Oleh : Deka Prawira
Editor : Ida Bastian
Pemerintah akan terus berupaya untuk bisa meningkatkan kualitas SDM hingga di seluruh pelosok Nusantara. Meski sejauh ini pemerataan tersebut terbukti berhasil dengan adanya peningkatan realisasi investasi.
Dalam suatu negara, memang tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya haruslah tinggi. Hal tersebut tentu akan sangat berguna demi berkembangnya kawasan atau negara itu sendiri bahkan dalam berbagai sektor termasuk di dalamnya adalah sektor ekonomi. Perekonomian suatu negara tentu akan menjadi sangat kuat apabila memiliki SDM yang berkualitas ungul pula.
Sehingga di sini sebenarnya antara peningkatan perekonomian, apalagi setelah dunia diguncang dengan adanya pandemi COVID-19 beberapa waktu lalu bahkan hingga sekarang pun statusnya masih menjadi pandemi, termasuk juga ditambah justru dengan bagaimana konflik yang terjadi di Rusia dan Ukraina yang tampak tidak ada titik temu, maka semua negara sedang berlomba untuk kembali meningkatkan roda perekonomian mereka karena ancaman inflasi serta resesi memang sangatlah menghantui.
Tidak terkecuali Indonesia sendiri, saat ini memang tengah terus berupaya untuk mengembalikan perputaran roda perekonomian dengan salah satu caranya adalah mampu menarik pemodal untuk melakukan investasi di Tanah Air. Namun hal tersebut tentunya bukanlah sebuah tindakan yang mudah, pasalnya para pemilik modal sendiri juga harus mengetahui seberapa besar daya tarik yang dimiliki oleh Indonesia sebelum mereka memutuskan akan menanamkan modalnya.
Maka dari itu, salah satu cara yang cukup efektif adalah dengan terus meningkatkan kualitas SDM seluruh masyarakat Indonesia sendiri. Untungnya di era Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin Republik Indonesia (RI), terus terjadi pembangunan secara merata termasuk juga pada perhatian yang lebih ditekankan pada SDM pula.
Jika banyak pihak merasa bahwa pembangunan yang dilakukan oleh rezim-rezim sebelumnya terlalu berpusat di Pulau Jawa saja, maka era Presiden Jokowi sekarang ini sangatlah berbeda karena beliau bertekad untuk menyamakan seluruh taraf hidup masyarakat dari Sabang sampai Merauke.
Upaya tersebut ternyata terbukti berhasil, lantaran ternyata terjadi peningkatan realisasi investasi di Indonesia pada kuartal kedua tahun 2022 yakni sekitar 7 persen atau sebanyak Rp 302,2 triliun saat ini. Apabila dibandingkan dengan kuartal pertama pada tahun yang sama, nilainya hanyalah Rp 282,4 triliun.
Kemudian jika dilihat secara kumulatif total, maka telah terjadi realisasi investasi di Indonesia mulai dari bulan Januari hingga Juni 2022 ini adalah sebesar Rp 584,6 triliun atau dengan kata lain secara tahunan telah meningkat sangat drastis yakni pada angka 32 persen jika dibandingkan periode yang sama pada 2021 lalu. Dalam hal ini, maka Kementerian Investasi/BKPM telah sukses mengumpulkan investasi sebanyak 51 persen dari target investasi yang akan dicapai oleh Indonesia pada satu tahun penuh, yakni di angka Rp 1.200 triliun. Ternyata peningkatan realisasi investasi tersebut terjadi lantaran memang realisasi program Jokowi untuk meratakan pembangunan di Indonesia.
Mengenai hal tersebut, Teguh Dartanto selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menilai bahwa justru belakangan yang menjadi daya tarik dari para pemodal adalah bagaimana pesatnya pembangunan yang terjadi di Indonesia Timur, yang mana sejak rezim-rezim terdahulu terkesan kurang diperhatikan.
Lebih lanjut, Teguh menambahkan bahwa untuk hal ini Pemerintah sendiri juga perlu memperkuat bentuk kerja sama dari pihak investor dan juga kepada para penguasa daerah setempat supaya nantinya investasi yang terjadi turut mampu memberdayakan masyarakat setempat dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang dibuka. Maka dari itu baginya, ekosistem perekonomian baru harus segera mampu dibentuk.
Beralih kembali kepada bagaimana upaya konkret dari Pemerintah untuk peningkatan kualitas SDM di Indonesia Timur tersebut, ternyata memang beberapa upaya telah dilakukan sejauh ini. Salah satunya adalah dengan adanya pembagian sebanyak 3 juta eksemplar buku untuk anak-anak ke NTT dan NTB dengan tujuan supaya literasi masyarakat mulai bangkit pula. Hal tersebut dilakukan pada program Gerakan Literasi Nasional (GLN).
Gerakan tersebut dilakukan langsung di bawah Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Bahkan tidak hanya di kedua wilayah tersebut saja, melainkan program ini akan terus dilakukan dan pengiriman buku akan terus disalurkan ke seluruh wilayah Terdepan, Tertinggal dan Terluar (3T) di Indonesia.
Imam Budi Utomo selaku Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek menyampaikan bahwa dengan adanya program dari Pemerintah tersebut, dirinya berharap supaya memang benar-benar ada peningkatan gerakan literasi, utamanya pada seluruh generasi penerus Bangsa ini. Lebih lanjut, program tersebut adalah bentuk nyata kontribusi dan kepedulian Pemerintah untuk menyetarakan pendidikan di Tanah Air.
Bahkan program yang serupa akan terus dilanjutkan oleh Pemerintah. Imam menambahkan bahwa hal tersebut memang nantinya dalam jangka panjang merupakan upaya pemerintah untuk bisa meningkatkan kualitas SDM seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali sehingga pada tahun-tahun ke depan, Gerakan Literasi Nasional akan terus dilakukan.
Upaya peningkatan kualitas SDM bahkan secara merata di seluruh pelosok negeri ternyata terbukti berhasil dengan adanya peningkatan jumlah realisasi investasi yang dilakukan oleh para pemilik modal bagi Indonesia lantaran memang dinilai memiliki daya tarik yang luar biasa.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute