Mengutuk Aksi Keji OPM Lukai Masyarakat Sipil

Oleh : Timotius Gobay
Editor : Ida Bastian

Organisasi Papua Merdeka (OPM) lagi-lagi melakukan kekejaman dengan menghilangkan nyawa warga sipil Papua. Masyarakat mengutuk aksi keji tersebut. Apalagi OPM melakukannya dengan bangga dan membuat rekaman videonya.
Papua merupakan daerah di Indonesia timur amat populer akan keindahan alamnya, dengan puncak Gunung Jayawijaya yang bersalju, dan Raja Ampat yang jadi tempat diving. Sayang sekali selain pariwisatanya, Bumi Cendrawasih selama ini juga dikenal dengan organisasi Papua merdeka (OPM) yang selalu membelot sejak puluhan tahun lalu.
Keberadaan OPM selama ini sangat mengganggu karena mereka membuat kerusuhan di Papua. Melalui kaki tangannya yakni KST (kelompok separatis dan teroris), mereka sering sekali menakut-nakuti bahkan menembaki masyarakat, sehingga ada korban jiwa. Alasannya selalu sama: kecurigaan akan rakyat sipil yang diduga aparat.
Tanggal 5 Desember 2022 OPM lalu, kelompok separatis bersenjata ini berulah dengan menembak seorang tukang ojek, di Jalan Trans Jayapura-Oksibil, Pegunungan Bintang, Distrik Opaom, Papua. Videonya beredar luas di grup WA dan media sosial. Masyarakat mengutuk keras kekejaman tersebut, apalagi sang korban dilukai dengan panah lalu ditembak dengan keji, sampai ia kehilangan nyawa.
OPM mengklaim bahwa yang ditembak adalah anggota intel yang menyamar sebagai tukang ojek. Mereka juga membanggakan dan menceritakan bahwa sudah ada 3 aparat yang ditembak. Namun propaganda ini ditentang keras oleh aparat.
Brigadir Jenderal TNI J.O. Sembiring, Komandan Korem 172/PWY, menyatakan bahwa korban yang dianiaya dan dibunuh oleh OPM Ngalum Kupel pimpinan Nasum Mimin bukan aparat TNI atau Polri. Namun ia adalah seorang warga sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek.
Brigadir Jenderal TNI J.O. Sembiring menambahkan, kekejian OPM adalah tindakan biadab dan tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun. Terlebih mereka sengaja merekam dan menyebarkannya di media sosial. Tujuannya untuk meneror masyarakat secara luas, khususnya yang bermukim di Papua.
Masyarakat dihimbau untuk tidak terpengaruh dengan video kejam tersebut karena memang itulah yang diharap oleh OPM. Dengan meneror secara psikis maka mereka menakuti masyarakat dan menunjukkan bahwa OPM menang melawan aparat. Padahal yang dibunuh adalah warga sipil, bukan aparat seperti yang mereka ceritakan.
Pemerintah terus berusaha untuk menghalau OPM dan menerjunkan Tim Satgas Damai Cartenz. Masyarakat tidak usah takut terhadap OPM, KST (kelompok separatis dan teroris) dan antek-anteknya. Mereka sudah terdesak di pedalaman, apalagi ketika pandemi dan sumber bahan makanannya nyaris habis. Yang bisa mereka lakukan hanya menyebar video kejam untuk menakuti dan mencari simpati rakyat.
Teror OPM yang sudah kelewat batas dan sampai tega melakukan pembunuhan, membuat masyarakat mengecam organisasi tersebut. Banyak orang tak habis pikir, bagaimana bisa mereka bangga akan hasil kekejaman yang sudah dilakukan, lalu menyebarkan video korban? Jangan-jangan mereka punya penyakit mental seperti psikopat, sehingga berbuat yang tak masuk akal.
Apa sebenarnya motif OPM dalam melakukan teror? Mereka tak peduli, apakah korbannya seorang warga asli Papua. Dalam pembunuhan selalu dibilang bahwa korban adalah intel yang sedang menyamar jadi masyarakat biasa. Padahal ia adalah murni warga sipil, bukan aparat, dan OPM terus berbohong demi meneror masyarakat Papua.
Sementara itu, Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel CZI IGN Suriastawa menyatakan bahwa korban merupakan warga asli Papua. Kronologi peristiwa tersebut masih diselidiki.
Dari keterangan para petinggi aparat maka sudah jelas bahwa korbannya adalah warga sipil. Masyarakat tidak usah takut lagi. OPM selalu meneror masyarakat Papua dan berbohong bahwa yang jadi korban adalah aparat. Akan tetapi sebagian masyarakat sudah tahu bahwa korban bukan aparat, dan diharap menyebarkan kabar ini ke orang lain.
Masyarakat juga mengutuk OPM karena kerap menembaki warga sipil Papua. Mengapa mereka tega mengambil nyawa sesama rakyat di Bumi Cendrawasih? OPM telah kehilangan rasa kemanusiaan dan ingin mewujudkan cita-cita memerdekakan Papua, dengan mengorbankan banyak warga. Padahal mereka jelas tak bersalah, namun ditembak karena tidak mau diajak pro OPM.
Masyarakat geram dengan OPM karena ngotot untuk merdeka. Padahal mereka sudah cinta NKRI. Apalagi sekarang di Papua sudah semakin maju, sejak Indonesia dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Buktinya ada Jalan Trans Papua dan banyak infrastruktur lain, yang jadi simbol kemajuan di Bumi Cendrawasih. Warga Papua juga bangga jadi bagian NKRI.
Kekejaman OPM dengan membunuh warga sipil sangat disayangkan. Mereka juga mengklaim bahwa korban adalah intel yang menyamar. Padahal ia adalah rakyat biasa. Masyarakat dihimbau untuk tidak panik dengan video yang sengaja disebarkan oleh OPM. Mereka diminta untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan video propaganda tersebut.

Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Gorontalo

About IDABASTIAN PORTALINDONEWS

Check Also

Kasad Terima Penyerahan Jabatan Ka RSPAD dan Pimpin Sertijab 7 Jabatan Strategis TNI AD

JAKARTA, portalindonews.com – Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., menerima penyerahan …