Oleh : Zakaria
Editor :Ida Bastian
Pekan Olahraga Nasional ke-XX akan dilaksanakan di Papua pada akhir tahun 2021. Semua pihak optimis bahwa pelaksanaannya akan sesuai dengan jadwal, walau Indonesia tengah digempur Covid gelombang kedua.
Untuk pertama kalinya Provinsi Papua akan menjadi tuan rumah PON XX. Ini adalah sebuah kebanggaan karena masyarakat di Bumi Cendrawasih dianggap mampu untuk menjadi tuan rumah dari acara level nasional. Rencananya PON digelar tahun 2020 tetapi karena pandemi diundur jadi tanggal 2-15 oktober 2021. Adapun lokasi PON XX rencananya akan dilaksanakan di 4 Kabupaten/Kota, yaitu Kota Jayapura, Kab.Jayapura, Kab. Mimika, dan Kab.Merauke.
Akan tetapi, di pertengahan tahun 2021 kita diberi cobaan lagi berupa serangan Corona gelombang kedua. Masyarakat jadi waswas, apakah PON XX akan diundur lagi? Namun kecemasan ini ditenangkan oleh menpora.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyatakan bahwa PON XX akan tetap digelar sesuai jadwal. Persiapan sudah sesuai dengan rencana. Persiapan infrastruktur juga tidak masalah, komunikasi panitia besar PON dengan sub-sub juga bagus. Sehingga optimis akan tetap bisa di-handle walau dilakukan di tengah pandemi.
Dalam artian, tidak benar jika ada desas-desus bahwa PON akan ditunda lagi karena Corona. Penyebabnya karena jika jadwalnya akan terus mundur dan mundur, malah akan kacau dan membuat biaya membengkak. Ketika jadwal PON diundur lagi entah kapan, maka akan ada biaya pemeliharaan venue, transportasi, dan lain sebagainya.
Amali menambahkan, untuk mengatasi agar aman dari Corona maka atlet, pelatih, offisial, dan panitia sendiri sudah divaksin covid-19 pada bulan juni 2021, sehingga tubuh mereka mendapatkan imunitas yang bagus. Billy Haumasse, koordinator medis KONI Papua menyatakan bahawa pada vaksinasi tahap awal, ada 300 orang yang mendapatkan injeksi.
Selain itu, masyarakat di sekitar arena PON XX juga mendapatkan vaksin, agar lingkungan di sana benar-benar aman dari Corona. Namun vaksinasi untuk atlet lebih diutamakan karena ia selalu berolahraga tiap hari, sehingga ketahanan tubuh perlu disempurnakan dengan injeksi. Apalagi ketika berlaga di lapangan atau venue pertandingan, mereka berkontak fisik, sehingga jika sudah divaksin akan sama-sama aman dari virus covid-19.
Sementara itu panitia juga mendapatkan jatah vaksinasi karena mobilitasnya sangat tinggi jelang PON XX dan saat acara olahraga ini berlangsung. Mereka perlu mendapatkan kekebalan tubuh yang baik, agar tetap fit dan bekerja dengan tubuh yang prima. Jangan sampai ada diskriminasi, dalam artian hanya atlet dan official yang divaksin sementara panitia tidak.
Jika hal itu terjadi maka akan sangat buruk karena panitia sebenarnya juga rentan kena Corona dan akan menularkan ke banyak orang. Sehingga agar sama-sama adil, semua pihak yang mengurus PON XX mendapatkan jatah vaksin dan diurus oleh KONI dan perwakilan dari Kemenkes. Vaksinasi adalah untuk pencegahan, sehingga tidak boleh ada panitia yang menolaknya.
Selain itu, ketika PON XX diselenggarakan dan kasus covid masih tinggi, maka skenario terburuknya adalah mengadakan acara ini tanpa penonton. Hal ini untuk mencegah terjadinya klaster Corona baru. Walau digelar tanpa supporter yang datang langsung ke venue pertandingan, tetapi mereka bisa menyaksikannya via online karena ada siaran langsungnya.
PON XX akan tetap diselenggarakan walau Indonesia tengah digempur pandemi. Penyebabnya karena jika terus diundur maka jadwalnya akan kacau-balau. Untuk mencegah penularan Corona maka semua pihak mulai dari atlet, offisial, panitia, sampai masyarakat di sekitar arena PON divaksin covid. Sehingga mereka mendapatkan kekebalan tubuh. PON juga bisa jadi digelar tanpa penonton agar tidak membentuk klaster baru.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini