Oleh : Moses Waker
Editor : Ida Bastian
Kelompok kriminal bersenjata (KKB) selalu meresahkan masyarakat Papua. Mereka pantas dibasmi karena mengambil perdamaian di Bumi Cendrawasih dan meneror dengan berbagai cara. Masyarakat juga antipati dengan KKB, karena mereka sudah bertindak jauh di luar batas, dengan nekat mengambil nyawa saudara sesukunya sendiri.
Papua sering muncul dalam berita, sayangnya yang ditonjolkan adalah pemberontakan dari kelompk kriminal bersenjata, sebuah geng yang merupakan bagian dari OPM. Mereka selalu melakukan kekerasan di Papua dan menggunakan senjata api sebagai beda untuk menakut-nakuti masyarakat. Padahal senpi itu jelas ilegal dan mereka tidak berhak untuk menggunakannya, karena tak memiliki surat izin resmi.
Keganasan KKB makin menjadi dan bahkan mereka berani menggunakan warga sipil untuk tameng hidup, saat ada adu tembak dengan anggota TNI. Aparat berusaha keras agar mereka tertangkap dan membubarkan diri, agar perdamaian di Papua tetap abadi dan tidak ada lagi korban selanjutnya. Mereka telah melakukan berbagai tindakan kriminal sehingga wajib ditangkap.
KKB makin terdesak ketika aparat menguasai salah satu markas mereka di daerah Yugura, Nuda. Pasukan KKB pimpinan Egianus Kogoya sudah kehilangan kebebasan untuk menyerang. Hal ini dituturkan oleh Kepala Satgas Humas Newangkawi Kombes M Iqbal Alqudussy.
Keberhasilan aparat untuk menguasai markas KKB merupakan sebuah prestasi besar. Karena pasukan KKB makin menciut dan bingung harus bersembunyi di mana lagi. Ruang gerak mereka makin terbatas saat markasnya diduduki oleh petugas. Lambat laun, semua anggota mereka akan tertangkap dan akhirnya KKB bisa hilang dari Bumi Cendrawasih.
Kombes Iqbal melanjutkan, sebenarnya sudah banyak anggota dan simpatisan KKB yang menyerahkan diri ke aparat dan kembali ke NKRI. Dalam artian, sebenarnya mereka sudah lelah bergerilya selama puluhan tahun dan sadar atas kesalahannya. Bahwa kemerdekaan Papua adalah hal yang mustahil dan pemerintah Indonesia sudah begitu baik kepada seluruh warga di Bumi Cendrawasih.
Ketika ada anggota KKB yang bertobat, maka ia tidak usah takut akan dibui. Karena ia sudah menyerahkan diri dan berjanji akan setia kepada Indonesia. Justru ketika ia dengan rela menyerahkan diri, akan menjadi informan yang sangat penting. Jadi aparat akan tahu di mana saja markas KKB dan siapa saja tokoh di balik keganasan mereka.
Pemberantasan KKB wajib dilakukan, karena mereka telah melakukan berbagai tindakan di luar batas. Pertama, KKB pernah menyandera pilot dan penumpangnya, juga mengancam agar mereka tidak mengangkut anggota TNI maupun polri. Penumpang pesawat juga dicurigai sebagai aparat, padahal mereka adalah warga sipil biasa.
Kedua, KKB terlalu sering mengadakan baku tembak. Korbannya mulai dari mobil milik negara yang membawa logistik, warga sipil yang sampai kehilangan nyawa, sampai aparat yang ditembak seusai menjalankan ibadah pagi. semua kekejian mereka membuat KKB makin dibenci karena tega menembak saudara sesukunya sendiri, dan mereka menuduh bahwa korban adalah apart, padahal bukan.
Untuk memberantas KKB, maka perlu diadakan operasi di lapangan yang lebih intensif. Tak hanya di daerah yang rawan konflik seperti di Intan Jaya, tetapi juga wilayah lain mulai dari Jayapura, Fakfak, sampai Merauke. Di sana tetap saja ada potensi kerusuhan yang ditimbulkan oleh KKB, oleh karena itu sebaiknya jumlah petugas yang berjaga terus ditambah.
Pemberantasan KKB wajib dilakukan agar tercipta perdamaian di Papua. Masyarakat di Bumi Cendrawasih tentu tidak ingin hidupnya terus dikungkung dalam ketakutan akibat teror KKB. Mereka wajib dibubarkan hingga ke akarnya, agar tidak ada lagi berita tentang kekejaman KKB di Papua.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Gorontalo