Oleh : Muhammad Yasin
Editor : Ida Bastian
Orrmas keagamaan memiliki pengaruh cukup besar didalam menyebarkan moderasi beragama pada masyarakat. Dengan adanya peningkatan peran Ormas keagamaan tersebut, maka toleransi dan sikap saling menghargai antar pemeluk agama di Indonesia dapat semakin meningkat.
Era reformasi dimulai tahun 1998 dan masyarakat Indonesia makin terbuka karena memiliki kebebasan berpendapat, setelah sebelumnya dibungkam selama 32 tahun oleh Orde Baru. Masyarakat bereuforia dan bisa berceloteh tentang apa saja tanpa takut diawasi. Namun sayangnya kebebasan ini memiliki efek negatif yaitu bebas menghina pihak lain.
Sudah jadi rahasia umum ketika ada perang opini di media sosial, umat beragama malah saling menyerang dan bukan justru mendamaikan. Ada pihak yang memprovokasi sehingga pihak lain dicap negatif bahkan dilontari dengan ucapan-ucapan yang tidak pantas. Hal ini terjadi akibat ekstrimisme yang mulai menyebar di Indonesia dan diviralkan oleh kelompok radikal.
Untuk mencegah radikalisme, ekstrimisme, dan perang hate speech terutama di dunia maya, maka diperlukan moderasi beragama. Ketika ada moderasi beragama maka umat menjalankan ajaran agama dengan moderat atau di tengah-tengah. Tidak ekstrim kiri maupun kanan, karena segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin meminta ormas keagamaan untuk menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama atau wasathiyah. Penyebabnya karena ormas keagamaan bisa menjaga perdamaian di tengah kemajemukan Indonesia. Nilai-nilainya harus tercermin dalam kehidupan masyarakat.
Dalam artian, kemajemukan adalah fakta dan di Indonesia tidak hanya ada 1 agama tetapi ada 6 agama yang diakui oleh negara. Indonesia juga terdiri dari banyak suku bangsa. Dengan keadaan ini kita tetap bersatu dan berbhinneka tunggal ika. Moderasi beragama bisa merekatkan perbedaan karena umat saling bertoleransi.
Ormas keagamaan memiliki peran penting karena dihormati oleh seluruh kalangan masyarakat. Dengan menyebarkan moderasi beragama maka diharap masyarakat akan makin solid dan menghormati umat dengan keyakinan lain, tanpa harus meninggalkan ajaran agamanya. Toleransi adalah kunci dan masyarakat akan hidup damai karenanya.
Ormas keagamaan menyebarkan moderasi beragama dengan cara seminar agar masyarakat paham apa itu moderasi beragama. Jika sudah mengikutinya maka akan lebih banyak orang yang tahu apa arti moderasi beragama lalu mempraktikannya. Mereka senang karena hidup akan lebih damai dan bisa bergaul dengan semua kalangan, termasuk warga yang memiliki keyakinan lain.
Selain itu, ormas keagamaan bisa membuat poster atau konten lain di media sosial sehingga lebih luas tersebar. Dengan begitu maka banyak netizen yang paham dan mempraktikkan moderasi beragama. Mereka akan saling menghormati dan tidak akan bertikai gara-gara keyakinannya berbeda. Masyarakat paham bahwa warga yang tidak satu keyakinan adalah saudara di bidang kemanusiaan.
Kelapa Seksi Bimbingan Masyarakat Kantor Kementrian Agama Kota Semarang, Sumari, menyatakan bahwa tujuan moderasi beragama adalah mewujudkan ketertiban dalam kehidupan beragama, melindungi hak pemeluk agama, dan mewujudkan harmonisasi di dalam kehidupan. Sebagai warga negara Indonesia, semua orang diberi kebebasan dalam menjaga keyakinan tetapi juga menghormati hak orang lain.
Dalam artian, tiap pihak termasuk ormas keagamaan juga menyebarkan misi dari moderasi beragama yakni harmonisasi kehidupan. Jika semuanya paham moderasi beragama maka tiap umat akan berusaha menjaga perdamaian. Perbedaan bukanlah hal yang dipermasalahkan karena Indonesia memang negara yang majemuk.
Setiap ormas dihimbau untuk tetap menyebarkan ajaran moderasi beragama untuk menjaga perdamaian di Indonesia. Keterlibatan Ormas beragama sangat dibutuhkan demi keutuhan NKRI.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute