PORTALINDONEWS.COM, Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro mengatakan, ibadah berkurban hakikatnya adalah menghapus rasa kepemilikan. Ia bercerita, sebagaimana kisah Nabi Ibrahim AS yang mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih puteranya Nabi Ismail AS.
Lebih lanjut ia menuturkan bahwa Nabi Ibrahim AS tidak diperintah Allah untuk mengikhlaskan Ismail, Ibrahim hanya diminta Allah untuk menghapus rasa ‘kepemilikan’ terhadap Ismail.
“Jadi yang disuruh Allah SWT kurbankan adalah rasa kepemilikan, jadi maknanya seperti itu. Jadi ibadah berkurban itu adalah perintah untuk mengorbankan sebagian dari milik kita,” kata Suhajar dalam Penyerahan Paket Kurban secara Simbolis di Plaza Gedung A Kantor Pusat Kemendagri, Senin (11/7/2022).
Suhajar menambahkan, Idul Adha atau Idul Qurban merupakan ibadah yang berhubungan dengan ketakwaan dan ikhlas, yang merupakan dua hal paling berat dan butuh keberanian sebagai manusia. Melalui berkurban dengan hewan yang telah disyariatkan pula, manusia diajarkan untuk mengorbankan sebagian hartanya untuk dibagikan kepada sesama.
“Hari ini apakah kawan-kawan diminta mengorbankan katakanlah sebagaimana Nabi Ibrahim AS dicoba? Tidak, sudah dipraktikkan dalam akidah kita yang kita korbankan adalah dalam bentuk sapi, kambing, domba, dan sejenisnya yang memenuhi syarat. Kita membayarnya dengan sebagian milik kita, ringan sekali itu,” ucapnya.
Suhajar menambahkan, manusia dilahirkan ke muka bumi untuk mengalami ujian, termasuk ujian dalam kepemilikan harta dan benda. Meski demikian, manusia harus menyadari bahwa harta tersebut hakikatnya tak seutuhnya dimiliki, karena semua hanya titipan dari yang Maha Kuasa.
“Seolah-olah milik kita, okelah kita menganggap bahwa itu (harta benda) milik kita, di muka bumi yang sah itu milik kita, itulah yang sedang diuji oleh Allah SWT, mau tidak kita mengorbankan sebagian milik kita tadi,” tandasnya.
Oleh karenanya, ia meminta jajaran di lingkungan Kemendagri dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengambil hikmah atau memetik pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim tersebut. Setiap kita adalah Ibrahim. Sesungguhnya Ibrahim tidak diperintah Allah untuk mengikhlaskan Ismail, Ibrahim hanya diminta Allah yang Maha Besar untuk menghapus rasa kepemilikan terhadap Ismail. Pada hakikatnya semua adalah milik Allah pencipta alam semesta.
Puspen Kemendagri