Oleh : Safira Juliana
Editor : Ida Bastian
Kunjungan kerja Presiden Jokowi berhasil meningkatkan komitmen perusahaan Jepang dalam melakukan investasi ekonomi di Indonesia. Rangkaian kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Asia Timur ini dilakukan untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi, baik perdagangan dan investasi. Hal ini penting dilakukan melihat kondisi dunia yang tidak pasti, dan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional akibat Pandemi Covid-19.
Diketahui pada Jum’at 29 Juli dini hari, rombongan Presiden Jokowi tiba di tanah air usai menjalani kunjungan kerja ke tiga negara di Kawasan Asia Timur, yakni Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Pesawat yang ditumpangi oleh Presiden Jokowi mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah menempuh lebih kurang tujuh jam perjalanan dari Seoul Airbase Seongnam, Korea Selatan.
Turut ikut dalam rombongan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menjelaskan bahwa lawatan Presiden kali ini membawa hasil positif bagi Indonesia. Dimana dalam kunjungan tersebut Indonesia berhasil memperkokoh kerja sama ekonomi dengan negara-negara tersebut. Hal ini dikarenakan adanya kepercayaan yang kuat atas pertumbuhan ekonomi di Indonesia dari pemerintahan ataupun pihak swasta dari negara-negara Asia Timur tersebut.
Menlu menambahkan bahwa kepercayaan tersebut lahir karena di tengah situasi dunia yang dipenuhi rivalitas dan adanya upaya pembendungan pengaruh antar negara, Indonesia justru memperkuat rajutan persahabatan dan kerja sama konkret dengan negara-negara di dunia. Upaya ini akan terus dilakukan Indonesia untuk memperkuat dukungan global dalam Presidensi Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) tahun ini, sembari mempersiapkan diri untuk keketuaan di ASEAN tahun depan.
Salah satu hal yang dapat diapresiasi dari kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Asia Timur ini adalah komitmen dari sejumlah perusahaan Jepanng yang menyampaikan minat dan rencana perluasan investasi di Indonesia. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam menyatakan bahwa komitmen investasi dari perusahaan-perusahaan Jepang terhadap Indonesia memiliki nilai yang sangat fantastis, yakni mencapai nilai USD 5,2 miliar, atau sekitar Rp. 75,4 triliun.
Pada pertemuan yang digelar di Imperial Hotel, Tokyo pada Rabu 27 Juli ini, Presiden Jokowi bertemu dengan petinggi perusahaan-perusahaan besar yang ada di Jepang. Petinggi perusahaan yang hadir antara lain Toyota Motor Group Corp, Sojitz Corp, Mitsubishi Group Corp, Denso Corp, Sharp Corp, Inpex Corp, hingga Kansai Electronic Power. Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia sangat menghargai kualitas investasi dari Jepang.
Pada kesempatan itu pula, Presiden menyampaikan bahwa sebagai negara demokrasi terbesar keempat di dunia, check and balances dalam sistem Pemerintahan Indonesia berjalan dengan baik. Keadaan politik dalam negeri juga sangat stabil, dengan pertumbuhan ekonomi yang juga cukup baik. Presiden juga menambahkan jika Indonesia memiliki cadangan devisa sebesar USD 135 miliar, dan beliau berharap investasi yang hadir di Indonesia dapat berguna untuk membangun ekonomi hijau termasuk di bidang transisi energi.
Beberapa perusahaan yang menyampaikan minatnya untuk menanamkan modal di Indonesia adalah Toyota Motor Corp di bidang kendaraan berbasis hybrid. Sojitz Corp di bidang proyek methanol yang akan bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia. kemudian Mitsubishi Corp di bidang otomotif dan polyester film, dengan Mitsubishi Motor Corps di bidang industry otomotif, dan Mitsubishi Chemical Corp di bagian polyester film.
Selanjutnya Denso Corp menyatakan ingin merelokasi usahanya dari Amerika Serikat di bidang industri suku cadang kendaraan roda empat. Toyota Shuso di bidang pengelolaan Pelabuhan Patimban. Sharp Corp di bidang pabrik AC. Inpex Corp di bidang industri migas, dan Kansai Electronic Power di bidang industri pembangunan pabrik listrik
Selain bertemu dengan petinggi-petinggi perusahaan besar di Jepang, Presiden Jokowi juga bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida. Dalam pertemuan ini diperoleh kesepakatan untuk memperkuat kerja sama di bidang perdagangan dan investasi. Kemudian pula diperoleh kesepakatan mengenai pembaharuan kemitraan ekonomi Indonesia dan Jepang (IJEPA). Selain itu, dari pertemuan ini diketahui Jepang menyatakan kesiapan negaranya yntuk meminjamkan dana senilai 43,6 miliar yen atau Rp. 4,7 triliun kepada Indonesia untuk membangun proyek infrastruktur.
Sebagai informasi, Indonesian-Japan Economic Partnership Agreement atau IJEPA merupakan sebuah kesepakatan mengenai kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Jepang yang dilandasi dengan prinsip EPA (Economic Partnership Agreement). IJEPA diladasi oleh tiga pilar utama yaitu liberalisasi, fasilitasi investasi/perdagangan dan kerjasama. IJEPA memiliki tujuan untuk peningkatan kinerja perdagangan barang, perdagangan jasa, peningkatan investasi, pengiriman tenaga kerja, daya saing, serta daya beli masyarakat.
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang, Presiden Jokowi secara khusus meminta agar Jepang dapat memberikan dukungan penurunan tarif untuk beberapa produk dan komoditas ekspor Indonesia seperti tuna, pisang, dan nanas. Selain itu, beliau juga meminta akses pasar untuk produk mangga.
Selain membahas mengenai kerjasama perdagangan dan investasi ekonomi, Presiden juga secara langsung mengundang kehadiran Perdana Menteri Kishida untuk menghadiri KTT G20 yang akan berlangsung di Bali pada Bulan November. Jepang juga menegaskan bahwa negaranya akan bergabung dalam latihan militer gabungan Garuda Shield yang dijadwalkan akan dilangsungkan pada Bulan Agustus. Latihan Garuda Shield ini juga akan melibatkan pasukan Amerika Serikat dan Australia.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia berharap agar segala investasi yang berasal dari Jepang dapat berjalan dengan lancar sekaligus dapat berjalan beriringan dengan pengusaha Indonesia secara harmonis dan saling menguntungkan kedua belah pihak. Dirinya juga menyatakan kesiapannya untuk mengawal investasi dari Jepang ini.
Komitmen yang didapatkan dari hasil kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Jepang merupakan sebuah hal yang patut kita apresiasi sebagai Rakyat Indonesia. Karena Jepang sebagai salah satu investor terbesar di Indonesia masih mempercayai negara kita untuk mengelola perekonomiannya di tengah Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia. Semoga investasi yang diberikan Jepang dapat meningkatkan perekonomian dengan membuka lapangan pekerjaan baru di Indonesia. Semoga ke depannya dan kualitas hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang menjadi lebih erat dan saling menguntungkan satu sama lainnya.
)* Penulis adalah kontributor untuk Pertiwi Institute