Waspada Keganasan Corona Subvarian Centaurus

Oleh : Sandi Kurnia
Editor : Ida Bastian

Masyarakat diminta untuk lebih waspada terhadap penyebaran varian Corona Centaurus yang diyakini lebih ganas dan mudah menular. Tetaplah menjaga protokol kesehatan mendapatkan vaksinasi, dan melakukan perilaku hidup sehat dan bersih.
Indonesia sudah bersiap-siap memasuki fase endemi karena jumlah pasien corona sempat turun, tetapi rencana ini bisa tertunda karena kasus covid-19 naik lagi. Data per tanggal 7 Agustus 2022, ada 5.016 pasien corona di Indonesia. Kenaikan kasus ini terjadi karena ulah virus covid-19 varian Omicron subvarian Centaurus (BA.2.75).
Masyarakat perlu mewaspadai keganasan Centaurus karena virus hasil mutasi lebih cepat menular. Kasus Centaurus pertama ditemukan di Bali, dari turis asal Australia. Pelaku perjalanan luar negeri memang lebih rawan menularkan corona dan ketika terindikasi positif covid-19, ia langsung dirawat secara intensif, sampai benar-benar sembuh.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, ada kenaikan kasus corona sebanyak 18% dan itu karena subvarian Centaurus. Masyarakat perlu mewaspadai keganasan subvarian ini agar tidak menjadi korban selanjutnya. Selama pandemi, warga dihimbau untuk selalu menjaga gaya hidup bersih dan sehat, dan mengenali ciri-ciri kena corona (terutama varian Centaurus).
Jika seseorang terinfeksi virus covid-19 varian Omicron subvarian Centaurus maka ciri-cirinya adalah demam tinggi sekali, jadi wajib untuk menyediakan termometer di rumah. Jika suhu tubuh di atas 38 derajat celcius maka wajib untuk waspada dan mengisolasi mandiri agar tidak menularkan corona ke anggota keluarga lain.
Ciri kedua dari terinfeksi virus covid-19 subvarian Centaurus adalah batuk yang tidak kunjung berhenti, bahkan durasinya bisa sampai 1 jam. Batuk pada pasien corona cenderung ke batuk kering, bukan berdahak. Hidung pasien juga tersumbat dan kehilangan fungsi indra penciuman (anosmia). Sedangkan ciri yang khas dari centaurus adalah berkeringat deras di malam hari.
Masyarakat dihimbau untuk waspda jika sakit dan batuk sampai tersengal-sengal, karena bisa jadi mereka terinfeksi virus covid-19. Memang sepintas seperti demam dan pilek bisa tetapi rasanya lebih menyakitkan dan tenggorokan perih. Jika ada gejala seperti itu maka segera tes rapid atau swab, lalu konsultasi ke dokter. Ia akan memberi saran untuk opname atau isolasi mandiri saja di rumah, karena tergantung dari tingkat keparahan pasien.
Seseorang yang kena corona subvarian Centaurus bisa saja mengira dirinya kena flu biasa lalu minum obat yang bisa dibeli di warung. Namun ketika tubuhnya demam, kelelahan (yang tidak bisa hilang dengan tidur 8 jam sehari), sakit kepala, tidak punya nafsu makan, dan kena diare, maka itu adalah ciri-ciri terinfeksi Centaurus.
Jangan meremehkan penyakit di masa pandemi dan segera berobat agar mendapatkan pertolongan dengan cepat. Jika hanya membiarkan diri, minum obat biasa, dan masih beraktivitas ke luar rumah, maka pasien berpotensi jadi penyebar corona subvarian Centaurus. Ketika banyak yang melakukannya maka kasus covid-19 di Indonesia akan terus tinggi dan mengakibatkan pandemi berlangsung lebih lama dari perkiraan.
Penyebaran corona subvarian Centaurus tampak dari naiknya jumlah pasien corona, dan hal ini menyedihkan karena jadwal untuk mengubah status dari fase pandemi ke endemi jadi mundur lagi. Oleh karena itu masyarakat harus waspada dan mencegah penyebaran corona, khususnya subvarian Centaurus.
Masyarakat dihimbau untuk jangan mengabaikan tubuh yang sakit dan mengira hanya pilek biasa padahal terkena corona subvarian Centaurus. Apalagi jika yang sakit adalah anak kecil (berusia di bawah 6 tahun), tentu belum divaksin karena belum ada vaksin khusus bayi dan balita, alangkah kasihan jika terinfeksi corona subvarian Centaurus. Jika tidak diobati maka yang paling fatal adalah kehilangan nyawa.
Corona subvarian Centaurus menyebar dengan cepat di lingkungan yang warganya rata-rata belum mendapatkan vaksin. Oleh karena itu masyarakat yang belum divaksin diharap untuk segera ke Rumah Sakit terdekat untuk mendaftar vaksinasi, atau mengikuti vaksinasi massal yang diadakan pihak swasta. Vaksin sangat penting untuk menyelamatkan nyawa di masa pandemi.
Jika sudah mendapatkan vaksin corona dosis pertama maka masyarakat perlu juga untuk mendapatkan vaksin dosis kedua, dan jadwalnya sudah tertera di aplikasi Peduli Lindungi (atau tertulis di kartu vaksin). Namun jika sudah lebih dari 6 bulan maka harus diulang alias suntik lagi dosis pertama, karena perlindungannya sudah jauh berkurang. Oleh karena itu jangan terlambat vaksin.
Vaksin booster juga jadi cara untuk selamat dari corona subvarian Centaurus. Booster meningkatkan imunitas tubuh dan melindungi dari virus covid-19 varian dan subvarian apa saja. Tentu saja dengan mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan mencuci tangan.
Masyarakat harus mewaspadai keganasan corona varian Omicron subvarian Centaurus dan menghafalkan ciri-ciri jika terinfeksi penyakit tersebut. Jika memang sakit maka segera dites dan berobat, agar lekas sehat. Untuk mencegah penularan Centaurus maka harus vaksin, taat protokol kesehatan, dan menjaga perilaku bersih dan sehat.

)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara

About PORTALINDONEWS

Check Also

Pemerintah Pastikan Kebijakan Penghapusan Utang Pelaku UMKM Tepat Sasaran

Portalindonews.com, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) memastikan kebijakan …