Oleh : Savira Ayu
Editor : Ida Bastian
Perhelatan G20 tentu saja harus dimanfaatkan oleh pemerintah, khususnya dalam menunjukkan keberhasilan Indonesia dalam upaya pengendalian Pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 telah berdampak di banyak sektor, termasuk kesehatan, sosial dan ekonomi masyarakat di dunia. Selain itu, melambatnya kegiatan ekonomi dan pertumbuhan, ketimpangan akses terhadap kesehatan dan vaksin dan pemulihan ekonomi pasca-pandemi adalah sebagian dari problem besar yang dihadapi dunia saat ini.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk (FISIPOL) UGM, Wawan Mas’udi, menyampaikan Presidensi G20 yang mengangkat tema “Recover Together, Recover Stronger” ini akan menjadi momen untuk pengakuan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi berkembang dan penguatan diplomasi Indonesia dalam kepemimpinan dunia.
Sementara itu Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia perlu menunjukkan kemampuan yang baik dalam menangani pandemi Covid-19 di tanah air. Sebab, kemampuan tersebut akan menentukan kredibilitas dan efektivitas kepemimpinan Indonesia dalam Presidensi G20, utamanya dihadapan banyak negara dengan tingkat ekonomi tertinggi di dunia.
Sri Mulyani juga mengatakan, dalam Presidensi G20 nantinya topik penanganan Covid-19 akan dibahas dalam forum-forum tingkat menteri keuangan atau gubernur bank sentral. Hal ini juga yang akan menjadi aspek penting penentu perkembangan ekonomi suatu bangsa ke depannya.
Pemerintah akan terus fokus mengatasi pandemi Covid-19 juga mempercepat penanganan akses vaksinasi kepada masyarakat.Sri Mulyani juga menuturkan, penanganan pandemi ini tentunya akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) demi mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. Tujuannya agar ekonomi memiliki daya tahan dan memiliki kemampuan untuk kembali pulih.
Sebelumnya, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa Indonesia masuk dalam negara terbesar ke-5 di dunia dari sisi akses dan capaian vaksinasi Covid-19. Capaian ini tentu saja bisa menjadi berita yang patut diwacanakan dalam momentum G20.
tema Recover Together, Recover Stronger mencerminkan pentingnya mempromosikan produktivitas dan ketahanan serta stabilitas dan juga memastikan adanya perkembangan yang positif dan berkelanjutan. Upaya ini akan didukung oleh kepemimpinan global yang kuat serta lingkungan kemitraan yang mendukung.
Sri mengatakan, maksud tema ini adalah untuk memperkuat koordinasi serta kolaborasi kebijakan keuangan dan fiskal-moneter untuk mendorong pemulihan secara bersama-sama dan tidak boleh ada negara yang tertinggal dalam jalur pemulihan.
Sebagai bagian dari keanggotaan masyarakat global dan juga sebagai presidensi G20, Indonesia akan memanfaatkan momentum ini untuk mendorong kolaborasi dan kerjasama global. Menurut Menkeu, sebagaimana halnya dalam pandemi, perubahan iklim itu juga tidak bisa ditangani oleh satu negara meskipun mereka adalah negara besar.
Indonesia sendiri memiliki target hasil kerja sama dalam penyelenggaraan presidensi KTT G20. Penyelenggaraan G20 2022 ditargetkan mampu menyelesaikan situasi yang unbalance pasca pandemi.
Perhelatan KTT G20 harus berfokus pada penguatan kerja sama multilateral untuk memastikan terjadinya keseimbangan dalam pertumbuhan ekonomi di setiap negara. Tentu tidak mudah mengatasi pandemi covid-19 tanpa adanya kepemimpinan yang kuat. Pasalnya, virus corona telah terbukti berdampak pada berbagai aspek, terutama pada sektor kesehatan dan ekonomi. Terganggunya aspek ekonomi tentu akan berdampak pula pada aspek keamanan. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan.
Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia akan terus mendorong negara G20 dalam membangun kolaborasi dan menggalang kekuatan untuk memastikan masyarakat dunia dapat merasakan dampak positif dari kerja sama ini, termasuk di dalamya negara negara miskin dan berkembang.
Presiden juga menyebut, Indonesia berusaha membangun tata kelola dunia yang lebih adil. Melalui Presidensi G20, Indonesia akan terus berupaya dalam memperkuat solidaritas dunia dalam mengatasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
Dari sisi pemulihan ekonomi, pemerintah dinilai telah bekerja cukup maksimal. Beberapa bulan yang lalu, ekonomi Indonesia sempat mengalami resesi dan pertumbuhan ekonomi mencapai titik terendah dan menyentuh lebih rendah minus 5 persen.
Perhelatan G20 di Nusa Dua, Bali tentu harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk meningkatkan diplomasi ekonomi melalui upaya menciptakan arsitektur ekonomi dan kesehatan global pasca krisis pandemi Covid-19.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute