Oleh: Dhita Karuniawati
Editor: Ida Bastian
Portalindonews.com – Komitmen aparat keamanan menindak tegas KST Papua terus dibuktikan dengan berbagai aksi nyata, salah satunya dengan menindak tegas anggota kelompok separatis tersebut. Sebab, KST Papua menjadi sumber kekacauan di Tanah Papua. KST Papua tidak hanya terlibat dalam serangan terhadap aparat keamanan dan masyaralat sipil. Tapi juga penculikan dan pembunuhan para aktivis. Berbagai tindakan keji KST Papua itu menjadikannya pantas untuk diberantas dari Bumi Cenderawasih agar tidak semakin banyak membuat keonaran dan mengganggu stabilitas keamanan nasional.
Satgas Operasi Damai Cartenz kembali menindak tegas terukur satu anggota KST Papua hingga tewas di wilayah Intan Jaya, Papua Tengah pada 23 Januari 2024. Hal tersebut karena anggota KST papua yang dimaksud akan membahayakan keselamatan jiwa masyarakat dan aparat keamanan.
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno mengatakan peristiwa tersebut berawal dari adanya kontak tembak antara petugas di Pos Pengamanan Tower Tigamajigi dengan KST Papua Intan Jaya. Dalam kontak tembak yang terjadi pada pukul 16.27 WIT tersebut, aparat berhasil menembak anggota KST Papua pimpinan Obet Japugau yang bernama Harisatu Nambagani.
Sementara itu Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani menyebut kabar tewasnya 1 anggota KST Papua tersebut juga telah dikonfirmasi oleh KST Kodap VII Intan Jaya. Tertembaknya, satu anggota KST Papua lagi atas nama Harisatu Nambagani dibenarkan oleh Penanggung jawab KST Kodap VII Intan Jaya, Obet Japugau melalui seruan Duka Nasional melalui media sosial milik KST Papua. Faizal mengimbau seluruh masyarakat yang berada di wilayah Sugapa, Intan Jaya, agar tetap waspada dan tidak terprovokasi dengan aksi propaganda yang dilakukan oleh KST.
Tokoh Masyarakat Papua, Yonas Alfons Nusy mendukung aparat gabungan TNI-Polri menindak tegas tindakan kriminal KST Papua. Yonas menegaskan KST Papua bukanlah perjuangan, melainkan tindakan kriminal yang melanggar hak asasi manusia (HAM). Menurutnya ancaman, teror, penyanderaan, dan tindakan kekerasan menciptakan ketakutan di tengah masyarakat.
Pembunuhan, penyanderaan, dan pembakaran fasilitas pemerintah sebagai tindakan kriminal yang tidak dapat dibenarkan. Perbuatan tersebut tidak memiliki dasar moral atau tujuan yang dapat dijustifikasi, sebagai contoh, pembunuhan Michelle Kurisi Doga, seorang perempuan Papua.
KST Papua tidak hanya melakukan kejahatan, tapi juga menyebarkan kebohongan. Perjuangan yang diakui oleh kelompok ini tidak memiliki hasil nyata, melainkan hanya aksi pemberontakan yang tidak produktif. Oleh sebab itu, masyarakat Papua diminta tidak terpengaruh dan terprovokasi oleh tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kelompok kriminal tersebut. Para pemimpin dan tokoh masyarakat Papua memainkan peran kunci dalam mengekspresikan penolakan terhadap KST Papua.
Pentingnya persatuan dan kerja sama perlu ditekankan untuk mengatasi ancaman bersama. Pernyataan tegas dari pemimpin dan tokoh masyarakat ini mencerminkan tekad untuk menciptakan Papua yang damai, sejahtera, dan berdaya.
Masyarakat Papua telah menyadari keberadaan KST Papua hanya menghambat pembangunan dan perkembangan positif. KST Papua justru menciptakan lingkungan yang tidak kondusif untuk kehidupan sehari-hari. Suara penolakan terhadap KST Papua adalah cerminan tekad masyarakat Papua untuk meraih masa depan yang lebih baik.
TNI dan Polri bertekad melakukan tindakan tegas dan terukur untuk melawan KST Papua sesuai konstitusi yang berlaku di Indonesia. Mereka juga memastikan masyarakat Papua mendapat lingkungan yang aman sehingga bisa beraktivitas dengan nyaman. Selain itu, para aparat keamanan juga terus melakukan penguatan pengamanan serta penjagaan di seluruh wilayah Papua terutama di daerah yang menjadi target teror KST Papua.
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan akan mengirimkan sejumlah personel tambahan ke Polres Intan Jaya buntut aksi penyerangan yang dilakukan KKB dalam beberapa waktu terakhir. Penambahan personel untuk memperkuat pengamanan bagi masyarakat setempat. Pihaknya tidak merinci berapa jumlah personel yang akan dikirim ke Polres Intan Jaya.
Tindakan aparat keamanan yang terus meningkatkan upaya pemberantasan KST Papua patut diapresiasi. Selain itu, seluruh elemen masyarakat khususnya di Papua diminta mendukung upaya tersebut agar KST Papua tidak terus-menerus melakukan aksi keji maupun teror yang telah menelan banyak korban jiwa. Sinergitas yang kuat antara aparat keamanan dan seluruh elemen masyarakat menindak tegas KST Papua akan membawa kedamaian dan kondusivitas di Bumi Cenderawasih.
Keterlibatan seluruh aparatur dan instusi serta lembaga pemerintah yang bersinergi dengan baik juga dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan Papua secara komprehensif. Namun sebaliknya, jika institusi pemerintah lain abai dan menyerahkan hal tersebut kepada aparat keamanan saja, niscaya permasalahan Papua akan terus berlanjut dan semakin sulit diselesaikan.
Pemulihan keamanan di wilayah Papua harus cepat dilakukan mengingat beberapa hari ke depan kita akan menghadapi agenda nasional, yakni pencoblosan yang dilaksanakan pada 14 Februari 2024 sehingga pengiriman logistik harus segera didistribusikan secara merata. Jangan sampai KST Papua mengganggu pelaksanaan pesta demokrasi terbesar di Indonesia (Pilpres dan Pileg 2024) untuk memilih pemimpin terbaik guna keberlanjutan pembangunan nasional, khususnya di Papua. Mari kita dukung dan apresiasi aparat keamanan agar terus mengawal pemberantasan KST Papua agar musnah dari NKRI.
Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia