Portalindonews.com, SEMARANG — Ganjar Pranowo merupakan sosok pemimpin yang sangat peduli dengan anak muda penerus bangsa, dirinya berkomitmen untuk selalu mendorong semua prestasi para pemuda tersebut bahkan hingga menembus kancah dunia.
Capres dari PDI Perjuangan itu juga berpesan kepada para pemuda di Tanah Air agar memiliki keyakinan dan tidak mudah menyerah dalam upayanya mewujudkan cita-cita mereka.
Bahkan menurutnya di manapun jarak dan tempat dari anak-anak tersebut, sama sekali tidak menutup kemungkinan bahwa mereka mampu menjadi juara di tingkat dunia.
“Jarak, tempat, di mana kalian berada sangat mungkin jadi juara, bahkan dunia. Keren ya,” kata Ganjar.
Lebih lanjut, Gubernur Jawa Tengah itu juga menceritakan bagaimana pertemuannya dengan Fadillah Arbi, seorang anak muda yang mampu meraih podium pertama dalam FIM Junior GP Barcelona 2023 kelas Moto3.
Ganjar juga menerima dengan senang hati kunjungan yang dilakukan oleh Arbi untuk datang ke rumah dinasnya.
“Dengan senang hati. Karena kamu juara dunia, anak (asal) Purworejo,” katanya.
Menurut Ganjar, jelas saja sosok anak seperti Arbi ini menjadi bukti penegasan nyata bahwa memang para pemuda di Indonesia mampu menaklukkan dunia.
“(Inilah) mental juara, anak Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, terdapat tiga remaja yang berasal dari Aceh, Papua dan Jawa Tengah yang bersuara kepada Ganjar mengenai bagaimana beberapa permasalahan yang kerap kali dialami oleh para anak muda.
Mereka mengemukakan sejumlah persoalan seperti adanya pelecehan seksual, pendidikan layak hingga perkawinan dini.
Salah satunya, putra dari Merauke, Papua Selatan, Darwis Eka Setiadi yang menyatakan bahwa data di Papua Pegunungan, Papua Tengah hingga Papua Selatan terus menjadi provinsi dengan tingkat penyelesaian pendidikan SD hingga SMA terendah di Indonesia.
Menurutnya, anak yang putus sekolah tersebut dikarenakan adanya permasalahan ekonomi dan kurang adanya dukungan dari keluarga.
Maka dari itu, baginya memang sangat penting adanya pendekatan yang baik seperti bantuan untuk mengirimkan Ketua Suku setempat dan memberikan sosialisasi akan pentingnya pendidikan.
“Anak putus sekolah itu disebabkan pertama masalah ekonomi, lalu yang kedua adalah kurang dorongan dari keluarga. Saya lihat di Papua itu anak tidak sekolah dibiarkan oleh orangtuanya. Mau sekolah atau tidak terserah, yang penting orangtua mau membiayai,” katanya.
“Ini perlu pendekatan, mungkin dari Pemprov bisa mengirimkan kepada ketua suku di Papua untuk sosialisasi bahwa pendidikan itu penting,” ujar pelajar SMAN 3 Merauke itu.
Menanggapi bagaimana keluh kesah yang disampaikan oleh para pemuda itu, Ganjar Pranowo kemudian mengungkapkan bahwa memang berbagai persoalan tersebut merupakan sampel tentang persoalan yang masih terjadi di Indonesia.
Sehingga, pada forum anak nasional itu, perwakilan dari para pemuda di seluruh Tanah Air akan merumuskan seluruh persoalan dan kemudian rumusan tersebut disampaikan kepada Presiden Jokowi.
Bagi Ganjar, menjadi sangat penting pula agar para pemuda bisa diberikan ruang agar mereka bisa berbicara dan menyampaikan aspirasinya.
“Tadi kita ambil sampel. Ternyata ada kekerasan terhadap anak, perkawinan dini, dan akses sekolah,” jelasnya.
“Inilah yang menjadi perhatian kita bahwa anak-anak ini memang harus dibukakan ruang agar mereka berbicara dan menyampaikan aspirasi untuk anak-anak seusia mereka,” kata Ganjar usai acara.