Portalindonews.com, Biak ~ Kearifan lokal hidup bermasyarakat tidak lepas dari adat istiadat setempat, baik dari budaya hingga makanan khas tradisional yang di miliki berbagai macam suku, ras dan budaya yang di nusantara tercinta kita.
Seperti halnya Praka Thomas Natai, Babinsa Posramil 1708-02/Biak Utara-Warsa, saat bersama warga menokok sagu menggunakan alat tradisional di wilayah binaannya, di Kampung Amoi, Distrik Warsa, Kabupaten Biak Numfor, Selasa (30/4/2024).
Sagu merupakan makanan khas sebagian besar suku di Papua, yang diproses melalui beberapa tahapan, mulai dari penebangan, penokokan menggunakan alat tradisional, hingga penyaringan dan pengolahan serbuk menjadi tepung sagu yang dapat dijadikan berbagai makanan lokal seperti papeda dan jajanan tradisional.
Dikatakan Praka Thomas Natai kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan diri dengan warga dan memahami proses pengolahan sagu yang masih menggunakan alat tradisional. Kami berharap dapat memupuk rasa kebersamaan dan menjaga warisan budaya yang penting bagi kami orang Papua, khususnya di Kampung Amoi.
“Memeras atau meramas ela (serbuk sagu yang telah ditokok) dilakukan pada wadah khusus dari pelepah daun sagu yang telah dirancang menyerupai saluran pembuangan, dengan tujuan agar air dari perasan serbuk sagu bisa terpisah dari sari patih sagu yang nantinya menjadi tepung sagu dan di olah menjadi papeda dan berbagai jajanan lokal,” kata Praka Thomas.
Sementara itu, Bapak Nimbrot Mamoribo selaku pemilik sagu menyampaikan kita perlu menjaga dan melestarikan budaya ini agar tidak punah oleh zaman. Ini adalah bagian dari identitas kami sebagai orang Papua, dan juga khususnya di Kampung Amoi.
“Dengan adanya kolaborasi antara Babinsa dan masyarakat lokal, diharapkan tradisi pengolahan sagu ini dapat terus dilestarikan dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Papua,“ pungkasnya.
Otentifikasi : Pendam XVII/Cenderawasih