Oleh : Deka Prawira
Editor : Ida Bastian
Indonesia telah mendapat kepercayaan internasional dengan ditunjuk sebagai tuan rumah konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Pemerintah pun melakukan banyak persiapan agar acara tersebut sukses dan lancar.
Side Event KTT G20 Energy Transition Working Group (ETWG) di wilayah Jawa Tengah merupakan gelaran yang harus dipersiapkan secara matang. Salah satu persiapan yang harus dilakukan adalah memastikan pasokan listrik dari PLN tidak dalam keadaan zero down time dari bulan Maret – Juli 2022.
PT PLN (Persero) berkomitmen untuk menjamin keandalan pasokan listrik tanpa padam atau zero down time pada gelaran ETWG G20 di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Direktur Bisnis Regional Jawa Madura dan Bali PLN Haryanto WS menjelaskan bahwa PLN melakukan pengamanan listrik berlapis di beberapa lokasi penting pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ini, sehingga dapat dipastikan zero down time.
Haryanto menerangkan, “Untuk memastikan kelancaran acara G20, PLN memasok listrik di lokasi-lokasi tersebut dari 2 Gardu Induk. Selain itu PLN juga meyiapkan cadangan menggunakan Automatic Change-Over (ACO), apabila pasokan utama mengalami gangguan, akan segera dipindahkan ke sumber listrik cadangan.
Beberapa lokasi prioritas pengamanan kelistrikan untuk acara G20 di antaranya adalah New Yogyakarta International Airport, Bandara Adi Soemarmo, Hotel Royal Ambarukmo, Hotel Tentrem, Hotel Sheraton, Hotel JW Marriot, Hotel Alila, Hotel Manohara, Keraton Yogyakarta, Pura Mangkunegaran, De’ Tjolomadoe dan Candi Prambanan.
PLN juga menyiapkan rencana cadangan, di mana sebayak 155 peralatan tambahan yang terdiri dari 30 unit UGB (Uninterrutible Power Supply), 19 unit Genset dan 3 unit UKB (Unit Kabel Bergerak). Selain keamanan dari segi pasokan, PLN juga menyiagakan sebanyak, 4.881 personel yang terdiri dari 3.606 personel Pelayanan Teknik, 101 personel Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan 1.174 personel PLN.
Para personel juga telah melakukan apel siaga keandalan kelistrikan KTT G20 pada selasa tanggal 15 Maret 2022 lalu di pelataran Candi Prambanan, Yogyakarta. Hadir selaku pembina apel Direktur Pembinaan Pengusaha Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Ida Nuryatin Finahari.
Dalam penjelasannya Haryanto menambahkan, “Para Personel tersebut didukung oleh 204 armada berupa 128 unit Mobil pelayanan teknik, 62 unit sepeda motor pelayanan teknik dan 14 mobil PDKB sentuh langsung.”
Dirinya juga memastikan, pasokan listrik di Jawa Tengah dan Yogyakarta dalam keadaan aman. Saat ini daya mampu di sistem Jateng-DIY sebesar 6.772 Mega Watt (MW) sedangkan beban puncak tertinggi berada di angka 4.721 MW, dengan begitu masih ada cadangan daya sebesar 30 persen.
Diharapkan dengan adanya peralatan yang mutakhir, serta SDM yang mumpuni tersebut PLN dapat memberikan pelayanan kelistrikan yang prima khususnya pada pelaksanaan Presidensi G20.
Sementara itu, Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi menjelaskan, PLN mendapatkan kepercayaan dari kementerian ESDM untuk mendukung gelaran ETWG-1 yang diselenggarakan di Yogyakarta pada 24 Maret-25 Maret 2022.
Sebagai dukungan nyata PLN terhadap green energy, pada ETWG di Yogyakarta kali ini direncanakan beberapa acara antara lain Penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA), pembangkit energi baru terbarukan (EBT), penandatanganan pembelian sertifikat EBT (renewable energy certificate/REC). Transisi energi G20 diluncurkan sebagai bagian dari presidensi G20 Indonesia yang dimulai pada tanggal 1 Desember 2021 hingga KTT G20 di November 2022.
Titik berat pembahasan pertemuan ini adalah bagaimana menciptakan energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern untuk semua, terutama energi untuk elektrifikasi. Selain itu, di bidang teknologi akan dibahas puala upaya peningkatan dan pemanfaatan teknologi untuk pembangunan industri bersih, integrasi energi terbarukan dan efisiensi energi.
Sebagaimana diketahui bahwa ETWG kan dihadiri oleh 20 negara anggota G20, 10 negara undangan dan 8 organisasi internasional, baik secara langsung maupun virtual. Pada pertemuan tingkat tinggi antar delegasi negara anggota dan akan membahas isu penting dunia untuk mengurangi emisi karbon, mengentaskan kemiskinan dan bangkit dari pandemi.
Gelaran ETWG merupakan pertemuan besar yang akan menghadirkan delegasi dari berbagai negara, tentu saja pergelaran ini diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang konkret untuk permasalahan energi. Sehingga persiapan event ini juga harus dilakukan secara matang, agar tidak ada kendala yang mengganggu selama gelaran ETWG berlangsung.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute