Soal Raperda Larangan Peredaran dan Penjualan Tuak, Dewan Objektif dan Tidak Diskriminatif

 

KOTA BENGKULU – Ketua Bapemperda DPRD Kota Bengkulu Solihin Een Adnan menegaskan dalam pembahasan Raperda Larangan Peredaran dan Penjualan Tuak, Dewan berusaha seobjektif mungkin serta tidak diskriminatif terhadap warga Kota Bengkulu yang berasal dari etnis tertentu. Ditemui usai rapat pembahasan Raperda ini beberapa waktu lalu, Solihin mengatakan kemajemukan masyarakat Kota Bengkulu menjadi salah satu pertimbangan Dewan dalam membentuk Raperda ini.

“Kita tetap mempertimbangkan saudara-saudara kita dari etnis lain yang dalam ritual budaya serta adat istiadatnya masih menggunakan tuak atau minuman beralkohol tradisional lainnya. Pada dasarnya kita berharap Raperda ini dapat menjembatani kepentingan seluruh masyarakat Kota Bengkulu tanpa diskriminasi terhadap etnis tertentu,” katanya.

Untuk menjawab pertanyaan masyarakat mengapa Raperda ini perlu dibentuk dan disahkan, Solihin menambahkan Bapemperda fokus pada tiga poin yakni daya rusak terhadap generasi muda, faktor kesehatan karena produksi tuak dilakukan oleh industri rumah tangga, tanpa menggunakan kemasan yang higienis serta keberadaan tuak tidak akan dapat dikendalikan sebelum adanya payung hukum yang jelas mengenai larangan peredaran maupun penjualannya.

“Kita tidak tahu ke depan bagaimana, siapa tahu justru anak-anak kita sendiri yang mengkonsumsinya. Dan tentu ini akan berdampak terhadap eksistensi generasi muda ke depan,” tutupnya.

Untuk diketahui, berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh BPOM Provinsi Bengkulu, kadar alkohol dalam minuman tuak berkisar 7 sampai 28 persen.

Penulis : zul

About Portalindonews

Check Also

Legasi Presiden Jokowi dalam Pengembangan Industri Kreatif Aceh melalui Program AMANAH

Oleh: Syifa Al-Mutmainnah  Editor: Ida Bastian   Portalindonews.com – Aceh kini resmi memiliki Gedung AMANAH, sebuah …