PORTALINDONEWS.COM, – Tiga variabel judul diatas itu, untuk penggambaran narasi yang terekam melekat berada di kantor Sekretariat Kerukunan Keluarga Suawesi Selatan (KKSS) di periode kepemimpina Ketua Umum Petta Oddek tahun 1983 sd 1988 di Jalan Sungai Musi kantor Sekjen Ahmad Pawennei.
Dua periode sebelumnya KKSS dipimpin oleh Mayjen Azis Bustam dan Brigjen Andi Sose.
Kepala kantor sekretariatnya adalah M. Djabir dan Adnan.
Di era tahun 1983/ 1988 beberapa aktivis pemuda menjadi anggota pengurus KKSS atas promosi Andi Serang Pangeran Petta Rani.
Di era itu kami yang muda pemula di KKSS terkagum kagum dengan senior itu yang dalam rapat rapat menyampaikan penguasaan organisasi dan tutur bahasa pangadereng/ pangadakkan yang santun.
Beliau berempat itu ; Andi Perenrengi Tanri, Ibrahim Gaus, Benny Sjamsuddin dan Saleh Djindang medeklirkan diri sebagai kelompok AMPEGO ( Amanat Penderitaann Golongan )
Beliau beliau ini yang menyusun Anggaran Dasar Organisasi dan Landasan Kultural KKSS.
Di rapat rapat itu juga menjumpai senior Zainal Bintang, Asrul Azis Taba, Anwar Satta dan Arifuddin Pangka yang memperkaya materi yang dibicarakan.
Santap Niaga.
INI istilah yang dipakai untuk suatu hajat pertemuan penggalangan dana antara lain untuk gelar Temu Budaya, Jamuan untuk team PSM Makassar yang berlaga di Jakarta.
Diantara kami yang yunior di pengurusan KKSS itu, hanya Hasbullah Ismail yang interaktif dengan senior itu.
Bola Bola Pendek Di Cilamaya.
BERMAIN umpan bola pendek, bukan karena lapangan sempit atau lawan main berpostur besar.
Ini adalah istilah di yang diciptakan oleh anak anak di Sekretariat KKSS jalan Cilimaya Tanah Abang di era Ketua Umum Beddu Amang.
Umpan bola bola pendek itu untuk melakukan hal hal yang pragmatis ada hasil.
Bukan dengan konsep proposal yang butuh nafas panjang dan penantian yang tak terukur.
Para yunior pelaku disitu adalah Alif, Aprial, Ahmad Tahir Ratu, Erwin Kallo, Faizal Rahim, Wahidah Laomo, Andi Yadi dan Hamsah.
Mereka menghidupkan Bulletin KKSS sebagai syiar keseluruh daerah.
Sekretariat Berlanjut ke Panti Asuhan Jatinegara dan Buncit Raya Mampang.
Di Buncit ini, tercipta berbagai program kerja KKSS antaranya, Gelar Pesona Budaya Sulsel di Taman Mini dan Pertemuan Saudagar Bugis Makassar.
Para pelaku relawan sekretariat antaranya Nazar Simbong, Kepala Anjungan Sulsel Taman Mini, La Sule, pelukis, Daeng Sakka dan Surya Dharna, penghubung semacam Humas..
Di sekretarat itu ada Suherman Mappa dan Jum Palopo.
Sampai akhir masa bhakti pak Beddu Amang, program KKSS banyak di support oleh ; Arifuddin Pangka, Andi Syamsu Alam, Charsian Anwar, Andi Idha Nursanty dan Habullah Ismail.
BBD Plaza Dan Benhil. APA yang monumental perlu dicatat.
Di era kepemimpinan Ketua Umum Muhamad Taha dan Ketua Harian Pelaksana Ketua Umum Abdul Rivai, berhasil mewujudkan pengadaan Kantor tetap KKSS di Jalan Bedungan Hilir Jakarta Pusat.
Sekian lama, 5 kali berpindah pindah dari Musi, Cilamaya, Panti Asuhan, Buncit Raya dan Bank Bumi Daya Plaza baru KKSS punya kantor milik sendiri.
Apapun adanya ini sebuah karya abadi pengurus KKSS seperti halnya melahirkan Sekolah Menengah Atas unggulan di Malino dan Pertemuan Saudagar Bugis Makassar/ PSBM yang berkelanjutan sejak tahun 1990.
Ucapan terima kasih kepada adik adik di sekretariat di era kepengurusan itu ; Idang, Asbar, Ikbal, Any, Erika, Zaenal Syam dan Daeng Amin.
Di ultah KKSS ke 46 ini ada baiknya menghadirkan dan memberi mereka apresiasai.
Legolego ciliwung 12 Oktover 2022. (Fiam Mustamin, red)