Oleh : Saby Kosay
Editor : Ida Bastian
Portalindonews.com – Pemerintah berkomitmen untuk memberantas aksi-aksi Kelompok Separatis dan Teroris (KST) di Papua yang terus mengalami peningkatan. Hal ini dilaksanakan agar kekerasan terhadap warga sipil dapat dihentikan.
Kekerasan KST Papua terhadap rakyat juga masih terus berulang. Terbaru KST Papua membakar pesawat Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 dibakar teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua Tengah pada 7 Februari 2023. Tidak hanya itu, gerombolan tersebut juga menyandera penumpang beserta pilot pesawat.
Kapolda Papua Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menjelaskan pesawat Susi Air tersebut awalnya bakal digunakan untuk mengevakuasi petugas puskesmas yang menjadi korban pengancaman. Namun, KST Papua justru dengan keji membakar pesawat tersebut.
Teror dan ancaman KST terhadap rakyat Papua sudah sangat meresahkan. Bahkan, situasi tersebut mendapatkan atensi dari Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Panglima TNI mengatakan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh KST menjadi salah satu bahan evaluasinya. Dirinya memastian TNI akan menindak tegas KST yang telah membuat onar di Papua.
Dirinya menilai, bahwa TNI memiliki tugas untuk mengamankan masyarakat dan juga KST. Upaya penindakan itu tetap jalan bersamaan dengan pendekatan humanis.
Yudo memastikan program pembinaan teritorial (binter) akan terus dilaksanakan di Papua. Karena program tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan menjadi salah satu kegiatan untuk menangkal aksi-aksi kelompok berseberangan.
Program binter ada bagi anak-anak yang ingin bersekolah, warga yang butuh keamanan dan kenyamanan dan ketahanan pangan di daerah.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo juga sepakat akan adanya penegakan hukum terhadap KST juga harus tegas dan terukur. Kendati penegakan yang dilakukan aparat keamanan dinilai kerap berbenturan dengan Hak Asasi Manusia (HAM).
Kapolri mengaku bahwa pihaknya akan terus mengawal keamanan di Papua, karena aksi KST tentu saja menjadi kendala dalam proses pembangunan di Papua. Sehingga pihaknya akan tetap melakukan langkah-langkah penegakan hukum di lapangan secara tegas dan terukur.
Dia mengaku terus berkomunikasi dengan Komnas HAM di pusat maupun di Papua. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa langkah yang dilakukan oleh jajarannya sudah proporsional.
Saat ini, ada dua pedekatan yang dilakukan kepada masyarakat. Di antaranya pendeketan dalam bentuk pemberian edukasi sosialisasi, peningkatan SDM dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Salah satu tindakan anarkhis yang dilakukan oleh KST adalah pembakaran Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Oksibil, Kabupaten Bintang Provinsi Papua Tengah pada Januari 2023.
Atas insiden tersebut satu ruang guru dan satu ruang kelas terbakar, namun tidak terdapat kerugian personel dikarenakan pada saat kejadian tidak ada kegiatan proses belajar mengajar.
Selang beberapa waktu kemudian, KST melakukan aksi penembakan terhadap pesawat Ikairos PK-HVV yang akan mendarat. Saat itu pesawat Ikairos PK-HVV jenis Cargo akan landing di Bandara Oksibil dan mendapat gangguan tembakan sebanyak 2 kali.
Karena mendapatkan serangan tersebut, pilot pesawat akhirnya memutuskan untuk melakukan RTB (Road to Base) ke Bandara Tanah Merah. Kabar tersebut telah dibenarkan oleh Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring kepada wargawan di Makodam.
Danrem 171/PWY Brigjen TNI JO Sembiring menilai, pembakaran SMK di Oksibil yang dilakukan oleh KST merupakan pekerjaan teroris untuk membuat lost generation, menghambat generasi muda Papua untuk maju. Bagaimana generasi muda Papua bisa maju dan cerdas bila tempat mereka menimba ilmu sudah dibakar oleh pihak yang tidak suka melihat pemuda ikut membangun Papua.
Pihaknya menegaskan, anak-anak muda Papua sebagai generasi penerus bangsa harus mendapatkan pendidikan yang layak dan kesempatan yang sama. Sebab Danrem berharap agar Papua bisa maju dan lebih banyak lagi atas peran aktif dan partisipasi dari para generasi penerusnya kelak.
Dirinya juga memberikan himbauan kepada para tokoh adat dan tokoh agama untuk dapat berperan aktif serta menyerukan kepada pihak KST yang merusak dan membakar fasilitas pendidikan dan fasilitas umum lainnya untuk segera menghentikan aksinya. Hal ini tentu saja tidak ada gunanya, malah nantinya akan membuat pembangunan di Tanah Papua menjadi terhambat.
Selain membakar sekolah, KST juga merusak Travo Listrik dan melakukan pemalangan jalan dengan meletakkan bebatuan di jalan masuk sekolah. Danrem menyebutkan bahwa aksi ini diduga dilakukan oleh KST kelompok Nason Mimin.
Dengan adanya kejadian ini, Danrem melihat bahwa kelompok pengacau keamanan tersebut terus mencoba mengganggu aparat dan memancing agar aparat masuk dalam cara yang mereka gunakan.
Danrem juga menjelaskan bahwa untuk kondisi saat ini di Distrik Oksibil pasca terhadunya beberapa kejadian seperti kontak tembak antara aparat keamanan TNI-Polri dengan pihak KST, Pembakaran SMKN 1 Oksibil dan penembakan pesawat ternyata berdampak juga pada lumpuhnya perekonomian dan fasilitas umum seperti Bank, Rumah Sakit, Bandara dan kios-kios milik masyarakat tutup sementara.
Ulah dari KST telah terbukti membuat kekacauan yang berdampak pada aktivitas masyarakat. Pembakaran gedung sekolah telah menjadi bukti bahwa KST tidak menginginkan kemajuan bagi Papua.
Dengan adanya rentetan jejak kriminal dari KST, tentu saja pemerintah harus terus berkomitmen untuk menjaga Papua dan memberantas KST yang sudah ke sekian kalinya menebar aksi teror yang merugikan banyak pihak. KST di Papua seperti benalu yang harus dibasmi demi kemajuan Papua.
Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta