Oleh : Adhitya Akbar
Editor : Ida Bastian
Penurunan kasus Covid-19 yang terjadi belakangan ini diharapkan tidak membuat masyarakat lengah dan abai Prokes. Hingga saat ini penularan Covid-19 masih terjadi, sehingga masyarakat harus terus tetap waspada.
Saat ini, kondisi penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia memang terus membaik dengan ditandai kurva penularan yang terus melandai dan bahkan bisa terjaga dalam kurun waktu lama. Termasuk ketika diuji dengan adanya libur Hari Lebaran pada 2022 kemarin, yang nyatanya sama sekali tidak ada lonjakan kasus secara signifikan.
Hal tersebut membuktikan bahwa memang Pemerintah serius dalam penanganan pandemi, dan pengendalian pandemi yang selama ini terus diupayakan oleh berbagai pihak memang terbukti berhasil. Kendati demikian, Prof. Wiku Adisasmito selaku Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 menyatakan bahwa potensi penularan Covid-19 masih ada.
Potensi atau risiko yang ternyata masih ada tersebut ditunjukkan dengan masih adanya tingkat positif apabila diukur dalam kurun waktu mingguan di tingkat Nasional, yang mana berada pada angka 0,33 persen. Meski angka tersebut bisa dikatakan sangat kecil, namun bukan berarti bahwa seolah pandemi memang sudah benar-benar lenyap begitu saja.
Selama masih ada kasus positif, meskipun angkanya sangat kecil sama saja menandakan bahwa potensi atau risiko dari keterjangkitan masyarakat terhadap Covid-19 masih tetap ada. Untuk itu, Prof. Wiku dengan tegas mengimbau seluruh masyarakat supaya tidak lengah dan jangan sampai tiba-tiba meninggalkan kebiasaan pola hidup yang bersih dan sehat yang selama masa pandemi sudah banyak dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian.
Dikatakan oleh Prof. Wiku, bahwa sejatinya dengan terus menggalakkan pola hidup yang bersih dan sehat tersebut, bukan hanya sekedar menjadi upaya masyarakat untuk bisa waspada terkait ancaman potensi terjangkit Covid-19, namun juga sangatlah bermanfaat untuk bisa mencegah potensi serangan virus maupun penyakit lainnya. Bahkan bukan hanya pola hidup saja, namun ditambahkan olehnya bahwa juga sangat penting bagi masyarakat supaya memiliki kesadaran diri untuk melakukan pengetesan diri apabila dirinya telah mengunjungi keramaian ataupun setelah melakukan perjalanan jarak jauh.
Selain itu, tidak henti-hentinya Jubir Penanganan Covid-19 ini juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk terus mematuhi protokol kesehatan. Terlebih apabila terdapat pasien yang sudah terindentifikasi positif COVID-19 atau mengalami beberapa gejala yang diduga COVID-19, maka sesegera mungkin langsung melakukan isolasi mandiri atau bisa juga datang ke layanan kesehatan terdekat.
Sementara itu, pendapat yang serupa juga diucapkan oleh Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI dr. Retno Asti Werdhani, bahwa meski pengendalian pandemi Covid-19 sudah sangat bagus dilakukan, namun masyarakat jangan sampai menjadi lengah dan seolah menganggap kalau pandemi memang sudah berakhir 100 persen sehingga tidak melakukan proteksi diri.
Belakangan memang sudah ada banyak gagasan yang memulai fase peralihan dari pandemi menjadi endemi. Status ini dijelaskan oleh dr Retno bahwa sama sekali bukan artinya seolah virus itu sudah lenyap begitu saja. Melainkan masyarakat akan hidup bersama atau berdampingan dengannya, yang mana berarti virusnya akan masih tetap ada. Bahkan dikatakan olehnya bahwa jika manusia menunggu virus tersebut musnah atau lenyap, maka pasti akan membutuhkan proses dan waktu yang sangat lama.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) hingga saat ini belum mencabut status pandemi Covid-19 seiring masih terjadinya penularan kasus Covid-19 diberbagai belahan dunia, termasuk dengan munculnya varian Covid-19 baru. Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan selalu displin Prokes agar ledakan kasus Covid-19 dapat dihindari.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute