Tindak Tegas KST Sumber Konflik di Papua

Oleh : Timotius Gobay 

Editor : Ida Bastian

Kelompok Separatis dan Teroris (KST) menyebarkan teror di Oksibil Papua dengan menyerang aparat dan membakar gedung sekolah. Aksi mereka dikecam masyarakat karena selalu berbuat kerusuhan. KST harus diberantas agar tidak ada lagi yang jadi korban, baik warga sipil maupun aparat keamanan.

KST adalah gerombolan bersenjata yang merupakan kaki-tangan OPM (Organisasi Papua Merdeka). Mereka berambisi untuk membelot dan tidak mau menuruti segala peraturan dari pemerintah. Namun malah meneror masyarakat demi mewujudkan permintaannya yakni memerdekakan diri dan membentuk Republik Federal Papua Barat.

Amatlah salah jika ada klaim yang menyatakan bahwa rakyat mendukung kelompok separatis tersebut. Penyebabnya karena masyarakat membenci KST, karena selalu menyakiti orang asli Papua. Terlebih ketika mereka melakukan penyerangan beruntun di Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua.

Tanggal 7 Januari 2023 KST melakukan penyerangan terhadap seorang tukang ojek di Oksibil. Ia lalu melapor ke aparat lalu pihak kepolisian datang untuk melakukan pengamanan. Setelah itu KST dan aparat baku-tembak dan ada 3 korban luka-luka dari pihak aparat.

Beberapa hari kemudian KST juga melakukan penyerangan dan pembakaran di sebuah SMK di Oksibil. Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo menyatakan bahwa KST melakukan pembakaran sekolah tanggal 9 Januari 2023. Dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa tetapi aktivitas belajar-mengajar dihentikan untuk sementara.

Teror KST di Oksibil spontan dikecam masyarakat. Terlebih pembakaran sekolah bukan untuk pertama kalinya. Tahun 2022 lalu mereka juga melakukan pembakaran di sebuah sekolah di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya. Selain melakukan pembakaran, saat itu mereka juga menganiaya seorang guru.

Saat KST melakukan pembakaran maka seluruh murid rugi karena tidak bisa belajar, dan mereka serta guru-gurunya takut akan ada serangan berikutnya. Aktivitas belajar-mengajar terpaksa berhenti sementara selama beberapa hari. Masyarakat mengecam teror KST karena mereka menghalangi orang asli Papua untuk maju melalui bidang pendidikan.

Kemudian, KST selalu melakukan penyerangan dan nekat menyerang aparat keamanan. Padahal tentu saja aparat memiliki senjata yang lebih lengkap, tetapi malah menyerang dengan sombongnya. Aparat keamanan memang sering diserang duluan karena merepresentasikan pemerintah Indonesia yang dibenci oleh anggota KST.

KST memang harus diberantas karena tidak mendapatkan simpati sama sekali oleh masyarakat. Mereka tidak mau diajak untuk membelot karena setia dan cinta kepada NKRI. Untuk apa mendirikan negara sendiri jika menjadi bagian dari Indonesia sudah sejahtera? Apalagi di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, masyarakat Papua amat diperhatikan dan berbagai infrastruktur dibangun demi kesejahteraan bersama.

Teror KST di Oksibil dan daerah-daerah lain di Papua harus dicegah. Oleh karena itu masyarakat mendukung penuh pemberantasan KST, demi keamanan bersama. Masyarakat mendukung penangkapan KST karena mereka sudah lelah dengan berbagai teror yang dilakukan oleh kelompok separatis tersebut. Selain ada teror secara fisik, juga ada teror secara mental, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Sungguh meresahkan.

Sementara itu, Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak Abelom Kogoya mengecam serangan beruntun KST di Oksibil. Ia juga menolak kedatangan KST di daerahnya. Abelom tidak ingin ada konflik bersenjata di Kabupaten Puncak. Apalagi setelah ada penyerangan dan menyebabkan delapan orang warga meninggal dunia. Abelom turut menghadiri pemakaman salah satu korban yakni Beby Tabuni dan mengecam keras serangan KST.

Sebagai seorang kepala suku, Abelom menolak KST karena tega menghabisi rakyatnya. KST tidak pandang bulu dalam menyerang. Baik pendatang maupun orang asli Papua, bisa diserang dengan senjata api dan memakan korban jiwa. Selain itu mereka juga sering mengambil harta dan makanan rakyat Papua sehingga perbuatannya termasuk tindakan kriminal.

Oleh karena itu ia mendukung penangkapan anggota-anggota KST karena telah merugikan rakyat Papua, khususnya suku di Kabupaten Puncak. KST harus diberantas agar Papua tetap aman tanpa takut serangan senjata tajam maupun senjata api. Jangan sampai KST membuat rakyat ketakutan dan merugikan karena mereka tidak bisa bekerja dengan tenang.

Abelom melanjutkan, jika ada anggota KST maka masyarakat langsung saja menghubungi aparat keamanan agar dilakukan penangkapan. Mereka tidak mau menampung anggota KST karena takut akan kecipratan hukuman dan terkena kasus. Meski anggota KST menakutkan tetapi mereka spontan menelepon aparat agar ada penangkapan sesegera mungkin dan tidak khawatir akan digertak oleh kelompok separatis tersebut.

Teror KST di Oksibil sangat meresahkan masyarakat. Oleh karena itu seluruh warga Papua mendukung pemberantasan KST. KST tidak pernah didukung oleh warga sipil Papua. Sebaliknya, rakyat anti KST karena mereka melakukan berbagai tindak kriminal. Mulai dari penyerangan dengan senjata api, pembunuhan warga sipil dan aparat, juga perusakan fasilitas umum.

Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Gorontalo

 

About PORTALINDONEWS

Check Also

Program Pemutihan Utang Diharapkan Menjadi Stimulus bagi Pertumbuhan UMKM

Portalindonews.com, Jakarta – Program pemutihan utang yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto mendapat dukungan penuh …