Ciptakan Situasi Aman, Aparat Keamanan Komitmen Berantas KST Papua

Oleh : Andri Manalu

Editor: Ida Bastian

Beberapa bulan terakhir Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua kian masif meneror dan melakukan aksi brutalnya terhadap aparat keamanan, masyarakat asli hingga para pendatang di berbagai wilayah Papua. Mereka tidak hanya merampas senjata milik aparat dan harta warga, melainkan juga merusak dan membakar berbagai fasilitas umum yang dibangun pemerintah. Mereka bahkan tidak segan untuk membunuh siapa saja di depan mata mereka, ketika sedang melakukan aksinya.

Pada peringatan hari Pahlawan lalu, Satgas Pamtas Mobile Yonif Raider 300/BJW terlibat kontak tembak dengan KST di wilayah Tanah Merah, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa mengatakan, kontak tembak ini terjadi setelah personel TNI menerima informasi dari masyarakat tentang keberadaan enam orang yang mencurigakan di Tanah Merah Gome.

Dari informasi itu, personel Satgas Pamtas Mobile Yonif Raider 300/BJW mendatangi honai untuk memeriksa keenam warga tersebut, namun saat personel mendekat, keenam warga yang diduga anggota KST Papua itu, menembak personel Satgas Pamtas Mobile Yonif Raider 300/BJW.

Pasca aksi tersebut, Polda Papua membenarkan adanya masyarakat di Kabupaten Puncak yang mengungsi usai gangguan KST. Sebanyak 200 warga dari Kampung Jenggernok, Wako, Ninggabuma, Agiyome, Upaga, Gome, Jonggong Golawi, Kilanungin, Misimaga, dan Tigibalok, mengungsi dengan dikawal dan diterima langsung oleh aparat TNI-Polri dari Polres Puncak dan Satgas Pamtas Mobile Yonif R 300/BJW.

Kabid Humas Polda Papua Kombes.Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, menjelaskan, para warga tersebut diarahkan untuk mengamankan diri di Gereja Bethel Jenggernok dan Honai-Honai sekitaran Distrik Gome diantar oleh Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak, Bapak Pius Abelom Kogoya, bersama dengan kepala kampung lainnya. Sebab, kondisi geografis dan jarak Polres cukup jauh.

Meskipun demikian, situasi ini tidak berlangsung lama, setelah beberapa jam masyarakat merasa aman, mereka dapat kembali ke kediaman masing-masing seusai aparat TNI-Polri memberikan jaminan keamanan di Kabupaten Puncak.

Tidak hanya itu, aparat keamanan juga membagikan bahan makanan kepada masyarakat agar dapat dimanfaatkan setiba di rumah masing-masing. Hingga saat ini, situasi di Kabupaten Puncak berangsur aman kondusif dengan pengamanan ketat di seluruh wilayah.

Ia mengungkapkan bahwa hal ini merupakan keutamaan sinergitas yang baik dan tindakan cepat dari aparat TNI-Polri serta dukungan kepala suku maupun kepala kampung yang turut berkontribusi dalam menstabilkan situasi keamanan di wilayah Kabupaten Puncak.

Sebelumnya, Satgas Pamtas Mobile Yonif Raider 300/Bjw berhasil menembak mati satu anggota KST yang diduga terlibat penyerangan terhadap pekerja proyek pembangunan Puskesmas di Puncak, Papua Pegunungan.

Kaskogabwilhan III Marsma TNI Deni Hasoloan Simanjuntak menjelaskan aksi pengejaran yang berujung penembakan itu terjadi usai pihaknya mendapat laporan dari Pos Bandara Ilaga tentang 6 orang yang dicurigai sebagai KKB. Setelah Satgas Pamtas Mobile lantas melakukan pengecekan ke tempat anggota KST tertembak tersebut, terlihat hanya ada sisa bercak darah serta beberapa perlengkapan yang berserakan sebagai barang bukti.

Barang buktinya adalah 1 buah Drone, 1 buah popor senapan angin, 1 buah HT Icom tipe IC-V8, 1 buah HT Baopeng, 1 Set Laser Scop untuk senjata, 3 Handphone Android jenis Advan dan Smart Fren, Cross, 4 ponsel, dan 12 buah foto. Adapun satu anggota KST tersebut diketahui telah melakukan teror serta penyerangan terhadap pekerja proyek pembangunan Puskesmas Omukia dengan menggunakan panah, di Kabupaten Puncak.

Sementara itu, pembangunan fasilitas umum di Papua juga semakin tersendat akibat ulah KST. Terakhir, KST menyerang para pekerja puskesmas di Kepala Air, Kabupaten Puncak, Papua. Serangan tersebut mengakibatkan satu orang pekerja tewas, dua orang dalam keadaan kritis. Sedangkan 19 pekerja lainnya dilaporkan selamat.

KST selalu berdalih para korban yang mereka serang terdapat intelejen TNI-Polri yang menyamar. Padahal tudingan tersebut yang memicu terjadi penyerangan terhadap warga sipil di setiap loksi teror.

KST yang melakukan kekejian berkali-kali, harus dibinasakan secepatnya. Karena mereka selalu curiga bahwa seseorang itu mata-mata, padahal ia hanya warga sipil biasa. Mereka juga mengancam pembangunan Papua. Sehingga keberadaannya makin meresahkan. Aparat wajib menggulung mereka sampai habis, ke akar-akarnya, agar warga Papua aman dan damai.

Para pelaku harus secepatnya mampu untuk dikejar, ditangkap dan juga diadili. Semua persoalan yang berkaitan dengan KST Papua itu juga hendaknya mampu untuk diselesaikan melalui ranah penegakan hukum yang tegas, sebagaimana pendekatan akan penanggulangan masalah keamanan di Bumi Cenderawasih.

Keberadaan aparat keamanan kali ini memang harus benar-benar bisa melakukan pengejaran kepada para pelaku dan adanya kekuatan militer juga hendaknya apabila sudah terjadi kejadian seperti ini bukan hanya bersifat bantuan saja, melainkan memang diterjunkan dan dikerahkan untuk memburu para pelaku. Karena dengan adanya tindakan tegas yang sangat kuat dan cepat dari aparat keamanan, maka tentu saja diharapkan situasi dan kondisi Papua bisa kembali dalam keadaan yang kondusif setelah adanya korban jiwa yang berasal dari kalangan masyarakat sipil yang tewas tertembak akibat tindak keji dari KST Papua.

Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta

About IDABASTIAN PORTALINDONEWS

Check Also

BIN Perkuat Pilar Ekonomi Masyarakat Aceh Melalui Program AMANAH

Oleh : Teuku Reza Editor: Ida Bastian Portalindonews.com – Badan Intelijen Negara (BIN) terus memperkuat …