Mewaspadai Aksi Keji KST Papua Menjelang KTT G20

 

Oleh : Moses Waker
Editor : Ida Bastian

Kekejian Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua tidak dapat dibiarkan karena kejadiannya menjelang persiapan KTT G20 dan W20, sehingga bisa menurunkan level kepercayaan keamanan terhadap Indonesia, khususnya Papua. Aparat perlu bergerak cepat agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi.
Indonesia berhasil jadi presidensi G20 tahun 2022 dan ini adalah sebuah prestasi karena berhak menjadi tuan rumah dari forum internasional. Forum G20 akan diselenggarakan di Bali pada akhir tahun. Selain G20 ada juga W20 yang merupakan side forum yang membahas persoalan kemajuan wanita secara global, dan dilangsungkan di Papua Barat.
Akan tetapi kelancaran persiapan dari kedua acara tersebut terancam oleh tindakan kelompok separatis dan teroris alias KST, yang nekat menyerang pos koramil di Gome, Papua. Tak hanya sekali, mereka bahkan menyerang sampai 2 kali dan mengakibatkan 3 korban jiwa dan 1 korban luka-luka.
Penyerangan KST tentu menjadi sebuah peringatan bahwa mereka masih saja bertindak kejam dengan menembaki pos TNI di Papua. Selain itu, keberadaan mereka juga sangat mengganggu karena bisa menghalangi kelancaran KTT G20 maupun W20, karena ada kepercayaan dari dunia internasional yang merosot karena isu keamanan di Bumi Cendrawasih.
KTT G20 memang tidak diselenggarakan di Papua, tetapi sherpa meeting diadakan di Jakarta dan puncak KTT ada di Bali. Serangan KST masih berpengaruh terhadap kelancaran 2 acara itu karena bisa jadi utusan dari negara anggota G20 membatalkan kedatangannya karena takut akan ada serangan yang sama seperti di Papua, atau bisa jadi mereka meminta pengawalan ekstra yang berbiaya sangat mahal, sehingga anggaran bisa overbudget.
Selain itu, serangan KST juga bisa mengganggu kelancaran forum W20 yang rencananya akan diselenggarakan di Papua Barat.Bisa jadi ketika berita yang disiarkan terus-menerus mengenai serangan KST, maka utusan W20 juga ketakutan untuk datang ke Bumi Cendrawasih. Apalagi kebanyakan dari mereka adalah wanita.
Untuk mengatasi serangan KST agar tidak mengganggu kelancaran dan persiapan KTT G20 dan W20 maka diadakan tindakan pencegahan. Memang operasi nemangkawi diganti menjadi operasi Damai Cartenz 2022 tetapi bukan berarti penyelenggaraannya super slow dan tidak mengindahkan faktor keamanan.
Operasi Damai cartenz lebih fokus pada kata ‘damai’, dalam artian penjagaan lebih diperketat sebagai upaya pencegahan serangan KST. Untuk menjaga maka bermacam-macam caranya, salah satunya bisa dengan penyamaran alias aparat berjaga dengan berpakaian seperti warga sipil, agar tidak dicurigai oleh pihak KST.
Ketika ada operasi damai Cartenz yang lebih intensif maka bukan berarti akan mengubah Papua menjadi daerah operasi militer seperti di Aceh beberapa puluh tahun lalu. Akan tetapi tidak ada salahnya untuk lebih berjaga dan mencegah penyerangan, daripada mengatasi tembakan yang berpotensi menimbulkan korban jiwa.
Apalagi menjadi penyelenggara acara sebesar KTT G20 dan W20 adalah sebuah kehormatan besar dan jangan sampai kedua acara ini malah dirusak habis-habisan oleh lontaran peluru atau lemparan panah dari KST. Keamanan harus lebih ditingkatkan agar para utusan dari G20 dan W20 merasa nyaman dan aman ketika berada di Indonesia, baik di Jakarta, Bali, maupun Papua.
Serangan KST di pos koramil Gome menghentakkan publik tetapi juga sebagai pengingat bahwa mereka juga mengincar KTT G20 dan W20 agar acaranya gagal-total. Untuk mencegah keganasan KST maka aparat lebih ketat dalam menjaga dan masyarakat juga bekerja sama dengan menjadi informan tidak resmi. TNI dan Polri berjanji akan lebih menjaga Indonesia, terutama Papua, agar KTT G20 dan W20 berjalan lancar.

)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bandung

About IDABASTIAN PORTALINDONEWS

Check Also

Dua Babinsa Koramil 01/Tamansari Ikuti Operasi Penataan Pedagang di Kel. Glodok

Portalindonews.com, Kodam Jaya, Jakarta Barat – Sebanyak 6 gerobak di amankan oleh petugas penataan pedagang …