Oleh Mikael Amnan
Editor: Ida Bastian
Portalindonews.com – Papua, sebagai bagian integral dari Indonesia, telah menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga keamanan dan mendorong pembangunan di wilayahnya. Salah satu ancaman yang menonjol belakangan ini adalah Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua, yang telah melakukan serangkaian tindakan kekerasan yang mengancam stabilitas dan kemajuan Papua.
Aparat keamanan Indonesia, khususnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), telah menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi dalam upaya menjaga keamanan di Papua. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka terus meningkatkan kehadiran dan operasi di wilayah tersebut untuk merespons ancaman yang berasal dari KST Papua. Upaya peningkatan keamanan ini melibatkan peningkatan patroli, pengawasan wilayah, dan operasi khusus guna memberantas sel-sel teroris.
Seperti yang dilakukan Satgas Pamtas Statis RI-PNG Yonif 122/Tombak Sakti Pos Yamara dengan patroli di sekitar Kampung Yanemyo, Kabupaten Keerom, Papua, guna memastikan situasi aman dan kondusif. Komandan Pos (Danpos) Yamara, Sertu Kelpin Saputra mengatakan patrol keamanan di kampung juga untuk menciptakan keamanan serta mengantisipasi tindakan kriminal atau bahkan teror dari KST Papua. Saputra juga menyebut patrol keamanan tersebut sering dilakukan guna memberikan rasa aman bagi warga yang ada di kampung dan sekitarnya. Pihaknya akan terus melaksanakan patroli, apalagi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024
Dalam konteks ini, peran aparat keamanan tidak hanya terbatas pada penegakan hukum, tetapi juga mencakup upaya untuk membangun hubungan yang baik dengan masyarakat Papua. Keterlibatan aktif dengan masyarakat setempat menjadi kunci penting dalam memenangkan hati dan pikiran warga, sehingga dapat mencegah rekrutmen dan dukungan terhadap KST Papua.
Ancaman teror KST Papua tidak hanya memiliki dampak langsung terhadap keamanan, tetapi juga dapat menghambat proses pembangunan dan kemajuan di Papua. Investasi dan proyek pembangunan seringkali terhenti atau tertunda akibat ketidakstabilan keamanan yang disebabkan oleh serangan KST Papua. Hal ini merugikan Papua dan menghambat upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan infrastruktur di wilayah tersebut.
Hal ini terlihat pada apa yang dilakukan KST Papua di Kampung Mamba, Distrik Sugapa. KST Papua kembali beraksi dengan membakar rumah dinas anggota DPRD Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah. Komandan Satgas Yonif 330/Tri Dharma Mayor Infanteri Dedy Pungky Irawanto menjelaskan aksi anggota KST Papua tersebut membuat sedikitnya 30 warga setempat ketakutan, hingga mendatangi Pos TNI Satgas 330/Tri Dharma untuk meminta perlindungan.
Aksi yang dilakukan anggota KST Papua Intan Jaya semakin brutal, karena tidak hanya meneror aparat keamanan, tetapi juga menyasar masyarakat setempat. Selain itu, aksi anggota KST Papua merusak fasilitas yang dibangun pemerintah daerah dan melakukan teror juga mengakibatkan situasi keamanan menjadi tidak kondusif. Dedy menilai hal ini sungguh ironis, karena pada saat pemerintah berupaya melakukan pemerataan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Intan Jaya, KST Papua justru terus melakukan aksi yang merugikan masyarakat. Ulah KST Papua ini lah yang menjadi faktor penghambat laju pertumbuhan pembangunan dan ekonomi, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Intan Jaya.
Oleh sebab itu, pentingnya kerjasama antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat Papua tidak dapat diabaikan dalam melawan KST Papua. Kerjasama yang erat ini dapat menciptakan sinergi dalam upaya menjaga keamanan dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Diantaranya adalah pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang diharapkan bisa menjadi embrio pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan perbatasan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan pembangunan PLBN tidak hanya sebagai gerbang masuk, namun menjadi embrio pusat pertumbuhan ekonomi kawasan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan. Selain itu, pembangunan PLBN ini tidak hanya menjadi kebanggaan bangsa Indonesia sebagai bangsa besar, tetapi yang terpenting adalah fungsi pertahanan keamanan.
Kementerian PUPR terus berupaya mengurangi disparitas dan memeratakan pembangunan infrastruktur khususnya di kawasan perbatasan. Salah satunya melalui pembangunan PLBN, yang juga merupakan upaya pemerintah untuk menjaga kedaulatan negara.
Pemerintah terus memastikan bahwa setiap langkah pembangunan diambil dengan memperhatikan kepentingan semua kelompok masyarakat. Karenanya seluruh elemen masyarakat juga harus bersama-sama menjaga semangat kerukunan dan kerjasama dalam keragaman di Papua. Keberagaman budaya Papua yang kaya harus menjadi kekuatan bagi kemajuan, bukan sumber konflik.
Sementara aparat keamanan berusaha menjaga Papua dari gangguan teror KST Papua, penting untuk dipahami bahwa keberhasilan upaya pengamanan dan pembangunan di Papua memerlukan dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat Indonesia. Sebab, pembangunan di Papua merupakan perjalanan panjang yang memerlukan kerjasama dan keterlibatan semua pihak. Solidaritas dan kesatuan adalah kunci untuk memastikan keamanan dan kemajuan di Papua. Dengan mengatasi ancaman teror KST Papua, kita dapat membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah bagi Papua dan seluruh wilayah Indonesia.
Penulis merupakan mahasiswa Papua yang tinggal di Sumatera Selatan