Oleh : Rebecca Marian
Editor : Ida Bastian
Aksi teror Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua telah merugikan masyarakat sipil bumi cendawasih. Kekerasan tersebut tidak saja menimbulkan banyak rakyat sipil kehilangan nyawa, namun juga trauma mendalam bagi korban dan keluarganya.
KST mencoreng nama Papua karena membuat image bahwa wilayah tersebut kurang aman. Hal ini bisa merugikan karena berpengaruh buruk pada sektor pariwisata hingga investasi. Selain itu, masyarakat sipil juga dirugikan karena ketika ada KST, mereka tidak bebas beraktivitas di luar rumah. Banyak yang takut terkena peluru nyasar dan jadi korban jiwa gara-gara kedatangan kelompok pemberontak tersebut.
Rocky, pengamat konflik dari Menara Institute Papua, menyatakan bahwa sudah saatnya pemerintah memastikan keamanan di Papua, mengingat masyarakat setempat sangat dirugikan saat KST berbuat ulah. Setiap aksi yang dilakukan pasti berdampak pada layanan transportasi udara dan terhambatnya distribusi logistik, salah satunya di Kenyam. Hal itu merugikan masyarakat karena minim pasokan bahan makanan.
Rocky melanjutkan, Papua harus bebas dari teror KSP agar pembangunan dan roda ekonomi dapat berjalan dengan baik. Pengamanan di Bandara Kenyam juga wajib ditingkatkan karena menjadi pusat transportasi logistik di Nduga. Hal ini juga wajib dilakukan di bandara lain seperti di Nabire, Wamena, dan lain sebagainya.
Teror yang dilakukan KST jelas merugikan dari segi ekonomi dan rakyatlah yang jadi korbannya. Bayangkan jika minim pasokan bahan makanan, maka mereka menderita karena kelaparan. Kondisi geografis Papua yang sebagian perbukitan dan pegunungan memang tergantung dari transportasi udara, sehingga jika layanan di bandara terganggu gara-gara KST, rakyatlah yang paling dirugikan.
Selain itu, warga Papua yang berprofesi sebagai pedagang juga dirugikan karena pasokan belanjaan dari daerah lain jadi terhambat. Bisnisnya jadi macet karena permintaan barang tinggi sementara stoknya habis. Hal ini akan berpengaruh negatif karena bisa-bisa para pedagang akan kehilangan pembeli yang kecewa.
Jika ada serangan KST di Papua daratan maka masyarakat juga dirugikan karena kegiatan mereka terganggu. Para pedagang jadi takut untuk berjualan di pasar, akibatnya roda ekonomi tidak berjalan. Padahal hal ini sangat berbahaya karena akan merugikan bagi sang pedagang maupun bagi perekonomian Papua, karena tidak ada perputaran uang.
Selama bulan Juni ini KST sudah 5 kali melakukan aksi di Papua. Di antaranya penyerangan terhadap tukang ojek di Distrik Ilaga, penembakan pesawat di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, dan penyerangan aparat di Kabupaten Jayawijaya. KST juga jadi buronan karena melakukan penyerangan di Pos Ramil Kiwirok, sampai menembak pedagang di Kabupaten Deiyai.
Jika ada serangan terus-menerus maka akan ada banyak kerugian yang diderita masyarakat. Selain dari segi ekonomi, kerugian juga ada dari sisi psikis. Rakyat jadi takut untuk sekadar keluar rumah karena trauma mendengar suara tembakan dan tidak mau terkena peluru nyasar. Mereka sudah berpikiran negatif gara-gara serangan KST.
Oleh karena itu KST wajib diberantas agar tidak merugikan masyarakat sipil. Rakyat sangat mengapresiasi langkah Satgas Damai Cartenz yang dengan tekun dan berani untuk melakukan pengejaran dan penangkapan anggota KST. Mereka ingin agar KST segera dimusnahkan agar Papua menjadi daerah yang damai.
Teror yang dilakukan oleh KST sangat merugikan masyarakat, terutama dari segi ekonomi. Oleh sebab itu, KST wajib diberantas agar tidak menimbulkan kerugian yang besar di kemudian hari.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta