Oleh : Moses Waker
Editor : Ida Bastian
Otonomi khusus Papua yang akan diperpanjang tahun 2021 sangat didukung oleh rakyat, karena bisa memacu kemakmuran. Terutama di masa pandemi, ketika keadaan finansial banyak orang jadi sangat berkurang. Dana otsus akan disalurkan dan dijadikan modal agar warga Papua bisa menjalankan lagi bisnisnya.
Papua memiliki keistimewaan berupa otonomi khusus, yang diberlakukan sejak 2001. Sejak ada Otsus, maka mereka boleh memilih pemimpin (Gubernur, wagub, walikota, dan wakilnya) yang merupakan orang asli Papua. Selain itu, ada dana otsus yang nominalnya milyaran, untuk membangun wilayah Bumi Cendrawasih. Agar mereka makin maju dan tak lagi identik dengan keterbelakangan.
Balthasar Kambuaya, wakil ketua Steering Commitee Tim Penyusunan Otonomi Khusus Papua 2001 menyatakan bahwa otsus dihadirkan menggunakan pendekatan kesejahteran rakyat. Tujuan awal otsus adalah mengeluarkan Papua dari kemiskinan, keterbelakangan, diskriminasi, penindasan, dan ketakutan. Dalam artian rakyat akan makin makmur berkat dana Otsus.
Balthasar melanjutkan, otsus membawa perubahan besar pada masyarakat Papua. Selain mendapatkan kewenangan dalam memimpin daerahnya sendiri, mereka juga mendapat fasilitas kesehatan, pendidikan, dll. Dalam otsus jilid 1 ia merasa program ini sudah berhasil minimal 75%. Dalam artian, evaluasi perlu dilakukan lagi agar otsus jilid 2 berhasil 100%.
Otsus jilid 2 yang dimulai tahun 2021 menjadi momentum sangat penting, karena dana Otsus ditambah jadi trilyunan rupiah. Selain untuk anggaran penyelenggaraan PON XX Papua, uang ini juga diberikan di bidang pendidikan, sosial-kemasyarakatan, agama, dan terutama ekonomi. Tujuannya agar rakyat Papua makin mendapatkan manfaat dari program otonomi khusus.
Untuk bidang ekonomi, di otsus jilid 2 bisa difokuskan untuk mempercepat pemulihan rakyat Papua dari efek pandemi covid-19. Banyak yang keadaan finansialnya memburuk akibat efek badai Corona. Penyebabnya karena mereka kehilangan pekerjaan, gajinya dipangkas 50%, atau dagangannya jadi sepi karena daya beli masyarakat yang turun drastis.
Dana Otsus bisa digunakan juga untuk membangun pasar khusus untuk para mama (sebutan untuk kaum ibu di Papua). Jadi mereka bisa berjualan di tempat yang bersih, dan bisa berdagang sayuran serta memperoleh pendapatan tambahan di sana. Pasar sangat penting agar pembeli bisa langsung bertransaksi dengan para mama di lokasi yang representatif.
Selain digunakan untuk membangun pasar, para mama juga mendapatkan bantuan berupa pinjaman modal untuk memulai berjualan. Dengan uang itu, maka mereka bisa kulakan ke pasar induk dan menggunakannya untuk biaya transportasi. Sehingga para mama tidak bergantung kepada suami, atau tidak bingung saat sang papa di-PHK oleh tempat kerjanya.
Ketika mereka berjualan maka akan mendapatkan penghasilan dan dapur akan tetap mengepul. Sehingga tidak takut anak-anak akan menangis kelaparan. Program pinjaman dana diberlakukan agar para mama semangat berjuala. Setelah itu mereka bisa mencicil untuk mengembalikan uang tersebut, dan bisa memutar kembali uangnya untuk kulakan lagi.
Mengapa sasarannya para mama? Karena ibu adalah tiang negara. Ketika para mama proaktif dalam mencari uang, maka mereka akan berusaha agar ekonominya kembali berjaya. Sehingga tidak lagi merana karena corona.
Dengan begitu, perokonomian di Papua akan kembali naik, berkat perputaran uang di pasar yang berjalan dengan lancar. Ketika perdagangan ramai maka akan banyak yang kecipratan rezeki, misalnya supplier, pengecer, tukang parkir, tukang bersih-bersih pasar, dll. Sehingga mereka akan mendapatkan uang walau didera pandemi.
Dana Otsus sangat penting untuk percepatan pemulihan rakyat Papua, terutama di bidang ekonomi. Rakyat di Bumi Cendrawasih bisa bangkit lagi keadaan finansialnya karena mendapat pinjaman modal, dan mereka bisa belajar berdagang agar mendapatkan penghasilan.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali