Oleh : Sabby Kosay
Editor : Ida Bastian
Masyarakat mengutuk Kelompok Separatis Teroris (KST) yang kembali membuat ulah, dengan menembak 4 anggota TNI. KST wajib diberantas karena makin lama makin meresahkan dan hanya menebarkan ketakutan di masyarakat.
Prajurit TNI adalah garda depan dalam menghadapi musuh yang merongrong keamanan di Indonesia, termasuk di Papua. Khusus di Bumi Cendrawasih, jumlah aparat makin ditingkatkan, karena memang ada penjagaan khusus. Penyebabnya karena di Papua masih saja ada kelompok separatis dan teroris (KST) yang mengganggu keamanan warga sipil.
Para prajurit TNI bersemangat dalam bertugas di Papua,karena mereka merasa bangga dalam menjalankan kerjanya, demi ibu pertiwi. Namun pada tanggal 2 September 2021 jam 3.00 WIT, terjadi peristiwa berdarah yang membuat 4 prajurit TNI gugur saat bertugas. Mereka diserang oleh 50 anggota kelompok separatis dan teroris di Kabupaten Maybrat, Papua Barat, saat sedang berjaga di Posramil Kisor.
Keempat prajurit TNI yang meninggal dunia adalah Praka Dirham, Serda Amrosius, Pratu Zul Ansari, dan Lettu Chb Dirman. Mereka kehilangan nyawa saat membela kehormatan negara dan menjadi korban kekejaman KST. Sedangkan ada juga korban luka yaitu Sertu Juliano, yang saat ini masih menjalani perawatan yang intensif.
Pelaksana Harian (PLH) Kasdim 1809 beserta 25 anggota Kodim Maybrat dan Koramil Ayamaru bersenjata lengkap telah diterjunkan ke Posramil Kisor dan sampai di TKP jam 7 WIT. PLH Kasdim dan anak buahnya mencari keberadaan Pratu Ikbal, yang menghilang setelah ada serangan KST.
Masyarakat sangat terkejut karena lagi-lagi KST membuat onar, bahkan membuat 4 prajurit TNI kehilangan nyawa. Mereka menyayangkan tingkah KST yang tega membunuh aparat, padahal sebenarnya prajurit sedang berjaga demi kehormatan negara Indonesia tercinta. Namun malah dimusuhi dan diserang dengan senjata api.
Kekejaman KST terhadap anggota TNI sudah di luar batas, karena bukan kali ini saja mereka melakukan penyerangan, tetapi sudah beberapa kali. Mulai dari pembakaran, penembakan pos, sampai pembunuhan dengan sengaja. Dalam peristiwa tersebut juga tak hanya ada korban luka tetapi juga korban jiwa. Sehingga prajurit TNI gugur saat membela negara dan ditangisi oleh keluarganya.
Masyarakat mengutuk aksi kelompok separatis dan teroris karena bukan hanya prajurit TNI yang jadi korban kekejaman KST, tetapi juga warga sipil. Sehingga mereka merasa miris, mengapa KST tega menghabisi nyawa masyarakat Papua yang notabene saudara sesukunya sendiri? Hal ini sungguh di luar nalar dan batas kemanusiaan.
Oleh karena itu masyarakat setuju jika KST dinyatakan sebagai organisasi teroris karena mereka memang sehari-harinya meneror dan menakut-nakuti masyarakat, agar mereka mau bergabung dalam Papua merdeka. Padahal warga asli Bumi Cendrawasih sendiri tidak mau membelot. Penyebabnya karena mereka setia pada NKRI dan tidak pernah terpikir untuk jadi seorang penghianat negara.
Masyarakat juga mendukung penangkapan anggota KST, bahkan sampai ke markas-markas mereka. KST memang wajib diberantas hingga ke akarnya agar benar-benar menghilang dari Indonesia. Penyebabnya karena mereka hanya bisa mengacau dan tidak pernah bersyukur. Bahwa saat ini Papua sudah sedemikian modern dan maju, sehingga ada azas keadilan, terutama di era pemerintahan Presiden Jokowi.
Kekejaman KST sudah di luar batas kemanusiaan dan mereka memang wajib ditangkap, agar tidak lagi membuat kekacauan di Papua. Pasalnya, korban-korban KST tidak hanya warga sipil, tetapi juga prajurit TNI. Padahal para prajurit sedang membela kehormatan negara, tetapi malah diserang dan dihilangkan nyawanya dengan cara yang kejam.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta