Oleh : Astrid Widia
Editor : Ida Bastian
Paham terlarang yang sifatnya radikal, intoleran dan ekstrimis memang sudah sepatutnya untuk bisa dicegah oleh seluruh masyarakat Indonesia. Maka dari itu justru dengan adanya HUT RI akan menjadi momentum terbaik untuk bisa memperkuat rasa Nasionalisme.
Kegigihan para pahlawan Indonesia untuk bisa mengusir para penjajah dari Tanah Air akhirnya membuat Bangsa ini mampu meraih kemerdekaannya secara mutlak. Hari tersebut kemudian dijadikan sebagai salah satu hari paling penting dan bersejarah bagi Republik Indonesia, yang mana diperingati pada setiap tanggal 17 Agustus.
Hendaknya peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI bukan hanya sekedar menjadi peringatan belaka, namun seluruh masyarakat harus mampu untuk menarik intisari perjuangan dan kegigihan para pendiri Bangsa. Maka dari itu Menteri Dalam Negeri, Tito Karnvian menyatakan bahwa seluruh masyarakat harus mampu mengingat akan jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Lebih lanjut, Menteri Tito juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar memanfaatkan momentum HUT Kemerdekaan RI sebagai ajang untuk bisa saling memperkuat persatuan dan keberagaman dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dirinya juga menjelaskan bahwa spirit untuk menjaga kemerdekaan serta menjaga persatuan dan kesatuan harus terus dirawat dalam berbagai kesempatan. Untuk itu, seluruh masyarakat Indonesia harus tetap bersatu, bahkan menjadi satu bangsa dari Sabang sampai Merauke termasuk dari Miangas sampai Pulau Rote.
Sikap persatuan yang dimiliki oleh sebuah Bangsa ternyata merupakan sebuah hal yang sangat penting dan juga mahal. Jangan sampai ada lagi konflik dan perpecahan seperti kasus di Ambon, Poso, Aceh dan lainnya. Tantangan ke depannya untuk terus mewujudkan negara yang plural ternyata juga akan semakin sulit.
Mendagri juga menambahkan bahwa sangat penting pula untuk terus menjaga generasi muda karena mereka merupakan generasi penerus Bangsa yang meneruskan dan sangat wajib untuk menjaga mimpi daari para pendiri Bangsa untuk bisa tetap merawat persatuan dan kesatuan NKRI karena baginya, hal tersebut merupakan modal terpenting.
Sementara itu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa turut menambahkan bahwa menghadirkan toleransi dan moderasi tidak cukup hanya dengan narasi-narasi, maka baginya sangat diperlukan keberimbangan untuk bisa terus membangun kekuatan moderasi dan toleransi demi penguatan nasionalisme, maka memang seluruh pihak harus menjadi satu.
Pada kesempatan lain, jajaran mahasiswa di Indonesia terus menyerukan agar perayaan HUT RI dijadikan sebagai momentum memperkuat ideologi Pancasila, terutama demi bisa mencegah bahaya paham radikalisme dan terorisme. Mengenai hal tersebut, Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), DKI Jakarta, Fadli Ferryansyah menyatakan bahwa penguatan ideologi Pancasila itu demi bisa meraih kejayaan NKRI.
Selain itu, dirinya menegaskan bahwa para mahasiswa juga harus tetap konsisten dalam memperjuangkan cita-cita luhur para pendiri Bangsa Indonesia yang dulu berjuang sampai titik darah penghabisan untuk bisa membawa Indonesia menjadi negara merdeka. Baginya, ideologi Pancasila dan NKRI merupakan harga mati.
Pria yang juga merupakan alumnus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah tersebut melanjutkan bahwa memang mahasiswa seharusnya berada di garda terdepan dalam mengawal keutuhan NKRI. Baginya, apabila ada kelompok atau perseorangan yang menyebarkan atau menganut paham yang tidak sesuai nilai-nilai Pancasila, maka mahasiswa memang harus bisa untuk mengawal dan meluruskan mereka agar kembali ke jalan yang benar yaitu NKRI.
Seluruh generasi muda penerus Bangsa memang harus memiliki ideologi Bangsa yang kuat supaya mereka tidak mudah termakan oleh bujuk rayu dari propaganda kelompok radikal dan intoleran yang terus berusaha untuk merongrong keutuhan NKRI. Saat ini segmentasi propaganda dan penyebaran paham radikalisme dan terorisme berbeda.
Jika pada jaman dulu kelompok-kelompok ekstrimis menyasar kaum marjinal seperti masyarakat desa, tapi sekarang mereka membidik kaum intelektual. Pergerakan yang dilakukan oleh kelompok radikal dan intoleran tersebut memang tidaklah terlihat dari luar. Jadi secara kasat mata gerakan itu sebenarnya adalah ideologi radikal. Di kalangan mahasiswa, biasanya mereka memanfaatkan tugas makalah dengan membuat artikel berbau ideologi radikalisme.
Kemudian Fadli mengucapkan bahwa kalangan mahasiswa memang harus saling bergandengan untuk mencegah hal-hal tersebut demi Indonesia tercinta. Pada kesempatan lain, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI), Andi Aulia Rahman mengatakan bahwa memang momentum HUT RI tidak hanya diramaikan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat seremonial dan perayaan, tetapi juga harus dijadikan momentum untuk menancapkan semangat persatuan dan kesatuan dalam wadah NKRI.
Peringatan perayaan HUT RI tersebut adalah momentum terbaik Bangsa Indonesia untuk memperkuat lagi ideologi Bangsa. Apalagi saat ini Indonesia tengah menghadapi berbagai cobaan di berbagai sisi kehidupan. Maka dia menambahkan bahwa sebagai mahasiswa harusnya bisa mengisi kemerdekaan dengan hal positif, apalagi menyangkut keutuhan NKRI.
Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia sudah sepatutnya dijadikan sebagai sebuah momentum yang sangat tepat bagi seluruh masyarakat di Tanah Air untuk terus memperkuat rasa Nasionalisme dan juga menancapkan lagi ideologi Pancasila dalam rangka untuk bisa mencegah paham terlarang.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute