Kota Tangerang – Pesantren Digital memberikan solusi yang lengkap mencakup digitalisasi proses belajar mengajar hingga proses bisnis lain di lingkungan pesantren.
Selain itu mendorong dan mengawal seluruh Santri untuk terus mengembangkan keahlian digital sesuai dengan komptensi sehingga dapat bersaing di era revolusi industri. Sehingga dengan adanya Digitalisasi Pesantren dapat mendorong pertumbuhan Ekonomi sekaligus menyiapkan Talenta Digital dari Pesantren.
Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ittihad Kota Tangerang, menggelar launching Pesantren Bisnis Digital, sekaligus pelayanan khitan. bertempat di Masjid Agung Al-Ittihad, Jalan Kisamaun, RT 001/RW 003, Kelurahan Sukarasa, Kecamatan/Kota Tangerang, Minggu, 2 Januari 2022, dihadiri peserta didampingi orangtua khitan massal.
Dalam kegiatan khitan massal ini, Ponpes Al-Ittihad menggandeng Komunitas Team Sunat Tangerang.
Wakil Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Al-Ittihad, Ustad Arif Rokhman MA mengatakan, bahwa kegiatan ini, khususnya khitanan massal merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan selain merupakan tanggung jawab masjid kepada masyarakat.
“Ini juga merupakan bentuk dari kepedulian sejumlah pihak, khususnya mereka yang mempunyai latar belakang dokter yang mengabdikan diri untuk kegiatan ini, terlebih ini tidak dipungut biaya sedikitpun, dengan jumlah peserta lebih dari 50 orang,” ujarnya.
Koordinator khitan Masaal, Ahmad Subur, mengatakan bahwa peserta khitan massal sebetulnya diprioritaskan untuk anak yatim dan dhuafa, sebab banyak anak yatim dan duafa yang ingin dikhitan akan tetapi terkendala biaya.
“Insya Allah untuk di Masjid Al-Ittihad khususnya, kita agendakan sunatan massal setiap tahun. Tetapi pelayanan khitan untuk anak yatim dan dhuafa dilakukan seminggu tiga kali. Jadi nggak nunggu sunatan massal,” jelas Ahmad Subur.
Dia menyebut untuk hari pelaksanaan khitan, pihaknya masih mendiskusikan, namun yang jelas seminggu tiga kali.
“Untuk anak yatim dan dhuafa diberikan layanan secara gratis. Kecuali memang mereka yang mampu, maka disesuaikan dengan tarif yang ada. Biaya itu pun nanti dialokasikan lagi buat anak yatim dan dhuafa atau subsidi silang lah,” terangnya.
Untuk bisa mendapatkan layanan khitan ini, peserta harus mendaftar terlebih dahulu ke lokasi.
“Biar bisa diagendakan, dan disiapkan segala sesuatunya, untuk anak yatim atau dhuafa harus bawa surat keterangan tidak mampu dari RT biar kita juga bisa tahu,”ungkapnya.
Direktur Pesantren Bisnis Digital, Asyrof, menyampaikan bahwa sementara ini untuk launching pesantren digital para pesertanya berasal dari sejumlah daerah seperti Cirebon, Kediri, dan Lampung serta Tangerang dengan jumlah mencapai 15 orang, dengan tujuan mengembangkan masjid Agung dalam bidang ekonomi, yang merupakan kolaborasi antara Pesantren Al-Ittihad dengan Komunitas IMNU (Internet Marketers Nahdlatul Ulama).
“Yang diajarkan adalah bisnis digital, kita mulai dari market place seperti Tokopedia, Shopee dan diajarkan selama dua bulan. Mulai Januari sampai Februari. Targetnya begitu mereka selesai, mereka sudah bisa jualan, dengan target omzet yang ditetapkan 100 juta per orangnya,” jelas Subur.
Selanjutnya, untuk bisa bergabung dalam pesantren ini, syaratnya adalah belum berkeluarga, usia di bawah 30.
“Yang pasti mereka semangat belajar. Boleh dibilang kaum milenial tapi dari orang yang kurang mampu. Ada pun waktu belajarnya tiap hari, dari Senin hingga Sabtu dan dalam dua bulan sudah langsung praktik,” pungkasnya.
Ida Bastian