Oleh : Anggi Sekartaji
Editor : Ida Bastian
Pemerintah Daerah perlu bersiaga guna mengantisipasi jika mereka melintas di jalan bisa beresiko tertimpa pohon, yang tumbang akibat angin kencang.
Selain waspada akan rubuhnya pohon, kita juga wajib mengantisipasi bencana banjir. Para pemimpin di pemda berusaha agar daerahnya tidak terkena banjir bandang, sehingga masyarakat akan selamat dari bencana. Penyebabnya karena banjir saat ini bisa saja susah surut dan menyebabkan banyak dampak negatif.
Beberapa dampak negatif dari banjir adalah gatal-gatal di kulit, karena penduduk menyentuh air banjir yang kotor, karena rata-rata dari luapan air sungai yang berwarna kecokelatan. Selain itu, masyarakat juga bisa kena diare karena kedinginan saat bajir dan terpaksa mengkonsumsi air kotor.
Resiko terbesar adalah korban jiwa, ketika ada yang hanyut karena banjir yang deras, atau kesetrum karena lupa tidak mematikan peralatan elektronik yang kebanjiran. Jika ada peristiwa seperti ini tentu mengenaskan karena saat bajir semua sibuk menyelamatkan diri ke lantai 2, sampai lupa mencabut kabel kulkas dan alat elektronik lain. Jika terjadi konsleting maka akan mengancam nyawa.
Oleh karena itu para bupati, walikota, dan gubernur diharap untuk mengantisipasi agar meminimalisir dampak bencana banjir. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Seharusnya sebelum masuk musim hija, got-got dibersihkan dan drainase kota diperbaiki. Sungai juga dijaga agar tidak kotor, dan masyarakat tidak boleh membuang sampah ke sungai seenaknya sendiri.
Taman kota juga dipercantik agar menjadi paru-paru kota, sekaligus menjadi ‘penyerap’ ketika hujan. Saat banyak pohon di suatu daerah maka tidak akan terjadi bencana banjir, karena air hujan terserap oleh akar pohon.
Antisipasi bencana di musim hujan wajib dilakukan oleh para kepala daerah. Pasalnya, ada potensi bencana, mulai dari pepohonan yang tumbang akibat angin kencang, hingga kebanjiran. Masyarakat juga diimbau untuk taat peraturan dan tidak buang sampah sembarangan, sehingga drainase lancar.
)* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa Institute