Oleh : Safira Juliana
Editor : Ida Bastian
Australia mendukung kepemimpinan Indonesia pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) yang akan diselenggarakan pada tanggal 15-16 November 2022 di Bali, Indonesia. KTT ini adalah puncak dari proses dan usaha yang intensif dari seluruh alur kerja G20 selama setahun kepemimpinan.
Dukungan Australia ini disampaikan oleh Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara Bogor, Senin 06 Juni 2022. Albanese menyampaikan dirinya akan hadir pada pertemuan KTT G20, karena bekerja sama dengan Indonesia adalah hal yang sangat efektif untuk mengatasi tantangan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Albenese menambahkan kehadirannya adalah sebagai bentuk dukungan kepada Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan Negara Anggota G20. Langkah Albenese ini cukup berbeda dengan Perdana Menteri pendahulunya, Scott Morrison. Sebelumnya, Morrison menunjukkan keengganannya untuk hadir di KTT G20.
Keengganan Morrison dikarenakan KTT G20 juga akan dihadiri oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Sebelumnya, Morrison telah mendesak Indonesia untuk menolak kehadiran Putin di KTT G20.
KTT G20 adalah forum multilateral yang menghubungkan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia, dan memiliki posisi yang strategis di dalam menentukan masa depan perekonomian dunia. KTT G20 dimulai sejak tahun 1999 sebagai pertemuan di tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Pertemuan G20 semakin intens dilaksanakan dengan KTT tahunan yang diikutsertai oleh masing-masing Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan Negara Anggota G20.
Sebagai presidensi KTT G20, Indonesia yang menganut politik luar negeri bebas aktif menyampaikan sikap netralnya atas konflik Rusia-Ukraina. Indonesia mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin karena Rusia adalah anggota dari G20.
Berkaitan dengan Konflik Rusia-Ukraina senada dengan Morrison, Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat pertemuan Pemimpin NATO akhir Maret 2022 menyerukan untuk mengeluarkan Putin dari Forum G20. Presiden Biden juga menyarankan Indonesia mengundang Ukraina. Negara-negara Barat juga mengusulkan Indonesia untuk tidak mengundang Presiden Vladimir Putin.
Kepastian hadir Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese pada KTT G20 ini adalah bentuk dukungannya kepada Indonesia sebagai presidensi KTT G20. Dirinya menyatakan posisinya adalah fokus dengan Presiden Joko Widodo, bukan Presiden Rusia. Menurutnya hubungan baik Australia dengan Indonesia jauh lebih penting, misalnya dalam kerjasama perdagangan regional.
Forum KTT G20 seharusnya menjadi momentum menjalin kerjasama ekonomi untuk meningkatkan perekonomian negara-negara anggotanya. Mendiskriminasi salah satu negara anggota karena permasalahan politik negara yang bersangkutan adalah hal yang seharusnya tidak diilakukan.
Posisi Indonesia sebagai Tuan Rumah KTT G20 untuk tetap netral adalah hal yang tepat. Indonesia menyambut setiap perwakilan negara anggota dengan tangan terbuka dan dengan pelayanan yang sama. Karena kondisi pasca pandemi Covid-19 ini setiap negara anggota harus bangkit memperbaiki kondisi negara mereka, sesuai dengan motto KTT G20 tahun ini Recover Together, Recover Stronger.
Dukungan dari Australia pada Indonesia dalam KTT G20 adalah sebuah kebanggan. Karena dukungan ini adalah sebagai bentuk apresiasi dari segala puncak proses dan usaha intensif yang dilakukan Indonesia selama setahun kepemimpinan.
)* Penulis adalah Kontributor untuk Pertiwi Institute