Oleh : Salmon Kadepa
Editor: Ida Bastian
Portalindonews.com – Berbagai negara sahabat dari Indonesia, Australia, Papua Nugini dan Fuji terus mengakui bahwa Papua merupakan bagian integral yang sama sekali tidak bisa dipisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal tersebut ditandai bahwa bahkan sampai saat ini, pihak United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) atau salah satu faksi politik luar negeri yang terus memperjuangkan kemerdekaan untuk bisa mendapatkan pengakuan dan kedaulatan dari negara lain demi mengakui keberadaan Papua sebagai sebuah wilayah atau negara sendiri di luar Tanag Air, nyatanya masih saja terus menghadapi tantangan yang besar.
Pihak ULMWP sendiri masih terus berjibaku dalam mendapatkan pengakuan secara politik dari beberapa negara sahabat, utamanya dalam anggota Melanesian Spearhead Group (MSG). Upaya perjuangan dari faksi politik luar negeri Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu nyatanya mendapatkan tentangan dari beberapa negara sahabat Indonesia seperti Papua Nugini dan Fiji.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan selama satu dekade terakhir ini, Papua Nugini maupun Fiji masih tetap kuat dalam pendapatnya bahwa wilayah yang dulunya adalah Irian Jaya (sekarang Papua) termasuk wilayah integral dari NKRI dan bahkan semua negara sahabat itu masih memilih untuk terus mengakui kedaulatan Republik Indonesia alih-alih mengakui kedaulatan dari Papua sebagaimana berusaha diupayakan oleh ULMWP.
Sudah sejak sepuluh tahun yang lalu, pihak ULMWP terus berupaya untuk mengajukan sebuah permohonan agar mereka bisa menjadi anggota dari MSG. Apabila mereka bisa menjadi anggota resmi Melanesian Spearhead Group, maka bisa diartikan pula mereka telah berdaulat sendiri menjadi suatu negara yang terpisah dari NKRI.
Namun kenyataan sama sekali tidak berjalan sesuai dengan harapan ULMWP dan Benny Wenda. Pasalnya, sampai saat iini mereka hanya mendapatkan status sebagai pengamat saja dan masih belum dimasukkan secara resmi untuk menjadi anggota kelompok MSG.
Dengan tidak adanya pengakuan tersebut, yang mana ditandai bahwa ULMWP sendiri masih belum masuk sebagai anggota resmi dari MSG, maka bisa dikatakan pula bahwa Papua tetap menjadi bagian integral dari NKRI.
Sebagai informasi bahwa MSG beranggotakan beberapa negara Melanesia, termasuk diantaranya adalah New Caledonia, Kepulauan Solomon dan bahkan Indonesia sendiri yang telah secara resmi masuk sebagai anggota kelompok tersebut sejak tahun 2015 silam.
Di sisi lain, Indonesia juga telah menyampaikan protes akan adanya pertemuan Perdana Menteri (PM) Rabuka dengan Benny Wenda. Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah mengatakan bahwa pihaknya juga telah mengirimkan ‘nota diplomatik’ kepada Fiji.
Dalam nota diplomatik tersebut, Indonesia menyampaikan rasa kecewanya yang sangat mendalam terkait adanya pertemuan yang sempat terjadi antara PM Fiji dengan seseorang (Benny Wenda) yang terus mengklaim diri mereka secara sepihak mewakili masyarakat Papua di Indonesia.
Padahal nyatanya, ULMWP hanyalah kumpulan segelintir orang saja, yang sama sekali tidak bisa dikatakan mereka merupakan perwakilan atau mewakili seluruh masyarakat Papua di Indonesia. Justru, segenap elemen masyarakat di Bumi Cenderawasih sendiri terus mengakui kedaulatan NKRI dan mereka menganggap bahwa Tanah Papua juga masuk ke dalam bagian integral dari bangsa ini.
Koordinator dari Proyek Papua Barat di University of Wollongong Australia, Dr Camellia Webb Gannon dengan tegas menyampaikan bahwa Australia, Fiji dan Papua Nugini masih tetap mengakui hingga saat ini bahwa Papua di bawah kedaulatan NKRI.
Perdana Menteri (PM) Marape mengungkapkan bahwa sampai saat ini, wilayah Papua Barat tetap menjadi bagian dan juga sudah termasuk paket dari Indonesia yang sama sekali tidak bisa dipisahkan begitu saja.
Hal senada juga disampaikan PM Fiji Rabuka bahwa mereka sama-sama sangat menghormati kedaulatan Indonesia, termasuk juga Papua yang merupakan bagian dari wilayah NKRI.
Sementara Australia juga menyatakan sikap tegasnya soal Papua Barat yang sama sekali tidak pernah berubah sedikitpun. Sebagaimana dikatakan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Penny Wong bahwa Australia terus mempertahankan adanya ‘status quo’ bahwa mereka terus mengakui adanya kedaulatan Indonesia di Papua.
Wilayah di Papua sendiri memang secara de Facto dan de Jure merupakan bagian secara integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Maka dari itu, konsep pola operasi terpadu dari aparat keamanan dalam rangka melakukan penanganan di Bumi Cenderawasih juga harus terus melibatkan seluruh komponen bangsa ini.
Adanya fakta bahwa wilayah Papua masih termasuk ke dalam bagian secara integral dari NKRI bukan hanya sekedar klaim sepihak dari Indonesia, melainkan hal tersebut juga telah diakui oleh berbagai negara sahabat seperti Australia, Fiji dan Papua Nugini. Mereka enggan untuk menyetujui permintaan ULMWP agar bisa dimasukan dan bergabung sebagai anggota kelompok MSG.
Mahasiswa Papua tinggal di Bandung