Oleh : Syafrudin Pratama
Editor : Ida Bastian
Penurunan kasus Covid-19 yang sempat tercatat di Indoneia beberapa waktu yang lalu dilaporkan bukan hanya karena vaksinasi saja. Namun juga berasal dari infeksi virus pada masyarakat sebelumnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan yang mengatakan bahwa antibodi masyarakat berasal dari vaksinasi dan infeksi Covid-19. Indonesia juga telah menggelar survei serologi antibodi Covid-19. Survei tersebut dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universita Indonesia.
Hasil yang didapat menjelang momen lebaran tahun ini, antibodi masyarakat tanah air sudah mencapai 99,2%. Survei menunjukkan bahwa titer antibodi yang tinggi bisa mengurangi risiko akibat Covid-19. Hasil survei tersebut meningkat dibandingkan temuan tahun lalu yang dilaporkan antibodi masyarakat sebesar 86,6% dan 74% memiliki antibodi dari infeksi Covid-19.
Titer antibodi mayarakat juga mengalami peningkatan dari level 500-600 menjadi 7.000-8.000, yang artinya masyarakat memiliki titer antibodi selain peningkatan itu sendiri. Hasil tersebut mencerminkan daya tahan tubuh dapat menghadapi virus yang menginfeksi. Selain itu juga bisa mengurangi risiko rumah sakit dan meninggal saat masyarakat terinfeksi virus.
Perlu diketahui bahwa vaksinasi Covid-19 di Indonesia sendiri telah dijalankan sejak awal tahun 2021. Sementara itu, program booster atau dosis ketiga dilakukan pada awal tahun ini bagi masyarakat berusia 18 tahun ke atas. Saat ini tenaga kesehatan juga telah diizinkan mendapatkan booster kedua atau dosis vaksin Covid-19 keempat beberapa waktu yang lalu.
Sementara itu, Indonesia juga sempat mengalami beberapa kali kenaikan kasus yang diakibatkan Covid-19. Seperti karena penyebaran varian Delta pada pertengahan tahun lalu dan Omicron yang terjadi awal tahun ini.
Selanjutnya, Pemprov DKI Jakarta masih terus berupaya mengendalikan pandemi COVID-19. Salah satunya dengan terus menggencarkan program vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat. Kemudian, Dinkes DKI juga tetap menggalakkan 3T (Testing, Tracing dan Treatment). Salah satunya dengan terus menggencarkan program vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat.
Berdasarkan data terkini yang penulis dapat dari Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, untuk Vaksinasi Program per tanggal 8 Agustus 2022, total dosis 1 saat ini sebanyak 12.609.567 orang (125%), dengan proporsi 70,6% merupakan warga ber-KTP DKI dan 29,4% warga KTP Non DKI. Sebanyak 789 orang telah divaksin dosis 1 pada tanggal 7 Agustus 2022.
Sedangkan, total dosis 2 kini mencapai 10.769.671 orang (106,8%), dengan proporsi 74% merupakan warga ber-KTP DKI dan 26% warga KTP Non DKI. Lalu, sebanyak 615 orang yang divaksin dosis 2. Selanjutnya total dosis 3 sebanyak 4.665.957 orang dan jumlah yang divaksin dosis 3 4.385 orang.
Sementara itu, jumlah kasus aktif di Jakarta turun sejumlah 1.219 kasus, sehingga jumlah kasus aktif kini sebanyak 19.271. Mereka adalah orang yang masih dirawat atau isolasi. Kemudian, telah dilakukan tes PCR sebanyak 15.411 spesimen.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 13.638 orang melakukan tes PCR untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 1.824 positif dan 11.814 negatif. Selain itu, dilakukan juga tes antigen sebanyak 12.570 orang, dengan hasil 890 positif dan 11.680 negatif.
Perlu diketahui juga bahwa dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 1.311.714 dengan tingkat kesembuhan 97,4%, dan total 15.426 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,1%, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,5%. Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 14,8%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 11,6%. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.
Menanggapi hal tersebut, Pemprov DKI Jakarta mengimbau warga untuk senantiasa memakai masker saat sedang beraktivitas di luar rumah, terutama di tempat publik. Selain itu, warga juga disarankan untuk segera melengkapi vaksinisasi COVID-19 dengan booster.
Untuk dapat melakukan vaksinasi, warga DKI Jakarta dapat langsung menuju sentra vaksinasi terdekat. Namun, untuk mempercepat proses vaksinasi, warga disarankan mendaftar online melalui aplikasi JAKI atau situs corona.jakarta.go.id/vaksinasi.
Dengan mendaftar secara online, warga dapat memilih waktu dan tempat vaksinasi sendiri, sekaligus bisa melakukan pre-screening tes online. Untuk menemukan tempat vaksinasi, warga juga mengeceknya melalui aplikasi maps. Hanya dengan menuliskan “vaksin COVID-19”, warga dapat menemukan lokasi, serta dibantu informasi jalur menemukan lokasi yang dipilih.
Warga yang telah melakukan vaksinasi dan booster akan memiliki imunitas yang jauh lebih tinggi dibanding dengan warga yang tidak melakukan vaksinasi sama sekali. Dengan demikian, warga tidak akan rentan terhadap paparan Covid-19. Namun, bukan berarti warga boleh mengabaikan protokol kesehatan. Selama peraturan untuk tetap memakai masker belum dicabut oleh pemerintah, warga harus tetap menggunakan masker saat bepergian baik itu di dalam maupun luar ruangan.
Berdasarkan data vaksinasi di DKI Jakarta yang telah dipaparkan, penulis sangat mengapresiasi pemerintah yang sudah berupaya untuk menangani kasus Covid-19 di Indonesia dengan cepat serta penulis juga mengimbau bukan hanya untuk warga DKI Jakarta, namun kepada seluruh warga di Indonesia untuk terus menjaga protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi serta booster bagi yang belum mendapatkannya. Dengan demikian, harapannya pandemi Covid-19 dapat segera berakhir dan kita dapat beraktivitas seperti biasa sebelum munculnya pandemi Covid-19 ini.
*Penulis adalah kontributor Trilogi Institute