuk mengevakuasi korban. Kendala yang dihadapi adalah sulitnya transportasi dan komunikasi di lokasi kejadian.
Kejadian penyerangan yang menimpa warga sipil penambang emas kerap menjadi ancaman bagi warga yang menggantungakan hidupnya dari emas di Papua. Sangat disayangkan kalau hal buruk ini terus terjadi. Peran aparat penegak hukum menjadi kunci untuk menghindari kasus serupa kembali terjadi. Masyarakat setempat juga sebaiknya melaporkan kepada aparat apabila melihat pihak-pihak mencurigakan yang dapat membahayakan keamanan nantinya. Karena rasa aman dan nyaman adalah hak kita semua sebagai Warga Indonesia, baik itu yang berada di kota, ataupun yang berada di pedalaman Indonesia.
)* Penulis adalah Pengamat Papua, mantan jurnalis media lokal di Papua.