Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tangkal Penularan Covid-19

Oleh : Aldia Putra

Editor : Ida Bastian

Perilaku hidup bersih dan sehat harus terus digalakkan secara bersama dan didukung, karena pandemi Covid-19 masih terus berlangsung. Dengan adanya perilaku bersih dan sehat tersebut, diharapkan mampu menangkal penularan virus Covid-19 yang belakangan menunjukkan tren kenaikan.
Beberapa minggu terakhir, kasus Covid-19 di Indonesia kembali mengalami kenaikan lantaran kemunculan sub varian baru dari Omicron yaitu BA.4 dan BA.5. Atas kejadian tersebut, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan dengan tegas bahwa seluruh masyarakat jangan sampai meninggalkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito memaparkan bahwa memang telah terbukti kalau perilaku hidup bersih dan sehat tersebut menjadi salah satu cara yang terbukti sangat efektif untuk menekan laju persebaran berbagai macam penyakit menular yang bisa saja menjangkiti manusia, termasuk Covid-19.
Karena sifat dasar virus yang akan terus bermutasi dan memunculkan berbagai varian baru, maka hal terbaik yang bisa diupayakan oleh manusia untuk menyangkalnya adalah dengan memberikan proteksi diri terbaik, yakni tidak hanya sekedar pengetatan protokol kesehatan saja, namun juga terus mengupayakan PHBS.
Lebih lanjut, Jubir Satgas Covid-19 tersebut memberikan pemasaran lengkap mengenai 12 perilaku dasar yang bisa diparaktikkan oleh seluruh masyarakat mengenai hidup bersih dan sehat ini dan diharapkan supaya perilaku tersebut jangan sampai ditinggalkan terlepas dari semisal seluruh dunia sudah terbebas dari kondisi pandemi.
Hal pertama adalah mencuci tangan. Perilaku ini mungkin merupakan hal yang kecil, namun nyatanya memiliki manfaat yang sangat besar. Diimbau kepada seluruh masyarakat supaya tidak terlalu terburu-buru dalam mencuci tangannya, yakni setidaknya selama 20 detik, karena agar bisa untuk mengusap serta menggosok seluruh bagian tangan dengan menggunakan sabun serta air yang mengalir.
Selain itu mengenai perilaku untuk rajin menggunakan masker ketika merasa sedang tidak enak badan dan apabila memungkinkan sebaiknya jangan keluar rumah jika dalam keadaan sakit. Masker juga harus dikenakan ketika berada di luar ruangan dan banyak orang, termasuk juga apabila sedang berada pada kondisi yang minim udara. Setidaknya dengan adanya masker yang dikenakan, mampu mencegah dari bersentuhnya tangan ke wajah secara langsung, apalagi jika kondisi tangan sedang kotor dan belum dicuci.
Diketahui bahwa terdapat data yang dikemukakan oleh CDC yakni seseorang akan cenderung menyentuh wajahnya sebanyak 23 kali per jam, yang mana kemudian bakteri, virus serta mikroorganisme akan sangat mudah tersalurkan melalui tangan apabila menyentuh mata, hidung dan mulut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa tangan bisa jadi merupakan sumber penularan berbagai macam penyakit di tubuh manusia, maka dari itu Prof Wiku menyarankan sebisa mungkin untuk mampu meminimalisasi adanya kontak fisik dengan orang lain, apalagi sampai melakukan jabat tangan. Hal tersebut berlanjut pada upaya untuk bisa menghindari kerumunan, utamanya di tempat publik, yang mana sama sekali tidak diketahui siapa saja yang pernah ke tempat tersebut.
Proteksi diri dari dalam juga tidak kalah pentingnya untuk dilakukan, yakni dengan melakukan vaksinasi hingga dosis lengkap termasuk melakukan vaksin booster agar perlindungan diri pada Covid-19 bisa terjadi dengan sangat maksimal dari luar maupun dari dalam. Hal tersebut berkaitan juga dengan sesuatu menjadi konsumsi masyarakat, upayakan untuk terus mengonsumsi makanan yang bernutrisi lengkap serta terjamin kebersihannya.
Masih mengenai konsumsi, air putih juga merupakan hal penting yang jangan sampai ditinggalkan karena tubuh manusia akan terus membutuhkan air untuk mencegah terjadinya dehidrasi, disarankan setidaknya konsumsi air putih sebanyak 2 liter setiap harinya.
Terdapat pula upaya proteksi aktif, yakni dengan melakukan aktivitas berupa olahraga setidaknya selama 30 menit dalam 3 hingga 5 kali per minggunya. Perhatikan pula kualitas tidur karena akan sangat berpengaruh pada manusia secara fisik bahkan psikis, setidaknya upayakan untuk memiliki durasi tidur 7 hingga 10 jam per hari.
Terakhir adalah menjaga kondisi mental supaya bisa stabil. Di tengah kondisi pandemi yang belum berakhir dan juga berbagai tekanan yang mungkin dialami, jangan sampai membuat itu semua berpengaruh pada kondisi mental serta jiwa dengan tidak membiasakan diri untuk memberikan reaksi secara berlebihan dan panik.
Seluruh hal tersebut harus bisa terus diupayakan demi menjaga kualitas kesehatan secara keseluruhan termasuk juga mampu untuk mendongrak imunitas diri agar tidak mudah terserang virus maupun penyakit, utamanya adalah paparan sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 yang belakangan tengah terjadi.

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute

About PORTALINDONEWS

Check Also

Pemerintah Pastikan Kebijakan Penghapusan Utang Pelaku UMKM Tepat Sasaran

Portalindonews.com, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) memastikan kebijakan …