Jakarta, Portalindonews.com – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk bisa mempercepat transformasi ekonomi di Tanah Air.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan bahwa pembangunan IKN di Kalimantan Timur akan mampu merubah beberapa hal.
Utamanya terkait dengan perekonomian di Kaltim, kedepan menurutnya akan beralih menjadi basis value creation.
“Ke depannya, ekonomi Kalimantan Timur berbasis value creation dan menjadi bagian superhub IKN. Kalimantan Timur memiliki peranan penting dalam mengimplementasi strategi transformasi ekonomi Indonesia melalui pemindahan IKN,” katanya.
Bukan hanya sekedar akan merubah paradigma ekonomi menjadi berbasis value creation, namun juga akan ada enam strategi lainnya dalam melakukan transformasi ekonomi di Tanah Air.
Strategi pertama yang dilakukan adalah melakukan peningkatan daya saing sumber daya manusia (SDM).
Kemudian hal kedua adalah mengenai produktivitas ekonomi, ekonomi hijau, ekonomi digital hingga pengintegrasian ekonomi domestik.
“Kita menggulirkan enam strategi transformasi ekonomi Indonesia. Pertama, sumber daya manusia berdaya saing. Kedua, produktivitas sektor ekonomi. Ketiga, ekonomi hijau. Keempat, ekonomi digital. Kelima, integrasi ekonomi domestik,” tambah Amalia.
Lebih lanjut, strategi keenam yang dilakukan adalah dengan pemindahan IKN di Kaltim karena proyek tersebut bukanlah hanya upaya memindahkan Ibu Kota saja.
“Keenam, pemindahan IKN. Pemindahan IKN bukan hanya pemindahan Ibu kota pemerintahan, tetapi menjadi bagian dari upaya besar Indonesia untuk melakukan transformasi ekonomi Indonesia,” jelasnya.
Mengenai upaya konkret dalam pengalihan atau trensformasi ekonomi tersebut, pemerintah menggalakkan industri kimia berkelanjutan di Kalimantan Timur.
Amalia Adininggar kembali menambahkan bahwa saat ini pihaknya masih terus berfokus pada hilirisasi industri petrokimia dan oleokimia.
“Kami fokus pada hilirisasi industri petrokimia dan oleokimia dan salah satunya pengembangan chemical industrial complex,” ungkapnya.
Dengan adanya pembangunan dan pengembangan klaster industri kimia tersebut, dirinya berharap nantinya bisa berkontribusi dan menyumbang PDB Nasional termasuk juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pengembangan kluster ini diharapkan dapat berkontribusi menghasilkan USD 6,5 miliar dari PDB nasional dan lapangan kerja hampir 40 ribu orang,” terang Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN tersebut.
Menurutnya, Indonesia sendiri memiliki prospek yang sangat besar untuk pengembangan industri kimia.
“Kita punya prospek besar untuk mengembangkan industri kimia di Indonesia, baik basis migas maupun sawit, karena Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor terbesar bahan baku kimia,” tuturnya.
Senada, Staf Ahli Bidang Sumber Daya Alam, Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Rakyat, Christianus Benny menyatakan bahwa pembangunan IKN akan berdampak pada percepatan transformasi struktural ekonomi.
Setelah itu, baginya ketika transformasi struktural ekonomi telah terjadi, maka pembangunan wilayah secara berkelanjutan pun akan semakin terdorong pula.
“Tranformasi struktural ekonomi ini pada akhirnya akan mampu mendorong proses pembangunan wilayah secara berkelanjutan,”tuturnya.
Ida
*