Portalindonews.com, Manggarai Barat – Di sela-sela rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN, Presiden RI Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh, di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Selasa (9/5) sore.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan PM Chinh didampingi sejumlah delegasi masing-masing untuk membicarakan potensi kerja sama kedua negara. Diantaranya terkait peningkatan kerja sama di sektor perdagangan, Indonesia-Vietnam sepakat memenuhi target USD 15 miliar pada 2028.
“Kedua pemimpin membahas mengenai upaya untuk memenuhi target perdagangan sebesar USD 15 miliar untuk 2028,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, di akun YouTube Sekretariat Presiden usai mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut.
Retno menjelaskan kedua pemimpin juga sepakat segera bernegosiasi mengenai perjanjian investasi bilateral atau bilateral investment treaty antara Indonesia Vietnam seiring dengan meningkatnya investasi dari kedua belah pihak.
“Kedua pemimpin juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang energi baru terbarukan (EBT),” lanjut Menteri Retno.
Sementara pada isu lainnya, Presiden Jokowi dan PM Pham Minh Chinh juga sepakat segera menyelesaikan pengaturan pelaksanaan dan proses ratifikasi terkait selesainya perundingan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di antara kedua negara.
“Mengenai penandatanganan atau selesainya perundingan ZEE Indonesia dan Vietnam yang sudah ditandatangani, kedua pemimpin sepakat agar implementing arrangement dan proses ratifikasi dapat segera diselesaikan. Selain itu, Bapak Presiden juga menyampaikan agar MoU mengenai kelautan dan perikanan dapat diselesaikan segera,” pungkas Retno.
Sebelumnya, Indonesia-Vietnam telah menandatangani tiga nota kesepahaman (MoU) saat Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada 22 Desember 2022 lalu.
MoU itu meliputi kerja sama penanggulangan terorisme, pemberantasan perdagangan gelap narkotika, zat psikotropik, dan prekursonya, serta kerja sama di bidang energi dan sumber daya mineral.
Selain ketiga kerja sama tersebut, Jokowi juga mengharapkan finalisasi kerja sama Indonesia-Vietnam di sektor perikanan dan pemberantasan praktik penangkapan ilegal.