Oleh : Listya Kusumaningtyas
Editor : Ida Bastian
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 merupakan acara besar. Kegiatan tersebut menjadi momen di mana negara-negara yang tergabung dalam G20 berkumpul untuk membahas masalah global, sehingga diperlukan penguatan peran media massa untuk ikut menyukseskan KTT G20.
Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong mengatakan, media masa memiliki peranan penting dalam mendukung penyelenggaraan KTT G20.
Dalam upaya publikasi dan menggaungkan Presidensi G20 di Indonesia, pihaknya memiliki 2 target yang harus dicapai yaitu masyarakat dalam dan luar negeri. Untuk publik dalam negeri, pihaknya ingin seluruh masyarakat Indonesia agar memiliki rasa memilki dalam penyelenggaraan KTT G20.
Usman menuturkan, di sini media sangat penting untuk menyampaikan kepada masyarakat terkait apa saja manfaat dan apa makna Presidensi G20 Indonesia bagi Indonesia serta bagi seluruh masyarakatnya. Untuk publik internasional, menurutnya Presidensi G20 adalah kesemptan untuk mengenalkan Indonesia kepada dunia internasional.
Usman mengungkapkan, ini merupakan nation branding negara Indonesia kepada dunia Internasional. Kita harus bisa menyampaikan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara besar dan harus dikabarkan kepada dunia bahwa Indonesia sanggup menyelenggarakan event seperti G20 ini dengan segala potensinya.
Pada kesempatan yang sama, Usman Kansong bersama Sesmenko Marves Ayodhia Kalake meninjau sejumlah lokasi penyelenggaraan KTT G20 di Bali bersama sejumlah pimpinan media massa.
Pelibatan media masa dalam menyukseskan KTT G20 diharapkan akan berdampak positif bagi perekonomian di Indonesia, salah satunya adalah mampu membuka peluang Investasi.
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Andreas Dipi Patria mengatakan, KTT G20 merupakan pintu bagaimana kita mempromosikan bukan hanya kepada orang yang datang untuk wisata, tetapi juga peluang untuk orang melihat kesiapan Indonesia sebagai tempat investasi, tempat orang menanamkan modal.
Andreas berharap baik dari sisi Pariwisata maupun investasi akan dapat memberikan dampak ganda terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hingga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Dalam hitungan sementara, tercatat dibutuhkan setidaknya 33 ribu tenaga kerja untuk bisa memberikan layanan terhadap 150 kegiatan sampingan (side events) rangkaian KTT G20 tahun depan. Dengan demikian penyelenggaraan G20 di Indonesia tidak hanya berdampak pada Bali yang menjadi lokasi puncak, tetapi juga secara nasional menggerakkan ekonomi.
Sementara itu I Wayan Koster selaku Gubernur Bali mengatakan bahwa pertemuan awalan rangkaian KTT G20 2022 telah dimulai di Bali, pekan lalu, dengan respons peserta yang diklaim sangat memuaskan.
Dari pertemuan pertama pada tanggal 9-10 Desember 2021 terpantau pelaksanaannya berjalan dengan lancar mulai dari kedatangan delegasi, keamanan pertemuan, penerapan protokol kesehatan, pemberitaan hingga suguhan hiburan dan makanan yang disajikan.
Wayan Koster menuturkan, sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo, sebagai negara berkembang pertama yang menjadi tuan rumah KTT G20 sekaligus negara pertama di Asia Tenggara, Presidensi Indonesia di G20 harus dapat memberi kesan.
Pada kesempatan berbeda, Duta Besar RI sekaligus Staf khusus (stafsus) Program Priortas Kemlu dan Co-Sherpa G20 Indonesia, Triansyah Djani menilai sinergi dan dukungan dari semua kalangan diperlukan dalam mendukung kesuksesan Presidensi G20 Indonesia. Khsusunya dari kalangan media untuk dapat menciptakan opini positif dan konstruktif atas Presidensi G20 Indonesia.
Dalam keterangan tertulisnya dirinya mengatakan, ada peran media untuk memberikan edukasi kepada masyarkat, tentang kerja dan manfaat presidensi G20 Indonesia.
Djani berharap media dapat melakukan pendekatan intermestik untuk amplifikasi Presidensi G20 kepada masyarakat domestik dan internasional. Terutama dalam upaya menggaungkan sektor-sektor prioritas Presidensi G20 Indonesia.
Dirinya menjelaskan Presidensi Indonesia kali ini mengusung tema ‘Recover Toghether, Recover Stronger’ dengan visi pemulihan bersama untuk seluruh pihak. Tidak hanya anggota G20. Menurutnya, tema ini didorong dari kompleksitas kondisi dunia akibat pandemi Covid-19 yang menciptakan krisis multi-dimensional di banyak negara.
Negara yang hadir pada G20 diajak untuk turut serta berkontribusi aktif terhadap isu-isu global dalam G20.
Untuk itu, peran media dalam menggaungkan acara KTT G20 di Indonesia tentu sangatlah penting. Masyarakat luas harus mendapatkan informasi yang jelas terkait dengan diselenggarakannya acara ini.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute