Oleh : HR Ubay Permana
Editor : Ida Bastian
Kita menghormati polisi sebagai penegak hukum dan dengan alasan hukum untuk menegakkan hukum, akan tetapi untuk kasus odong-odong seharusnya mereka punya pertimbangan lain demi rasa kemanusiaan, sehingga tindakan polisi *melarang odong-odong beroperasi di Banten dan sekitarnya* hendaknya dievaluasi kembali .
Polisi mengambil tindakan ini gegara odong-odong di tabrak kereta yang menelan 10 korban jiwa meninggal dunia. Dan dalam kasus ini sopir odong-odong sudah dijadikan tersangka dan di tahan.
Dengan insiden tersebut Polisi hanya sebatas menegakkan hukum tanpa mempertimbangkan dampak psikis dan suasana batin pegiat odong-odong.
Pegiat odong-odong mereka adalah masyarakat ekonomi lemah, dan odong-odong itu juga sebagai alat penopang ekonomi dan sumber mencari nafkah sehari-hari bagi mereka. Selain itu odong-odong juga merupakan alat transportasi alternatif bagi masyarakat kecil yang ingin sekedar jalan- jalan , rekreasi murahan, kondangan dan silaturahmi dengan ongkos yang terjangkau. Secara ekonomi bahwa odong-odong memiliki nilai ekonomi tinggi.
Akibat penegakkan hukum oleh polisi:
Workshop/ tempat merakit odong-odong ditutup, bahkan pemiliknya yang merakit odong-odong tersebut di jadikan tersangka.
Bengkel odong-odong ditiadakan dan odong-odong dilarang beroperasi.
Padahal untuk membangun workshop/ bengkel odong-odong mereka mengeluarkan biaya/ menanam investasi ratusan juta.
Untuk memiliki odong-odong mereka harus menjual harta benda demi bisa menafkahi keluarga melalui narik/ menyewakan odong-odong.
Dengan ditutupnya kegiatan odong-odong lalu apa solusi dari polisi supaya mereka bisa bertahan hidup.
Apa solusinya ??
*Pemerintah, anggota dewan para akademisi, aktivis, pelaku sosial , praktisi hukum*, ayo demi kemanusiaan bantulah mereka.
Jika satu odong-odong bersalah dalam lakalantas dan menimbulkan korban jiwa, apakah harus semuanya dilarang beroperasi dan bahkan sampai perakitannya pun di jadikan tersangka.
Apakah tidak ada solusi lain misalkan diberikan pembinaan supaya mengeliminir kecelakaan ataupun peringatan dalam bentuk apapun yang penting odong-odong tetap beroperasi sehingga bisa menafkahi keluarga nya.