Oleh : Savira Ayu
Editor : Ida Bastian
Covid-19 masih menjadi berstatus pandemi di Indonesia, apalagi dengan munculnya varian Omicron di berbagai wilayah khususnya di Jawa Bali. Masyarakat, khususnya di Jawa-Bali pun diminta untuk mewaspadai tren kenaikan lonjakan kasus positif virus Corona.
Perlu diketahui Covid-19 di Jawa Bali meningkat dalam dua pekan terakhir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan kepada pemerintah untuk mulai mewaspadai penyebaran virus agar tidak memicu klaster Covid-19 baru, khususnya di wilayah tersebut.
Perlu adanya pelacakan kontak kasus atau tracing yang masif, terlebih di tengah adanya varian omicron. Meski demikian, kini kategori penularan WHO masih dalam level rendah, berdasarkan pengamatan 10 hingga 16 Januari 2022.
WHO berpesan dalam laporan mingguannya, bahwa sangat penting bagi setiap tingkat administratif untuk memantau secara ketat setiap kemungkinan klaster untuk memastikan respons cepat dan penahanan potensi wabah.
Pelacakan kontak yang lengkap untuk setiap kasus yang teridentifikasi sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi terutama dalam konteks kasus Omicron sebagai penahanan yang benar dari beberapa kasus pertama akan sangat penting untuk mencegah penyebaran.
Sayangnya, kasus Covid mengalami peningkatan di DKI Jakarta. Khususnya bagi jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, sedikit meningkat dari sebelumnya 758 kasus kini mencapai 771 orang per 16 Januari 2022. Di waktu yang sama, DKI Jakarta juga melaporkan 3.045 kasus Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri, naik dari sebelumnya sebanyak 3.011 pasien.
Sementara itu, angka keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) Covid-19 secara keseluruhan berada di bawah 5 persen lebih dari tiga bulan. Pada 16 Januari 2022, BOR rumah sakit secara nasional naik 5 persen dari pekan sebelumnya yakni 4 persen. Sementara angka BOR ICU stabil, seperti pekan sebelumnya yang berada di angka 4 persen.
Puncak gelombang Omicron di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022. Saat ini, peningkatan kasus sudah mulai terlihat.
Berkaca dari negara lain, gelombang Omicron dapat meningkat dengan cepat. Pemerintah memprediksi bahwa peningkatan kasus berpotensi naik lebih tinggi di Provinsi DKI Jakarta jita masyarakat tidak hati-hati dan waspada. Penyebaran varian omicron di Indonesia tentu menjadi alarm bagi kita untuk kembali awas dalam memasuki varian baru Covid-19.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kenaikan kasus di Jawa Bali juga terlihat pada provinsi Jawa Barat dan Banten. Hal tersebut didorong oleh wilyah Jawa Baratyang masuk dalam bagian aglomerasi Jabodetabek.
Khusus untuk wilayah lain di Jawa-Bali, kasus di Provinsi lain di luar Jakarta, Jawa Barat dan Banten relatif lebih terjaga, namun penyebaran kasus diprediksi juga akan menyebar lebih cepat mengingat mobilitas yang terjadi di Jawa Bali sudah sangat tinggi sekali.
Pada kesempata berbeda, Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali meminta masyarakat setempat untuk lebih waspada karena Bali masuk dalam 11 provinsi di Tanah Air yang mengalami kenaikan kasus virus corona lebih dari satu minggu berturut-turut.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali I Made Rentin mengatakan, Kasusnya memang meningkat, tetapi masih konsisten satu digit. Rentin juga meminta kepada masyarakat untuk tetap taat dan disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan.
Menurut Rentin, berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 per 5 Januari 2022, 11 Provinsi mengalami kenaikan kasus Covid-19 selama lebih dari satu minggu berturut-turut. Dari 11 provinsi tersebut, ada dua daerah yang konsisten mengalami kenaikan hingga empat minggu berturut-turut, yakni DKI Jakarta dan Kepulauan Riau.
Ada pula yang mengalami tiga minggu berturut-turut yakni Kalimantan Selatan. Delapan provinsi mengalami kenaikan kasus dua minggu terakhir, termasuk Bali di dalamnya. Rentin menyampaikan, sejak 2 Januari 2022, terjadi penambahan kasus setiap harinya meski masih konsisten hanya satu digit. Yakni 1, 5, 8, 1, 5, 5 serta 6.
Selain itu Satgas Provinsi Bali juga mencatat ada 65 kasus aktif di Bali. Dari data tersebut tercatat sebanyak 43 orang menjalani perawatan di rumah sakit rujukan, 8 orang isolasi terpusat dan 14 lainnya menjalani isolasi mandiri.
Kenaikan kasus di berbagai wilayah khususnya Jawa Bali tentu tidak bisa disepelekan, kewaspadaan harus tetap ditingkatkan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan serta mengurangi mobilitas.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute