Oleh : Aris Munandar
Editor : Ida Bastian
Indonesia memiliki berbagai daya tarik investasi seiring adanya kemudahan perizinan dan kepastian hukum bagi pengusaha atau investor. Berbagai kemudahan tersebut terbukti telah meningkatkan arus investasi di Indonesia.
Investasi di Indonesia telah menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor. Bahkan target realisasi investasi pemerintah Indonesia tahun 2021 telah berhasil mencapai angka 901 triliun. Angka tersebut ternyata telah melebihi target yang diinginkan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Wakil Direktur Institut for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mengatakan capaian tersebut patut diapresiasi, karena berhasil mencapai target, yakni dari Rp 856 triliun menjadi Rp 901 triliun. Hal ini menjadi alasan kuat bahwa pemerintah terus berbenah dan Indonesia akan menjadi negara kuat di saat negara-negara lain dalam kondisi terpuruk akibat krisis ekonomi usai pandemi Covid-19.
Penerapan UU Cipta Kerja sejauh dinilai ini belum menjadi daya tarik untuk investor, karena secara implementasi belum ada hasil maksimal dari UU Ciptaker. Artinya yang menjadi perubahan di kelembagaan belum bisa menjadi daya tarik buat investor, karena negara lain itu banyak yang berpotensi diresensi, dan itu yang membuat Indonesia menjadi kelihatan lebih baik.
Konsumsi menjadi hal dominan dalam pertumbuhan ekonomi satu negara, dan para investor akan melihat faktor ini jika mau berinvestasi di satu negara. Artinya, jelas konsumsi adalah bagian yang paling besar dan dominan di dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga menjadi salah satu pemikat bagi investor. Kondisi Indonesia yang tidak terpengaruh krisis ekonomi pasca pandemi Covid-19, sektor konsumsi menjadi faktor penyumbang terbesar dalam kesuksesan pencapaian nilai investasi yang besar itu.
Eko juga mengingatkan pemerintah jika para investor ini suatu saat akan meninggalkan Indonesia setelah krisis ekonomi ini berakhir. Untuk itu, perbaikan harus diperhatikan oleh Pemerintah agar investor tidak berpindah ke negara lain. Caranya adalah, tetap harus memperbaiki kecepatan investasi, lalu kemudian bisa menawarkan investasi yang siap untuk mereka investor eksekusi, jadi tidak perlu menunggu lama.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Center of Reform Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 sangat negatif akibat dihantam badai pandemi Covid-19, namun setelah masuk ke 2021 ekonomi Indonesia semakin membaik dan hal tersebut juga berpengaruh pada peningkatan nilai investasi. Salah satu indikator krisis adalah pertumbuhan ekonomi suatu negara itu mengalami pertumbuhan yang negatif dua kuartal berturut-turut, dan ini sudah dialami Indonesia pada 2020 lalu saat masa pandemi.
Menurutnya, data yang disampaikan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia adalah data tahun 2021, artinya Indonesia sudah masuk pada fase pemulihan usai dihantam Covid-19, hingga target investasi yang diraih saat ini tidak begitu mengejutkan. Yang dikhawatirkan saat ini adalah ancaman resesi global pasca pandemi, maksudnya resesi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 tahun 2020. Ini adalah yang kaitannya dipicu berbagai macam faktor, juga dikhawatirkan ada perlambatan pertumbuhan ekonomi, bahkan di beberapa negara seperti Amerika, Eropa juga terancam sudah kontraksi diperkirakan pada tahun ini.
Jika melihat berbagai indikator ekonominya atau indikator ekonomi makro, baik itu pertumbuhan ekonomi, maupun juga inflasi maupun nilai tukar, cadangan devisa dan termasuk juga ketenagakerjaan, inflasi Indonesia memang mengalami peningkatan, tetapi tidak se-ekstrem negara lain. Jika dikaitkan dengan nilai investasi, Indonesia sudah berada di posisi pemulihan usai pandemi, yang artinya nilai investasi dipastikan baik.
Namun, tren positif ini akan dilihat pada 2022, di mana pemerintah menargetkan nilai investasi di tahun 2022 mencapai Rp 1.000 triliun, dan target ini terbilang berat dengan kondisi global saat ini. Nanti bisa dilihat bagaimana tahun 2022 ini, mestinya sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang juga membaik.
Saat ini Indonesia memiliki tugas untuk menjaga agar Investasi di Indonesia bisa berkembang, karena dengan datangnya investasi, maka akan terbuka juga peluang pembukaan lapangan pekerjaan.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute