Oleh : Putu Prawira
Editor : Ida Bastian
Pandemi belum dinyatakan selesai, oleh karena itu tetaplah menjaga protokol kesehatan. Kedisiplinan terhadap Prokes diharapkan dapat mencegah lonjakan kasus Covid-19 akibat munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5
Pandemi Covid-19 yang terjadi secara global ini tidak hanya berefek negatif ke bidang kesehatan, tetapi juga ekonomi. Kedua hal itu saling berkaitan, karena jika banyak yang sakit, dunia kerja tidak bisa bergerak dengan dinamis dan akibatnya perekonomian menurun.
Banyak orang yang masih salah paham karena mengira pandemi telah selesai karena masyarakat sudah diperbolehkan untuk mudik pada Lebaran beberapa bulan lalu, dan mulai banyak kegiatan outdoor. Mereka yang awam masih perlu disosialisasikan lagi bahwa pandemi belum selesai, karena virus Covid-19 masih bercokol. Oleh karena itu tetaplah berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan sebagai tindakan pencegahan Corona.
Abraham Wirotomo, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, menyatakan bahwa pandemi belum berakhir. Hal ini dipertegas dengan Surat Edaran (SE) Tim Satgas Penanganan Covid-19 yang memberi penjelasan kepada para kepala daerah bahwa pandemi belum usai. Sementara itu, penerapan protokol kesehatan perlu dilaksanakan secara ketat, untuk mengendalikan penyebaran Corona.
Selama 2 tahun ini masyarakat sudah biasa untuk menerapkan protokol kesehatan, jadi sebenarnya tidak terlalu sulit untuk meneruskan kebiasaan baik ini. Jika pandemi dinyatakan belum selesai maka tetaplah memakai masker, baik di dalam maupun di luar ruangan. WHO merekomendasikan masker ganda dengan posisi masker kain di luar dan masker disposable di bagian dalam, agar bisa memfilter droplet dengan maksimal.
Mengapa harus masker ganda? Penyebabnya karena virus Covid-19 terus bermutasi dan terakhir adalah varian Omicron, yang bermutasi lagi jadi subvarian BA.4 dan BA.5. Subvarian ini ditengarai lebih berbahaya dan menyebabkan ledakan kasus Corona di Amerika Serikat dan beberapa negara lain. Dengan pemakaian masker ganda maka penularannya bisa dicegah.
Taati juga poin lain dalam protokol kesehatan seperti mencuci tangan atau memakai hand sanitizer¸ menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas. Selain itu, setelah sampai rumah langsung mandi, keramas, dan ganti baju. Menjaga higienitas adalah syarat mutlak agar tidak membawa virus dan bakteri dari luar rumah.
Menaati protokol kesehatan tidak sesulit itu karena sebenarnya masyarakat sudah melakukannya setiap hari. Selain mencegah penularan Corona, protokol kesehatan juga mencegah penularan virus hepatitis misterius. Jadi, penerapan protokol adalah kewajiban agar tetap sehat dari segala penyakit.
Abraham menambahkan, penerapan protokol kesehatan dengan ketat tujuannya untuk memulihkan perekonomian nasional. Dalam artian, masyarakat amat membantu pemerintah jika semua orang menerapkan protokol kesehatan. Ketika semuanya tertib pakai masker dan menjaga jarak maka jumlah pasien Corona menurun dan pemerintah bisa fokus serta menggunakan dana APBN untuk perekonomian, bukan lagi di bidang kesehatan.
Sebaliknya, ketika banyak orang yang malas pakai masker dan membuat keramaian di mana-mana, maka otomatis membuat klaster Corona baru. Jumlah pasien Covid-19 naik lagi dan akibatnya pandemi entah kapan berakhirnya. Perekonomian tergoncang karena pelaku ekonomi kena Corona dan negara bisa terancam krisis keuangan.
Masyarakat diimbau untuk tetap menaati protokol kesehatan dan tidak boleh kendor sama sekali. Jangan lupa untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menaati protokol lain dalam protokol kesehatan. Corona amat berbahaya, oleh karena itu cegah penularannya dengan taat protokol kesehatan.
)* Penulis adalah Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini