Oleh : Reza Pahlevi
Editor : Ida Bastian
Zona hijau Covid-19 di Indonesia kembali meningkat seiring berjalannya berbagai upaya penanggulangan virus Corona oleh Pemerintah. Masyarakat diimbau untuk tidak terlena dan tetap mematuhi Prokes guna menjaga tren positif tersebut.
Situasi Covid-19 di Indonesia cukup menggembirakan. Pengobatan Corona sudah sangat intensif dan RS mulai lengang, karena BOR (tingkat keterisian ranjang) menurun. Tidak ada lagi cerita tragis tentang pasien Covid yang kekurangan oksigen atau megap-megap karena berebut tabung atau ventilator.
Keadaan memang sudah cukup aman, jika dibandingkan dengan 3-4 bulan lalu. Menurut data tim satgas Covid, pada oktober 2021 jumlah pasien Corona menurun drastis, hanya di bawah 600 orang per hari. Bandingkan dengan keadaan juli lalu, ketika banyak yang terinfeksi virus Covid-19 dan jumlahnya meroket hingga 50.000 orang per hari, diikuti juga dengan angka kematian yang tinggi.
Kabar baik ini diikuti pula dengan keadaan yang makin kondusif di seluruh Indonesia. Jika beberapa minggu ini sudah tak ada lagi daerah yang berstatus zona merah, maka menurut data tim satgas Covid, zona hijau di Indonesia makin bertambah. Ada 10 daerah yang menjadi zona hijau, yakni Tual, Seram Timur, Kaur, Raja Ampat, Pegunungan Arfak, dll.
Ketika makin banyak daerah yang berstatus sebagai zona hijau, maka tidak ada pula daerah yang berstatus zona oranye. Hal ini amat menggembirakan karena ada harapan untuk mengakhiri status pandemi lebih cepat, dan semoga tahun 2023 kita tidak lagi terteror oleh ganasnya Corona.
Penilaian suatu daerah menjadi zona merah, oranye, kuning, atau hijau berdasarkan jumlah pasien Corona, penanganan pasien, indikator epidemiologi, surveilans kesehatan, dll. Sehingga jika makin banyak yang berstatus zona hijau, maka makin sedikit pula jumlah pasien Covid di Indonesia.
Ketika banyak daerah yang berstatus zona hijau maka otomatis status PPKM menurun. Misalnya di Kota Malang, yang sempat kena PPKM level 4, lalu jadi level 3 dan kini level 2. Diiringi juga oleh daerah lain.
Banyaknya zona hijau di Indonesia juga menunjukkan program-program pemerintah yang ampuh dalam menangani Corona. Sudah ada vaksin dan mayoritas masyarakat sudah divaksin, sehingga memiliki kekebalan terhadap virus Covid-19. Ketika makin banyak yang divaksin maka makin cepat pula terbentu herd immunity, sebagai syarat untuk mengakhiri masa pandemi.
Selain itu, pemerintah terus menyempurnakan poin-poin dalam protokol kesehatan. Jika dulu hanya 3M, lalu ditambah jadi 5M dan sekarang 10M. Masyarakat makin terbiasa untuk tertib dan sadar bahwa pandemi belum berakhir, dan terus meningkatkan upaya menghidari Corona, walau mereka sudah divaksin tapi tetap tertib prokes.
Akan tetapi, banyaknya wilayah yang menjadi zona hijau jangan membuat kita terlena. Tetaplah tertib dalam menjalankan prokes 10M agar tidak kena Corona. Peyebabya karena ketika banyak yang seenaknya sediri, maka dikhawatirkan terjadi serangan gelombang ketiga Covid.
Apalagi di akhir tahun ada libur Nataru, sehingga takut terjadi serangan Covid seperti pada tahu lalu. Kita wajib tertib dan stay at home saat libur. Daripada nekat lalu kena Corona.
Zona hijau di Indonesia bertambah dan jadi lega karena ada harapan untuk mengakhiri pandemi lebih cepat. Warga yang terkena Corona pun makin sedikit. Akan tetapi, jangan malah terlena lalu seenaknya liburan sampai ke luar negeri. Ingatlah bahwa pandemi belum selesai dan kita wajib menaati prokes 10M.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini